Bisakah Indonesia Memiliki Internet Sendiri?

Bisakah Indonesia Memiliki Internet Sendiri?
info gambar utama

Memiliki saluran sendiri sangat berguna agar masyarakat Indonesia dapat mengaplikasikan internet dalam kehidupan sehari-hari atau internet of things. Bisakah Indonesai?

Dosen Telkom University (Tel-U), Khoirul Anwar optimis Indonesia bisa memiliki channel (saluran) internet sendiri agar tidak “bertabarakan” dengan saluran milik negara atau perusahaan lain.

Internet of Things atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Kemampuannya seperti berbagi data, remote control dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.

Masalahnya, kata Khoirul, apakah koneksi internet di Indonesia sudah siap? “Karena jika kita lihat di berbagai negara, problem koneksi ini sudah dapat diselesaikan. Tetapi di Indonesia masih ketinggalan,” ujar penemu konsep dua Fast Fourier Transform (FFT) yang di kemudian hari dipakai dalam teknologi 4G LTE itu.

merdeka.com

Meski demikian, mantan Asisten Profesor di Japan Advanced Institute of Science and Technology School of Information Science Jepang ini optimis. Indonesia dapat mengembangkan saluran sendiri yang tidak terganggu atau bertabrakan dengan saluran lainnya.

Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu mencontohkan saluran yang ditemukan oleh para peneliti dari Stanford University yang kemudian disebut dengan Stanford University Channel dan dijadikan model oleh banyak negara.

“Saya kira kita akan mampu membuat seperti itu meski tentu harus kita akui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Saya sendiri masih terus melakukan penelitian untuk mendesain device (alatnya), selain juga meneliti tentang salurannya,” ujarnya.

Khoirul Anwar mengungkapkan hal tersebut di sela acara The 22nd Asia-Pacific Conference on Communications yang diselenggarakan di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta.

Bertema “Advancement of Science, Technology, and Applications in Communications for Humanity”, konferensi yang diselenggarakan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Chapter Indonesia ini diikuti oleh 401 peneliti dari 23 negara.

Internet | wallpapercave.com
info gambar


Konferensi ini menghadirkan sembilan pembicara utama (keynote speakers) serta lima pembicara lain dalam sesi tutorial. Mereka antara lain datang dari Tohoku Institute of Technology Jepang, Deakin University Australia, Swansea University Inggris, University of Electronic Science and Technology of China, Chung-Ang University, Korea Selatan, PT Telkom Indonesia, dan Telkom University (Tel-U), Bandung.

Rektor Tel-U, Prof Ir Mochamad Ashari berharap konferensi ini dapat menjadi ajang untuk bertukar pengetahuan dan informasi mengenai penelitian-penelitian terbaru. Sekaligus memperkuat hubungan di antara para peneliti dari berbagai negara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini