Lumpini Park, Taman Tertua di Thailand yang Terinspirasi dari Kebun Raya Bogor

Lumpini Park, Taman Tertua di Thailand yang Terinspirasi dari Kebun Raya Bogor
info gambar utama

Jejak peninggalan hubungan Indonesia dan Thailand tidak hanya bisa dilihat dari Kampung Jawa yang ada di Shatorn yang merupakan pusat bisnis kota Bangkok. Sebuah taman yang dibangun berpuluh – puluh tahun silam membuktikan bahwa relasi kedua negara ini sudah terbangun sejak dulu kala. Lumpini Park, demikian namanya adalah taman terbesar sekaligus yang tertua di Thailand ini terinspirasi dari keberadaan Kebun Raya Bogor di Indonesia.

Caption (Sumber Gambar)

Berdasarkan apa yang tercatat dalam National Archives of Thailand (NAT) bahwa Raja Rama V Chulalongkorn , penguasa Thailand saat itu pernah melakukan perjalanan ke Indonesia pada abad ke-19. Salah satu tempat yang dikunjunginya adalah Kebun Raya Bogor. Sekembalinya ia ke negaranya, sang raja yang begitu terinspirasi dengan keindahan dan keasrian Kebun Raya Bogor pun ingin membuat sebuah taman yang mirip dengan Kebun Raya Bogor.

Pemerintah Kerajaan Thailand pun mendatangkan pekerja dari Jawa untuk membangun Lumpini agar mirip dengan apa yang ada di Kebun Raya Bogor. Tidak hanya itu, mereka juga membawa pohon asam jawa agar ditanam di Taman Lumpini.

Tidak hanya rekreasi, taman ini sering dijadikan tempat untuk berolahraga (packthailand.com)

Taman yang diberi nama seperti tempat kelahiran Buddha ini didedikasikan sebagai persembahan sang raja kepada masyarakatnya pada tahun 1920. Sebagai taman utama di kota Bangkok, Lumpini tidak hanya menawarkan keasrian dan kesejukan udara. Suasana alam yang begitu terasa, didukung oleh keberagaman ekosistem yang ada, mulai dari hewan – hewan yang bebas berkeliaran serta tanaman baik itu pohon dan bunga yang begitu indah menghiasi taman ini.



Sumber : kompas.com

Sumber Gambar Sampul : bangkok.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini