Universitas Batik Berhasil Budidayakan Ulat Sutera Pemakan Daun Singkong

Universitas Batik Berhasil Budidayakan Ulat Sutera Pemakan Daun Singkong
info gambar utama

Kain Sutera dikenal sebagai kain yang memiliki nilai tinggi. Penyebabnya adalah selain kualitasnya yang tinggi, proses pembuatannya pun ternyata tidak mudah. Sebab kain sutera membutuhkan benang sutera yang dipanen dari ulat sutera. Padahal biaya budidaya ulat sutera sendiri sudah terbilang mahal akibat pakannya yang harus berupa daun murbei. Menyadari kendala pakan tersebut, tim riset Universitas Islam Batik (Uniba) Surakarta kemudian mencoba membudidayakn Ulat Sutera yang bisa memakan daun singkong.

Seperti dilansir Okezone.com, tim riset Uniba dilaporkan telah berhasil membudidayakan Ulat Sutera dengan pakan daun singkong yang hasil seratnya sama baiknya seperti Ulat Sutera pemakan daun murbei. Riset tersebut dilakuakn di Desa Jeblok, Karangtengah, Wonogiri. Tim yang terdiri dari beberapa ahli dari pertanian, Entomologiest (serangga), pakar pertanian, dan kewirausahaan tersebut telah melakukan uji coba dan penelitian sejak tahun 2014 hingga 2016.

Ketua tim riset, Dra. Tri Murti, MM menjelaskan bahwa penerapan Iptek berbasis riset dalam pengembangan budidaya ulat sutra (samia chyntia richini boisduval) pemakan daun singkong secara terpadu tersebut merupakan program Hi-Link Dit Litabmas Dikti yang juga mendapat dana dari Kemenristekdikti.

"Tim ini bekerja sama melakukan penelitian budidaya ulat sutra pemakan daun singkong dari awal pembibitan sampai produksi tenun," jelas perempuan yang juga Dosen Ilmu Ekonomi di Uniba Surakarta itu.

Tujuan dari inisiatif penelitian tersebut antara lain adalah untuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat di wilayah Wonogiri. Selain itu, penelitian ini juga merupakan upaya mengembangkan model kerjasama penerapan teknologi berbasis penelitian antara Uniba, Pemda Wonogiri dan Kagosi sebagai industri mitra.

Seorang ahli serangga yang juga anggota tim riset, Sulistyo Winarno juga menjelaskan bahwa sejatinya ulat sutra pemakan daun singkong pertama kali dibawa dari China oleh Prof.Solahudin dari UNS Surakarta.

"Rencananya bibit ulat sutra tersebut sebenarnya akan diteliti di kampus UNS, namun batal dilakukan," ungkap Sulistyo Winarno.

Pembatalan tersebut kemudian membuat penelitian dialihkan pada peneliti Uniba. Hasilnya sangat bagus sekali sebab saat Ulat Sutera pemakan daun singkong dibudidayakan di daerah bersuhu dingin, hasil kokon ulat sutra tidak akan cepat diserang jamur.

Sumber : Okezone.com
Sumber Gambar Sampul : takepart.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini