KBRI Damaskus Tampilkan Pemandangan Yang Berbeda di Suriah, Ada Apa ya?

KBRI Damaskus Tampilkan Pemandangan Yang Berbeda di Suriah, Ada Apa ya?
info gambar utama

Ada pemandangan yang berbeda di Suriah. Ketika kebanyakan berita dari Suriah mengabarkan tentang perang, pada 28-30 September yang lalu sekitar 500 warga Homs, Suriah berkumpul di Gedung Kebudayaan. Mereka khusyuk menonton layar lebar yang menampilkan aktor asal Indonesia, Reza Rahadian beradu akting dengan Bunga Citra Lestari. Kira-kira ada apa ya?

Ternyata saat itu sedang diadakan Pekan Film Indonesia (PFI) yang diselerenggarakan oleh KBRI Damaskus. Homs merupakan kota kedua yang disambangi PFI setelah Lattakia. Dalam pekan film tersebut, KBRI menyajikan film terbaik karya Indonesia seperti Habibie-Ainun.

Gubernur Homs, Talal Barazi sangat menyambut acara tersebut dan mengatakan pada Dubes RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, "Selamat datang di kota Homs, ibu kota kebudayaan Suriah."

Sementara Djoko dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkeliling kota-kota besar di Suriah untuk menyelenggarakan PFI dengan pesan perdamaian dan persahabatan pada luka konflik di Suriah.

“Semoga melalui event kebudayaan ini diharapkan akan semakin menguatkan hubungan Indonesia-Suriah pada level masyarakat,” tambah Djoko.

Dalam pemutaran film yang mengisahkan kisah romantis Presiden ke-3 RI, BJ Habibie dengan istrinya Hasri Ainun Habibie tersebut, beberapa penonton tampak terharu. Seperti Naya Kailani yang mengungkapkan, "Luar biasa kecintaan presiden BJ Habibie terhadap istrinya itu, sungguh film yang sangat menyentuh hati."

Barazi yang juga menonton film tersebut kemudian mengungkapkan rasa salutnya terhadap gagasan Habibie.

"Saya Salut dengan gagasan menyatukan 17 ribu pulau-pulaur di Indonesia menggunakan pesawat. Di Suriah kami hanya memiliki satu pulau saja. Saya tidak bisa membayangkan betapa besarnya Indonesia itu," ungkapnya.

Pejabat Pensosbud KBRI Damaskus, AM Sidqi mengungkapkan bahwa kota Homs merupakan kota kedua yang dipilih untuk mengadakan PFI setelah Lattakia. Kota ini pilih karena merupakan kota kebudayaan yang memiliki fasilitas teater yang memadai.

Homs, merupakan kota yang berhasil menerapkan rekonsiliasi untuk mengakhiri konflik. Pada awal krisis tahun 2012, kota ini merupakan kota yang paling hancur di Suriah. Hampir seluruh kawasan kota tua Homs hancur karena konflik. Tidak heran bila kemudian kota ini sempat dijuluki sebagai ibu kota revolusi dan pemberontakan. Hingga pada tahun 2014 kota Homs dikuasai oleh Pemerintah Suriah lewat upaya rekonsiliasi.

“Dengan demikian, diplomasi perdamaian dan persahabatan melalui film akan menemukan ‘rumah’nya di kota Homs ini,” ujar Sidqi.

PFI di Suriah belumlah usai, puncak acara baru akan terjadi pada tanggal 5-7 Oktober di Damaskus, tepatnya di Gedung Opera Damaskus. Akan ada tiga film yang tayang di acara puncak tersebut, diantaranya film Habibie-Ainun, film karya sutradara Rizal Mantovani, 5cm, dan film Tenggelamnya Kapal Van der Wick karya sutradara Sunii Soraya.


Sumber : KBRI Suriah
Sumber Gambar Sampul : facebook.com / Kedutaan Besar RI Damaskus

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini