Inilah Empat Anak Bangsa Peraih Habibie Award 2016

Inilah Empat Anak Bangsa Peraih Habibie Award 2016
info gambar utama

Riset dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Dedikasi tinggi dan pengembangan tiada henti merupakan etos bagi para ilmuwan. Tidak terkecuali bagi para ilmuwan Indonesia. Itu sebabnya ada kalanya para ilmuwan tersebut mendapatkan apresiasi berupa penghargaan. Seperti penghargaan Habibie Award XVIII yang diterima oleh empat ilmuwan Tanah Air yang dinilai telah banyak berkontribusi pada ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.

Seperti diberitakan oleh Berita Satu, penghargaan tersebut diberikan kepada Hendra Gunawan, Raymond R. Tjadrawinata, Tommy Firman dan Sapardi Djoko Damono pada Rabu (5/10) yang lalu. Penghargaan ini merupakan penghargaan tahunan yang diberikan oleh Yayasan Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan (SDM-Iptek) yang didirkan oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J Habibie.

"Habibie Award merupakan penghargaan dari Yayasan SDM Iptek kepada perseorangan atau badan yang dinilai sangat aktif dan berjasa besar dalam menemukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan berbagai kegiatan iptek yang baru, serta bermanfaat secara berarti bagi peningkatan kesejahteraan, keadilan, dan perdamaian," kata Ketua Pengurus Yayasan SDM IPTEK, Wardiman Djojonegoro.

Hendra Gunawan, Peraih Habibie Award 2016 kategori Ilmu Dasar (Foto: news.detik.com)
info gambar

Hendra Gunawan merupakan peraih Habibie Award untuk kategori Ilmu Dasar. Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dianggap sebagai matematikawan paling produktif di Indonesia. Sejauh ini, Hendra telah menulis 30 karya ilmiah tentang fourier analysis, 32 karya tentang functional analysis, dan 14 karya ilmiah tentang bidang matematika lainnya. Dari sekian banyak karya ilmiah yang dihasilkan oleh Hendra, sebanyak 55 karya telah dipublikasikan dalam jurnal internasional yang terindeks pada Mathematical Reviews dan sebanyak 14 karya ilmiahnya ditulis atas nama sendiri.

Sebagai seorang anak bangsa, Hendra juga dikenal sebagai inovator dalam bidang modern fourier analysis. Analisis tersebut merupakan analisis matematika yang digunakan untuk memecahkan masalah perubahan bentuk gelombang kompleks menjadi komponen sinusoida. Tidak cukup sebagai ilmuwan, Hendra juga merupakan sosok yang turut berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan matematika lewat situs bermatematika.net dan berusaha menarik minat anak-anak pada ilmu pengetahuan lewat situs anakbertanya.com

Raymond Tjandrawinata peraih Habibie Award 2016 (Foto: antotehe.ga)
info gambar

Kemudian untuk bidang Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi, Habibie Award tahun ini diserahkan kepada Raymond R. Tjandrawinata. Seorang ilmuwan bidang farmasi yang merupakan pendiri sekaligus Direktur Pengembangan dan Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS). Dirinya merupakan pemegang empat hak paten farmasi di dalam negeri dan 16 hak paten di berbagai negara.

DLBS merupakan lembaga riset multidisiplin untuk kemajuan obat-obatan berbahan alami dari Nusantara. Sampai saat ini, DLBS telah menghasilkan tujuh produk farmasi yang telah banyak digunakan oleh para dokter di Tanah Air maupun internasional dari berbagai spesialis keahlian.

Tommy Firman peraih Habibie Award 2016 kategori Ilmu Rekayasa (Foto: itb.ac.id)
info gambar

Penghargaan Habibie Award lainnya jatuh kepada Tommy Firman untuk bidang Ilmu Rekayasa. Tommy merupakan Guru Besar Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah meraih berbagai penghargaan di bidang perencanaan wilayah dan tata kota. Selain itu Tommy juga produktif menghasilkan jurnal penelitian internasional.

Sapardi Djoko Darmono (Foto: idwriters.com)
info gambar

Tidak hanya bidang ilmu pengetahuan, Habibie Award juga memberikan penghargaan untuk bidang kebudayaan. Dalam kategori ini, penghargaan diberikan kepada seorang sastrawan senior, Sapardi Djoko Damono. Sapardi merupakan mantan dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang dikenal terus aktif menulis sajak, menerjemah, dan menjadi juri berbagai sayembara bidang-bidang sastra. Tidak hanya itu, pria kelahiran Surakarta ini juga masih aktif terlibat dalam dunia teater.

Sapardi juga telah banyak menerbitkan buku kumpulan sajak sejak tahun 1969. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah Duka-Mu Abadi, Mata Pisaus, Akuarium, dan karya terbarunya Melipat Jarak dan Babad. Sajak-sajaknya sangat populer hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti bahasa Arab, Hindi, Jepang, Mandarin, Prancis, Inggris dan banyak lainnya. Menariknya, karya Damono sering kali dikutip untuk undangan pernikahan, kalender, poster bahkan diadaptasi dalam musik dan film.

Keempat anak bangsa tersebut selain berhak mendapatkan medali Habibie Award, mereka juga berhak mendapatkan hadiah sebesar US$ 25.000 atas dedikasi, prestasi dan hasil karyanya.

Baca juga: Tiga Ilmuwan Bangsa Raih Anugerah Habibie Award 2015

Wardiman mengatakan terus berharap bahwa Habibie Award akan mampu mendorong semangat para ilmuwan-ilmuwan Indonesia untuk terus berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya bagi para ilmuwan senior tetapi utamanya untuk para ilmuwan muda yang akan meneruskan estafet penelitian di negeri ini. Sebagai bentuk kontribusi yang riil terhadap bangsa dan negara.

Sumber : Berita Satu
Sumber Gambar Sampul : berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini