Tekad Indonesia Torehkan Sejarah di Pesisir Hindia

Tekad Indonesia Torehkan Sejarah di Pesisir Hindia
info gambar utama

Menjadi ketua bagi Asosiasi Negara – Negara Pesisir Samudera Hindia, atau Indian Ocean Rim Association (IORA) pada periode 2015 – 2017, Indonesia benar – benar siap untuk menjadi payung besar dalam mengkatalisasi kerjasama antara negara – negara yang berbatasan langsung dengan samudera hindia. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin dalam perundingan para menteri IORA pada 27 Oktober nanti. Perundingan tersebut juga akan menjadi ajang deklarasi norma – norma kesepakatan umum bagi negara – negara anggota IORA di Nusa Dua, Bali.

Seperti yang diketahui bahwa 50 persen produksi minyak mentah dunia menggunakan negara – negara pesisir samudera hindia sebagai jalur perdagangan utama. Selain itu, wilayah ini menyumbang lebih dari 10 persen ikan laut hasil tangkapan dunia dan menjadi tempat bagi 40 persen pengeboran minyak lepas pantai. Negara – negara pesisir samudera hindia merupakan jalur yang sangat strategis bagi dunia bisnis dan berpotensi besar sebagai kekuatan baru dunia dalam dunia ekonomi melalui perdagangan. Apabila ada aturan baku atau nota kesepahaman yang bisa dilaksanakan secara bersama – sama dari negara – negara IORA dalam pengembangan ekonomi dan model kerjasama tersebut, maka tidak menutup kemungkinan bahwa jalur tersebut akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia dalam perekonomian dan industri perdagangan, inverstasi dan sebagainya.

Namun sayangnya, persaingan antara masing – masing negara justru menjadi bumerang tersendiri. Indonesia, dengan pengalamannya yang sudah cukup mumpuni dalam menginisiasi kebijakan ekonomi tingkat dunia dipercaya mampu untuk memberikan sebuah perubahan melalui kebijakan – kebijakan yang diusulkan dalam perundingan tersebut. Seperti diketahui bahwa keberhasilan Indonesia dalam menginisiasi kesepakatan norma – norma umum bangsa – bangsa ASEAN pada 2003 lalu merupakan sebuah prestasi tersendiri, dimana akhirnya tercipta mekanisme perdagangan dan perpindahan bebas di Asia Tenggara.

Hal ini tentunya menjadi sebuah benefit tersendiri bagi Indonesia ketika didapuk sebagai ketua dalam perundingan ini, dimana menteri Retno yang akan menjadi perwakilan Indonesia dalam perundingan tingkat menteri ini. “Selama hampir 20 tahun berdiri, IORA tidak pernah berhasil mencapai kesepakatan norma umum yang berfungsi sebagai payung besar kerja sama yang lebih luas. Kami berharap dalam periode keketuaan Indonesia kali ini, kesepakatan itu akan teraih,” kata Retno seperti dilansir antaranews.com.

Perundingan tersebut tidak hanya akan dihadiri oleh para menteri dari negara – negara anggota IORA, namun perwakilan dari para dialogue partners atau negara – negara yang menjadi partner seperti Amerika Serikat dan China. Dalam perundingan tersebut akan dibahas norma – norma umum untuk delapan isu, yang apabila kesepakatannya tercapai maka akan dibawa ke tingkat kepala negara IORA dan pada konferensi tinggi tahun depan, norma – norma umum tersebut akan disahkan dan ditandatangani. Jika hal ini berhasil maka Indonesia akan mencetak sejarah tersendiri sebagai negara yang mampu menjadi katalisator perubahan bagi negara – negara di pesisir samudera hindia.




Sumber : berbagai sumber
Sumber Gambar Sampul :iora.net

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini