Boyolali semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu lumbung jagung di Indonesia. Setelah mendirikan tugu jagung setinggi 15 meter menggunakan jagung varietas unggulan Bisi-18, Boyolali juga mengukuhkan rekor lain pada hari terakhir peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36, 30 Oktober kemarin.
Rekor tersebut diperoleh berkat keberhasilan Boyolali untuk mengkreasikan 301 jenis pangan yang dihasilkan dari olahan Jagung dan disahkan oleh Museum Rekor Republik Indonesia (MURI). Sehingga secara resmi Boyolali mendapatkan dua rekor MURI sekaligus.
Minggu pagi, seusai diadakan gerak jalan ratusan olahan jagung dipersiapkan berderet di paviliun dekat pintu masuk pameran HPS. Beberapa diantara jenis olahan tersebut adalah makanan-makanan yang sebenarnya umum ditemui namun tidak banyak yang tahu bahwa makanan tersebut bisa diolah menggunakan jagung. Seperti brownies jagung, risoles jagung, bipang jagung.
Wabup Boyolali, M Said Hidayat menyatakan apresiasinya atas penghargaan MURI tersebut. Kedua rekor MURI ini akan menambah kebanggaan masyarakat Boyolali. Namun diharapkan, rekor MURI tak sebatas penghargaan semata.
“Ini harus terus dikembangkan, menu jagung bisa menjadi usaha kuliner khas Boyolali,” imbuhnya.
Seperti diungkapkan pada GNFI, sehari sebelumnya pada 29 Oktober 2016 Bupati Boyolali, Seno Samodro mengatakan bahwa produksi Jagung di Boyolali sangat melimpah sehingga dirinya berharap lewat peringatan HPS ini dan rekor yang tercipta akan dapat menarik pembeli jagung untuk datang.
Sumber : GNFI
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News