Mahasiswa Indonesia Pamerkan Budaya-Budaya Nusantara Di Negeri Dua Nil

 Mahasiswa Indonesia Pamerkan Budaya-Budaya Nusantara Di Negeri Dua Nil
info gambar utama

Ikatan Mahasiswa Indonesia International University of Africa (IMI IUA) bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia di Sudan (PPI Sudan) beserta Panitia Peringatan 50 tahun IUA bagian tsaqofah mengadakan acara “Indonesian Cultural Night” yang diadakan di Africa Conference Hall IUA, Sabtu 29/10/2016.

Event yang berisikan performance dari berbagai adat khas Indonesia ini ditampilkan oleh para mahasiswa Indonesia di Sudan. Selain dalam rangka mempromosikan budaya Indonesia, event ini juga diselenggarakan untuk memeriahkan peringatan 50 tahun berdirinya International University of Africa, salah satu universitas di Sudan.

Dimulai tepat pada pukul 21.00 EAT, acara yang dibawakan oleh saudara Muhammad Ruhiyat Haririe dan Rif’at Mubarak ini diawali dengan tilawah Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Muhammad Vega Satria kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari ketua IMI IUA yang disampaikan oleh Abidurrahman Shibghatullah. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan pihak universitas untuk memfasilitasi jalannya acara. Ia juga bangga akan progres dan usaha universitas untuk terus memajukan mutu pendidikan dan SDM para mahasiswanya.

“Ini menjadi awal yang baik bagi kita untuk membuktikan bahwa universitas kita ini terus berusaha untuk memajukan mutu akademis dan skill kita. Maka marilah kita dukung terus progres ini dan kita majukan bersama universitas kita ini,” kata Abid dalam sambutannya.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Duta Besar RI, Drs. Burhanuddin Badruzzaman. Pada kesempatan kali ini, ia kembali mengungkapkan rasa bangganya akan dinamika mahasiswa Indonesia di Sudan. Beliau sangat mengapresiasi semangat dan usaha para mahasiswa, karena meskipun terlilit keterbatasan fasilitas, mereka tetap dapat menyelenggarakan event yang edukatif dan bermanfaat. Selain itu, Burhanuddin juga mengapresiasi pihak universitas atas bimbingan serta pembinaan yang telah diberikan universitas kepada para mahasiswa.

Cultural Night di Sudan (Foto: PPI Sudan)
info gambar

“Kami sebagai pribadi dan perwakilan pemerintahan Indonesia berterima kasih atas usaha yang dilakukan pihak universitas dalam mengayomi anak-anak kami. Kami juga menitipkan para mahasiswa agar tetap dibimbing dan dibina,” ujar pria asli Yogyakarta ini.

Acara lalu dilanjutkan dengan pembukaan secara simbolis lewat prosesi pemotongan nasi tumpeng yang diserahkan kepada Direktur Islamic Center dan Dekan Kemahasiswaan. Didampingi oleh ketua Departemen kegiatan, ketua IMI dan ketua PPI Sudan.

Dalam kesempatan kali ini, para mahasiswa menampilkan berbagai macam performance seperti Tari Ya Saman, pengenalan pakaian-pakaian adat Indonesia, Drama, Puisi oleh Usyaqqi, Acapella, Solo Angklung oleh Kiagus Ahmad Firdaus, Pencak Silat dan juga Hadroh yang ditampilkan oleh tim hadroh PCINU Sudan.

Adapun pengenalan pakaian-pakaian adat, para mahasiswa dalam kesempatan ini mengenalkan pakaian-pakaian adat milik beberapa provinsi besar di Indonesia, seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Sedangkan penampilan drama, para mahasiswa memeragakan drama tentang toleransi dan keberagaman latar belakang agama penduduk Indonesia.

Cultural Night di Sudan (Foto: PPI Sudan)
info gambar

Disela-sela penampilan, panggung eksibisi juga diisi dengan penayangan video “Wonderful Indonesia” yang juga bertujuan untuk mempromosikan destinasi-destinasi wisata di Indonesia yang terkenal endemik serta eksotik. Lalu diisi dengan pidato yang disampaikan oleh Direktur Islamic Center, Dr. Ahmad Zein. Ia mengucapkan terimakasih kepada para mahasiswa dan pihak pemerintah Indonesia atas inovasi ini. Ahmad juga berharap semoga penampilan kultural dari berbagai negara semacam ini dapat disiarkan media nasional atau internasional.

Acara kemudian kembali berlanjut dengan penampilan angklung dari Kiagus Ahmad Firdaus dan Reza Azhari. Mereka menampilkan lantunan lagu My Heart Will Go On milik Celine Dion lewat nada-nada angklung. Pada penampilan angklung, yang memang merupakan alat musik asli Indonesia ini para penonton terlihat begitu antusias. Terlebih setelah penampilan angklung, acara dilanjutkan dengan penampilan tim pencak silat tapak suci Sudan. Penonton dibuat berdecak kagum dengan atraksi-atraksi, demo jurus tangan kosong dan menggunakan alat serta praktek pernafasan. Aula terasa ramai ketika penonton dalam beberapa momen berteriak histeris ketika adegan pecah belah dan sparing terikat (duel).

Di penghujung acara, Dr. Ahmad Rayyah selaku Ketua Dekan Kemahasiswaan yang bertanggung jawab atas segala kegiatan mahasiswa menyampaikan pidatonya dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Indonesia. Ia senang karena mahasiswa Indonesia telah membuktikan bahwa mereka dapat menjadi yang terbaik dalam segi akademis dan akhlak. Rayyah berharap agar para mahasiswa Indonesia dapat menjadi perekat umat Indonesia dan dapat bersatu meski dengan keberagaman yang majemuk. Pidato beliau sekaligus menutup rentetan acara Indonesian Cultural Night ini.

Acara usai pada pukul 23.20 EAT dan diakhiri dengan foto bersama yang diikuti oleh Duta Besar, Dekan Kemahasiswaan, Direktur Islamic Center, ketua departemen kegiatan, Dewan Pembimbing IMI, local dan home staff KBRI, Ketua IMI dan Ketua PPI Sudan.


Sumber : PPI Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini