Solusi Krisis Pangan Mahasiswa UGM Jadi Juara Dunia

Solusi Krisis Pangan Mahasiswa UGM Jadi Juara Dunia
info gambar utama

Tim MINO Microbubbles Technology dari Universitas Gadjah Mada menjadi juara pertama dalam Kompetisi World of Food Innovation Challenge 2016 yang diselenggarakan oleh United States Agency for International Development (USAID) dan Young South East Asia Leaders Initiative (YSEALI). Kompetisi ini adalah kompetisi menciptakan teknologi yang dapat mengatasi krisis pangan yang menjadi masalah di berbagai belahan dunia.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Tim MINO mempresentasikan teknologinya di The 71st Meeting of The ASEAN Commitee on Science and Technology (COST-71) dan berhasil menjadi juara pertama dari 200 tim dari berbagai negara. Tim ini memaparkan penemuannya kepada panel yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan bisnis untuk menunjukkan mengapa meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air dapat mempercepat pertumbuhan ikan.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, perlakuan terhadap air telah membantu menghasilkan ikan nila yang lebih berat dan mempersingkat waktu panen ikan dari rata-rata dua kali menjadi tiga kali setahun. Inovasi mereka bisa mempersingkat waktu rata-rata panen ikan nila dari dua kali dalam setahun menjadi tiga kali dalam setahun, serta berat dan panjang yang meningkat hingga 30 persen.

Tim MINO Microbubles UGM
info gambar

Tim MINO Microbubbles terdiri dari Muhammad Nabil Satria Faradis, Fajar Sidik Abdullah, dan Untari Febrian Ramadhani, dengan pembimbing Dr. Deendarlianto. Kesuksesan tim ini tidak lepas dari support dan dukungan dari berbagai pihak; Wiratni S.T., M.T., Ph.D., Prof Rustadi, Laboratorium Teknologi Pangan dan Bioproses, Laboratorium Akuakultur, Laboratorium Hama dan Penyakit, Laboratorium Mekanika Fluida, Department of Mechanical and Industrial Engineering, Department of Chemical Engineering, Department of Management, Department of Fisheries, dan Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada. Dengan berkerjasama dengan berbagai mitra petani ikan lokal, Balai Benih Ikan - BBI Cangkringan, Yogyakarta, Indonesia dan Group of Fish Farmers “Mino Ngremboko” di Bokesan.

“USAID berkomitmen untuk bermitra dengan kaum muda dalam memecahkan masalah pembangunan yang paling sulit dan mengakhiri kemiskinan ekstrim di dunia,“ kata Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes AS Brian McFeeters.

“Para inovator muda dari Universitas Gadjah Mada telah menemukan teknologi pengolahan air yang canggih yang akan membantu para peternak ikan nila mendapatkan hasil panen yang lebih baik, yang nantinya akan membantu meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan,” tambahnya.

Riset ini didanai tidak hanya oleh Universitas Gadjah Mada, tetapi juga Program Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) – Kemenristek Dikti, MP3EI, hingga dukungan dari M Foundation milik Jendral TNI (Purn.)Moeldoko.

Pada bulan Maret 2017, Tim MINO mendapatkan kesempatan untuk melakukan kunjungan studi ke Austin, Texas yang merupakan salah satu pusat teknologi di Amerika Serikat. Dengan kunjungan studi tersebut diharapkan Tim MINO dapat mengembangkan teknologinya untuk membantu petani ikan tradisional di wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia.


Sumber : Fajar Sidik Abdullah Kelana (IG: @fajarsak )

Editor: Arifina Budi A.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini