Bahasa Indonesia pun Merambah ke Digital

Bahasa Indonesia pun Merambah ke Digital
info gambar utama

Sejak 1992, bulan Oktober sudah ditetapkan sebagai bulan bahasa dan sastra. Idenya tercetus dari doktor Abdul Ghofur, pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang waktu itu terinspirasi oleh perayaan 50 Tahun Sumpah Pemuda secara besar-besaran di Istora Senayan (kini Gelora Bung Karno) yang dibuka oleh Presiden Soeharto.

Bahasa Indonesia oleh Goenawan Mohammad dikatakan sebagai aset bangsa. Hal ini karena Bahasa Indonesia mampu mendudukkan semua masyarakat dalam satu lapisan yang sama. Oleh karenanya, sangat perlu bagi masyarakat untuk melestarikan dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidahnya.

Untuk mewujudkannya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia punya upaya baru demi mendorong kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia. Pada puncak peringatan bulan Bahasa dan Sastra 28 Oktober lalu Badan Bahasa meluncurkan empat aplikasi Bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan dengan versi cetak lengkapnya.

Adapun empat aplikasi baru itu adalah:

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ke-V, sejumlah perbaikan dan penyempurnaan dilakukan oleh tim penyusun. Sejak edisi pertama terbit pada 1988 dan memiliki 62.000 lema, pada 2016 ini KBBI V telah memiliki 127.036 lema.

Kamus Bahasa Indonesia V diterbitkan bersamaan dengan versi daring di Hari Sumpah Pemuda.

Pada peluncurannya Jumat lalu, KBBI V mengudara bersamaan dengan versi daringnya yang dapat diakses di kbbi.kemdikbud.go.id.

KBBIV daring memiliki sejumlah fasilitas yang merupakan perbaikan dari KBBI III daring. Misalnya pencarian fasilitas pengusulan entri baru atau koreksi entri, dan tautan ke Google untuk pencarian contoh atau konteks pemakaian. Selain layanan untuk pengguna, aplikasi KBBI daring juga terintegrasi dengan pekerjaan penyusun kamus.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Dadang Sunendar mengatakan KBBI V versi cetak memiliki berat 3, 75 kilogram. “Sementara warna biru dipilih sebagai cover karena warna biru melambangkan keoptimisan dan rasa percaya diri,” ujarnya.

2. Tesaurus Tematis Daring
Secara umum tesaurus dikenal sebagai karya rujukan yang memuat daftar kata berdasarkan pertalian makna (hiponim, sinonim, antonim) atau pengelompokan tema. Tesaurus alfabetis adalah tesaurus yang disusun berdasarkan pertalian makan, sedangkan tesaurus tematis disusun berdasarkan pengelompokan makna.

Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia diterbitkan pada 2013 dan pada 2016 ini diterbitkan kembali dalam versi daring serta bisa diakses melalui tesaurus.kemdikbud.go.id.

3. Ensiklopedia Sastra Indonesia Daring
Ensiklopedia Sastra Indonesia yang diterbitkan sekarang merupakan penyempurnaan dari versi cetak yang sudah terbit pada 2013. Untuk memperluas penyebaran dan mempermudah masyarakat mengaksesnya, kini Ensiklopedia Sastra Indonesia diluncurkan dalam versi daring dan bisa diakses melalui ensiklopedia.kemdikbud.go.id.

Kemendikbud juga meluncurkan Tesaurus Tematis dan Ensiklopedia Sastra Indonesia yang merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya.

Ensiklopedia Sastra memuat 581 artikel yang dikategorikan dalam enam kelompok, yakni kategori pengarang, karya sastra, media penyebar/penerbit sastra, hadiah/sayembara sastra, lembaga sastra, dan gejala sastra.

4. Aplikasi Pengayaan Kosakata Versi iOs

Aplikasi ini dibuat untuk menjaring sumbangan kosakata dari masyarakat. Tak bisa dimungkiri perkembangan bahasa dan perubahan zaman membuat munculnya kata-kata baru yang sebelumnya tidak pernah terdengar.

Aplikasi Pengayaan Kosakata Versi iOs dapat diunduh dan dipasang dalam ponsel iOs, tapi sebelumnya penyumbang kosakata akan diminta untuk mendaftar.

Namun, perlu diingat ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu kata bisa masuk sebagai lema baru dalam KBBI, yakni:

  1. Konsepnya unik dan belum ada dalam kosakata bahasa Indonesia
    2. Turut dengan kaidah pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.
    3. Tidak berkonotasi negatif.
    4. Bunyinya sedap didengar.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud Muhadjir yang meresmikan peluncuran empat aplikasi ini juga mengajak masyarakat Indonesia bangga dengan bahasa Indonesia. Mendikbud mengatakan, "Saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa Austronesia terbesar di dunia, dengan jumlah penuturnya sudah berada di atas 300 juta orang, yang berarti termasuk bahasa terbesar nomor empat di dunia, lebih besar dari bahasa Jepang, bahkan bahasa Jerman," kata Muhadjir.


Sumber : liputan6

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini