Netta Amalia, Srikandi Penguji Sayap Airbus

Netta Amalia, Srikandi Penguji Sayap Airbus
info gambar utama

Netta Amalia adalah otak di balik kekuatan struktur sayap Airbus, pesawat berbadan besar rakitan Inggris itu. Memimpin para insinyur yang kesemuanya adalah pria, dan bekerja di dunia profesi yang cukup maskulin, membawa banyak warna dan makna dalam kehidupan alumnus IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) ini. Dari Bristol, Inggris, ia membagikan kisahnya.

Setelah lulus dari jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November, di Surabaya, ia diterima di IPTN saat masa Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Prof. Dr. B.J. Habibie.

Sebagai insinyur struktur pesawat, tugas Netta adalah untuk memberikan justifikasi terhadap kekuatan struktur sebuah pesawat terbang. Saat itu, di bawah pimpinan BJ Habibie, IPTN sedang mengembangkan proyek N-250, sebuah pesawat penumpang sipil regional hasil rancangan asli IPTN.

Netta Amalia
info gambar

Jalan untuk Karir Global

Ketika proyek N-250, yang menjadi primadona IPTN, terpaksa harus dihentikan karena krisis ekonomi, ia terpilih untuk bergabung sebagai insinyur analisis tegangan struktur pesawat di sebuah tim kolaborasi antara IPTN dan sebuah perusahaan asal Jerman. Belum sempat berpuas hati, lagi-lagi Netta harus kembali menelan pil pahit ketika menjadi salah satu orang yang terpaksa berhenti dari IPTN oleh karena kebijakan pengurangan pegawai.

Meski sempat merasa jatuh semangat, peristiwa ini justru menjadi titik tolak bagi Netta untuk mengembangkan karier di dunia internasional. Maret 2006, ia mulai bekerja sebagai insinyur struktur pesawat untuk proyek armada A380 di pusat Airbus di Inggris.

Profesionalisme kerjanya selama dua tahun terbukti ketika pesawat Airbus A380 yang dikembangkannya bersama anggota tim yang lain berhasil menerima Sertifikat Tipe dari pihak yang berwenang. “Saya merasa bangga sekali karena telah menjadi bagian dari pencapaian ini. Khususnya ketika saya terlibat dalam perayaan pengiriman pertama A380 ke Singapore Airlines,” ujarnya, menggebu-gebu.

Kini, selama tujuh tahun terakhir, ia dipercaya untuk memastikan kekuatan struktur pesawat terbang yang mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Di divisinya ini Netta menangani empat insinyur pria dan subkontraktor Airbus dari India. Pekerjaan ini jelas menuntut komitmen yang prima darinya. “Performa yang tepat-waktu dan tepat-kualitas menjadi ‘mantra’ saya dalam bekerja dan memotivasi anggota tim saya,” lanjut Netta.


Sumber : Femina

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini