PPI Jerman Sukses Selenggarakan Konferensi Komunitas Intelektual di Jerman

PPI Jerman Sukses Selenggarakan Konferensi Komunitas Intelektual di Jerman
info gambar utama

Prof. BJ Habibie membuka International Conference of Integrated Intellectual Community (ICONIC) 2016 yang diselenggarakan oleh PPI Jerman pada tanggal 29-30 Oktober 2016 lalu di Hamburg, Jerman. Acara ini memiliki tema Industrial Revival yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan industri di Indonesia. Enam puluh (60) buah makalah mahasiswa Indonesia dalam berbagai bidang dipresentasikan selama dua hari secara paralel.

Dalam sambutannya, Prof. BJ Habibie menekankan untuk bekerja sama yang saling mendukung dan menguntungkan serta menanamkan cinta dalam setiap segi kehidupan. “Kunci kehidupan adalah cinta dalam arti yang luas, baik cinta kepada Tuhan YME, cinta kepada sesama manusia, sesama karya manusia, keluarga, pekerjaan, serta cinta kepada tugas yang diberikan,” papar beliau.

Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE, Ir. Hasbi Assidiq, juga turut hadir dan memberikan paparan singkat mengenai perkembangan perindustrian di Indonesia pada tahun 2016. Hari pertama kemudian ditutup dengan diskusi pararel oleh para pelajar yang sudah mengumpulkan paper masing-masing.

Pada hari kedua, Ketua Dewan Riset Nasional, Dr. Ir. Bambang Setiadi memberikan paparan mengenai peningkatan riset dan inovasi. Kemudian dilanjutkan oleh pakar ekonomi Faisal Basri, MA yang membahas mengenai akselerasi industrialisasi. Tidak ketinggalan pula Dr.rer.nat. Ahmad Saufi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, yang turut memberikan penjelasan mengenai peranan mahasiswa Indonesia di Jerman.

Seperti yang dilansir dalam reportase PPI TV oleh Galih Bangga, konferensi ilmiah ini bertujuan untuk mempertemukan para pelajar Indonesia di seluruh dunia. Anastasya Shierly Apriliani, salah satu peserta ICONIC 2016 dari Jakarta ini menegaskan bahwa ICONIC sangat penting bagi mahasiswa karena merupakan wadah dalam menerapkan teknologi.

“Ilmu yang dipelajari di universitas perlu dikembangkan, terlebih lagi dalam sektor industri,” papar Anastasya.

Selain itu, peserta dari Stuttgart, Novi Andriany, menyatakan bahwa paper yang ditampilkan menunjukkan bahwa prestasi dan kualitas mahasiswa Indonesia tidak perlu diragukan.

“Keynote speaker yang hadir membuat kita aware karena kita semua bisa tahu apa yang sedang terjadi di Indonesia meskipun saat ini sedang menempuh studi di luar Indonesia,” jelas Novi.

“Semoga acara ini dapat menjadi penyemangat pemuda pemudi di Indonesia untuk berkarya dan menciptakan hal-hal yang baru,” tutup Rikza Azriyan dalam reportase PPI TV.

Sumber : PPI Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini