Jadi, Nasi Bukan Makanan Pokok Asli Indonesia?

Jadi, Nasi Bukan Makanan Pokok Asli Indonesia?
info gambar utama

Belum terasa makan kalau belum makan nasi.

Barangkali kalimat itu sering terucap tatkala kita tengah membincangkan soal makanan. Nasi bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia memang masih jadi primadona makanan pokok sampai saat ini. Si putih pulen yang bisa memadamkan kelaparan dalam sekejap ini pun jadi makanan yang wajib disantap oleh orang-orang ketika jam makan tiba. Pokoknya belum disebut ‘makan’ kalau belum menyantap nasi barang sekali meski sebelumnya sudah makan roti atau makanan berat lainnya.

Nah, tapi ada hal menarik dari sepiring nasi yang kita santap setiap hari itu. Sejarah mencatat kalau ternyata nasi bukanlah makanan pokok asli Indonesia. Sebenarnya zaman dahulu masyarakat di kawasan Nusantara memenuhi kebutuhan pangannya dengan cara berburu, sementara bercocok tanam kala itu belum familiar. Ketika bangsa Austronesia bermigrasi ke wilayah Nusantara, barulah masyarakat mulai mengenal teknologi pertanian dan keterampilan bercocok tanam.

Menurut peneliti sagu Indonesia Prof. Nadirman Haska, beras sebenarnya mulai marak di Indonesia sejak datangnya para pedagang dari India ke Indonesia beberapa abad silam. Hal ini bisa dibuktikan dari relief di Candi Borobudur tentang palma kehidupan, yakni nyiur, lontar, aren, dan sagu. Beras kemudian menjadi komoditi atau hasil tani utama pada masa Kerajaan Majapahit.

Dari relief Candi Borobudur pula tergambar bahwa masyarakat di nusantara zaman dulu memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu
info gambar

Lantas apa makanan pokok masyarakat Indonesia sebenarnya?

"Sagu itu makanan asli Indonesia. Itu terpahat jelas di relief Candi Borobudur. Saat kerajaan Hindu masuk, orang India bawa beras ke sini," kata Nadirman. Menurutnya, dari awal sebelum makan nasi, masyarakat Indonesia sudah terlebih dahulu makan sagu.

Fakta sejarah itu tak lepas dari cadangan pohon sagu alami yang bisa menjadi sumber karbohidrat alternatif, pengganti beras. Indonesia memiliki 1,4 juta hektar (ha) lahan sagu yang tersebar di hutan tropis Sumatera, Kalimantan, Maluku hingga Papua. Namun, Papua dan Papua Barat menyimpan cadangan 1,2 juta ha.

Sayangnya, baru 5% cadangan sagu yang dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan produk olahan makanan. Padahal, sagu bisa diolah menjadi makanan lezat seperti siomay, mpek-mpek, bakso hingga papeda.

Sagu ternyata yang menjadi makanan pokok asli Indonesia
info gambar

Profesor Nardiman melanjutkan, sagu yang merupakan komoditi asli Indonesia ini bisa menjadi penyelamat ketahanan pangan dunia. Menurutnya, Jepang dinilai sebagai negara di dunia yang peduli dan bersemangat meneliti tentang kasiat sagu. Kondisi bukan tanpa sebab. Tentara Jepang saat kalah berperang di Indonesia, ada yang melarikan diri ke hutan di daerah Halmahera, Maluku. Di sana, Tentara Jepang mampu bertahan hidup di tengah hutan hampir 35 tahun hanya mengandalkan makanan dari sagu.

"Saat ditemukan tahun 1982, dia (Tentara Jepang) sudah hidup di dalam Hutan di Halmahera selama 35 tahun," tutur Nadirman.

Selain itu, Jepang paham bila sagu bakal menjadi produk pangan alternatif di tengah terbatasnya dan menurunnya stok pangan dunia seperti beras di akhir abad 21.

"Akhir abad 21, sagu menjadi salah satu alternatif sumber pangan Indonesia. Indonesia sendiri bisa menjadi pemasok sagu terbesar di dunia, kata Nadirman.

Selain sagu, ketela atau thiwul juga menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia sebelum ditemukannya budidaya beras, jagung, dan gandum. Pun, ketika Indonesia tengah mengalami masa gelap ketika pendudukan Belanda, ketela menjadi bahan makanan penyelamat bagi sebagian besar masyarakat. Pada awal abad 19 kolonial Belanda memaksa bangsa Indonesia untuk menjadikan ketela sebagai bahan makanan pokok dan menyerahkan tanaman padi atau beras sebagai pajak kepada Belanda.

Ubi dan singkong menjadi makanan pokok nenek moyang kita juga
info gambar

Lagi, dari relief Candi Borobudur kita dapat melihat kalau nenek moyang kita zaman dahulu memang menjadikan ketela sebagai makanan pokok dan juga daging sapi. Sementara itu, nasi hanya dijadikan sebagai lauk-pauk.

Beruntungnya, meski beras sudah menjadi makanan wajib sebagian besar masyarakat Indonesia, ketela atau singkong dan sagu masih eksis dan lestari sampai sekarang. Untuk diketahui lebih lanjut, di Indonesia hanya terdapat satu pasar ketela yang menjual beragam jenis ketela dan ubi dan umbi-umbian. Persisnya, pasar tersebut ada di Pasar Karangkajen Yogyakarta. Keberadaannya yang cuma ada satu di Indonesia ini membuat banyak orang dari berbagai daerah berdatangan ke sini untuk membeli ketela.


Sumber : detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini