Usaha Kecil Menengah Menjadi Tumpuan Ekonomi Indonesia, Seberapa Besar Kontribusinya?

Usaha Kecil Menengah Menjadi Tumpuan Ekonomi Indonesia, Seberapa Besar Kontribusinya?
info gambar utama

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) oleh para ekonom telah jamak dipahami sebagai tumpuan perekonomian sebuah negara. Tanpa adanya usaha kecil, roda perekonomian akan macet dan akan banyak memberikan dampak pada usaha skala besar. Selain itu, sifat dari usaha kecil yang mudah dan gesit membuat banyak ruang bagi pencari lowongan kerja. Itu sebabnya, perhatian pada usaha kecil menengah semakin besar dilakukan untuk menjaga kondisi ekonomi Indonesia.

Peran UMKM juga dikatakan mendominasi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia yang dikutip dari CNN Indonesia, disebutkan bahwa kontribusi UMKM meningkat cukup tinggi dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen.

Dari segi tenaga kerja, serapan tenaga kerja sektor usaha kecil juga meningkat dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen. Hal ini membuktikan bahwa sektor UMKM menjadi tumpuan utama bagi ekonomi Indonesia. Tanpa adanya UMKM, tingkat pendapatan dan kemampuan beli masyarakat kecil tidak akan meningkat. Sehingga secara strategis UMKM memiliki peran dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

"Di Indonesia, UMKM selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, juga memiliki kontribusi yang penting dalam mengatasi masalah pengangguran," ucap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif, Erik Hidayat, seperti diberitakan CNN Indonesia Senin (21/11).

Salah satu sektor UMKM yang berkontribusi tinggi dalam PDB adalah sektor industri kreatif yang tercatat memberikan sumbangsih sebesar 5,6 persen di tahun 2010 hingga 2013. Selain itu di sisi tenaga kerja, industri kreatif mampu menyerap sebanyak 7,1 persen tenaga kerja di Indonesia atau setara dengan 12 juta tenaga kerja.

Secara nilai ekonomi, industri ekonomi kreatif juga mengalami pertumbuhan menjadi 5,76 persen sehingga berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,74 persen. Angka yang dicatatkan industri kreatif tersebut sama nilainya dengan Rp 641,8 triliun atau tujuh persen dalam PDB. Potensinya yang besar membuat industri kreatif diproyeksi dapat menjadi masa depan ekonomi Indonesia.

Industri kreatif yang memiliki 15 subsektor, dua diantaranya telah menyumbang nilai ekonomi sebesar ratusan triliun rupiah. Kedua subsektor tersebut adalah Kuliner dengan angka sebesar Rp 209 Triliun dan Fesyen yang mencapai Rp 182 Triliun. Sedangkan diposisi ketiga terdapat Rp 93 Triliun yang ditempati oleh subsektor Kerajinan.

Potensi industri kreatif yang besar bahkan masih dapat dikolaborasikan dengan sektor lain yang telah berkontribusi besar terhadap PDB seperti pariwisata. "Pengembangan industri kuliner, kerajinan, dan fesyen ini dapat lebih dikolaborasikan dengan pengembangan sektor pariwisata yang sudah menyumbang 10 persen dari total PDB," jelas Erik.

Meski kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia meningkat, masih terdapat banyak hal yang perlu diperbaiki. Seperti bagaimana memberikan akses-akses terhadap potensi pasar global untuk para UMKM. Sebab selama ini selain permasalahan modal, umumnya UMKM mengalami masalah di sisi pemasaran, kualitas sumber daya manusia, bahan baku dan keterbatasan inovasi dan teknologi. Aspek-aspek inilah yang harus terus ditemukan solusinya agar UMKM Indonesia mampu bersaing dengan UMKM lainnya di wilayah ASEAN di masa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti saat ini.

Sumber : CNN Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini