Kopiah dan Pelajaran Bung karno untuk Fidel Castro

Kopiah dan Pelajaran Bung karno untuk Fidel Castro
info gambar utama

Fidel Castro telah wafat, pemerintah Cuba secara resmi mengumumkannya beberapa jam lalu. Tak dipungkiri, kepergiannya meninggalkan banyak cerita pun juga sejarah panjang akan sepak terjangnya, terutama dalam memimpin revolusi dan menjadi Cuba menjadi negara komunis dan sosialis. Fidel Castro adalah tokoh revolusi Kuba yang paling berpengaruh. Pemikiran-pemikiran Castro di Kuba masih dipegang teguh hingga saat ini.

"Revolusi adalah perjuangan untuk mati antara masa depan dan masa lalu," kata Fidel Castro. Selain cerutu, tokoh revolusi Kuba ini identik dengan topi. Ia muncul di muka publik hampir selalu dengan topinya. Soekarno satu-satunya presiden yang pernah bertukar topi dengan Fidel Castro. Presiden Soekarno memakai topi milik Castro dan Castro pun sumringah ketika mengenakan kopiah khas Indonesia. Kedua pemimpin itu tertawa lebar saat saling bercanda. Castro dan Soekarno diketahui bersahabat dekat selama hidup mereka.

Castro dan Bung Karno bertukar topi dan kopiah | Foo: A Gafur
info gambar

Pada tahun 1960 datanglah Sukarno ke Kuba. Ia dibawa ke istana dan ditempat khusus, Fidel minta diajari konsep-konsep revolusi. “Tuan Sukarno, negara ini memiliki semangat tersendiri dalam mewujudkan perubahan, kami berdiri disini sendirian dikelilingi negara-negara perkebunan tinggalan Spanyol dan Portugal, kami juga berdekatan dengan rajanya Kapitalis dunia Amerika Serikat, tiap waktu kami berjaga agar jangan sampai rudal Amerika menimpa kota kami, dan kami terpaksa bersekutu dengan Sovyet Uni agar kami aman. Memang Mao meminta kami agar bersama-sama membangun persekutuan politik, tapi karena Sovjet Uni menolak bila Mao ikut campur maka kami terpaksa melepaskan Mao, walau itu menyakitinya. Padahal kami merasa kami harus mandiri, tidak bergantung kepada negara lain seperti negara Tuan, Indonesia...

Begini, Yang Mulia Castro..... Sebuah negara pertama-tama harus mandiri. Itu persyaratan terbesar sebuah revolusi. Ia tidak boleh bergantung kepada siapa-siapa, kekuatan dirinya sendiri yang menjadi ukuran. Sebuah negara harus memiliki kemandiriannya, karena kemandirian ia akan mendapatkan tiga hal : Kehormatan, Kemanusiaannya dan Kepandaiannya. Nah, untuk mencapai ini kita harus tegar menghadapi badai godaan. Saya sendiri akan melawan bila negara saya dikelilingi koloni-koloni yang kemudian akan berkembang sebagai sebuah ancaman

Lalu Fidel bertanya lagi. “Jadi apa yang harus dilakukan Kuba”. Sukarno menjawab “Yang harus dilakukan adalah pertama-tama Yang Mulia harus menganalisa kekuatan modal yang mulia, apa yang bisa dijadikan alat untuk mandiri, lalu gunakan modal itu 100% untuk kesejahteraan umum. Bagi saya kesejahteraan umum itu sumber kebahagiaan rakyat, negara tidak boleh menjadi tempat bagi penggarong atas nama kapital, atas nama komoditi

Keris hadiah BK untuk Castro | Jayalah Indonesiaku
info gambar

Ajaran Sukarno ini kemudian benar-benar dipegang Kuba. Setelah kunjungan Sukarno, Castro memerintahkan UU Kesejahteraan Umum. Rumah Sakit, Sekolah, Sarana Publik dibuat sebaik mungkin demi kesejahteraan rakyat banyak. Sampai saat ini fasilitas kesehatan publik Kuba merupakan yang terbaik sedunia, rakyat mendapatkan hak-hak kesehatannya. Sekolah didirikan dengan gratis dan dibiayai negara.

Kini, Fidel Alejandro Castro Ruz, anak petani kaya asal Biran, yang lahir pada 13 Augustus 1926, telah wafat. Ia dikenal sebagai pemimpin sayap kiri anti-imperalis sepanjang hayatnya. Yang berkutat dengan pemikiran tentang kesejahteraan umum sejak jadi mahasiswa hukum di University of Havana.

Castro pernah menulis, "Tidak seorang pun akan hidup di bawah ilusi bahwa rakyat negeri yang bermartabat dan tanpa pamrih ini akan meninggalkan kemuliaan, hak, atau kekayaan spiritual yang telah mereka dapatkan dengan perkembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan."

Selamat jalan, Bung Castro

Sumber :

Wikipedia

Presidensoekarno.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini