Inilah Inovasi Program Pendidikan Unik di Purwakarta

Inilah Inovasi Program Pendidikan Unik di Purwakarta
info gambar utama

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terkenal dengan kebijakannya yang unik di bidang pendidikan. Seperti mengganti nama seluruh sekolah di kabupaten Purwakarta dengan nama tokoh sunda, karena Dedi ingin meneruskan semangat para tokoh tersebut ke generasi muda Purwakarta.

Selain itu, ada inovasi lain yang menarik, yaitu progam pembelajaran pengabdian. Dalam rangka penguatan program ‘Tujuh Hari Pendidikan Istimewa’. Siswa-siswi SD dan SMP tidak berangkat ke sekolah seperti biasanya. Progam ini mengharuskan para pelajar mengikuti pekerjaan orang tua mereka.

Dedi beralasan bahwa saat ini sekolah tidak lagi menjadi tumpukan pelajaran yang membebani, akan tetapi menjadi tumbuhnya nalar budi pekerti dan kreatifitas siswa produktif. Dalam cuitan twitter nya dia mengatakan Stop buku berganti-ganti, perbanyak pengalaman inovasi siswa, kalau bisa dibuat mudah, kenapa sekolah dibuat sulit.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat menemui para pelajar SMA di Purwakarta (Kompas/Reni Susanti)
info gambar

Program pembelajaran pengabdian rencananya akan dilakukan dua kali dalam sebulan. Total 110 ribu siswa dan 35 ribu siswa SMP secara serempak melaksanakan pembelajaran pengabdian di hari pertama program ini diberlakukan.

Program ini diterapkan untuk memahami profesi orang tua siswa, agar mereka mampu menumbuhkan sikap empati, sehingga ke depan nya para pelajar mampu merasakan kesulitan yang dialami oleh orang tua mereka dalam melakoni pekerjaannya. Kelak, para pelajar ini juga akan tumbuh dewasa menjadi anak yang patuh dan hormat kepada orang tua. Mereka diharapkan berhenti manja dan boros, tumbuh menjadi anak yang kreatif dan penuh tanggung jawab.

Diberlakukannya program ini agar orang tua mampu mentransformasikan pengetahuannya kepada anak tentang deskripsi pekerjaan yang akan menambah pengetahuan para pelajar.

Orang tua siswa pun menyambut baik adanya progam ini. Salah seorang orang tua siswa, Cece yang berprofesi sebagai pengrajin tape singkong mengatakan bahwa ini merupakan kesempatannya untuk mewariskan ilmu ilmu pembuatan tape kepada anaknya.

Selain itu, banyak dari pelajar yang ikut pekerjaan orang tuanya dari Supir Angkot, membantu orang tua disawah, menjual gorengan, membuat gorengan bahkan Anggota DPRD. “Selamat anak-anakku sayangilah kedua orang tuamu, hidup memang berat tapi kita tetap optimis, kelak kalian bisa mengangkat derajat mereka” ujar Dedi untuk menyemangati para pelajar.

Berikut beberapa foto aktifitas para pelajar bersama orang tuanya yang diambil dari akun Facebook Kang Dedi Mulyadi.

Pelajar yang ikut pekerjaan orang tuanya (facebook Kang Dedi Mulyadi)
info gambar

Pelajar yang ikut pekerjaan orang tuanya (facebook Kang Dedi Mulyadi)
info gambar

Pelajar yang ikut pekerjaan orang tuanya (facebook Kang Dedi Mulyadi)
info gambar
Pelajar yang ikut pekerjaan orang tuanya (facebook Kang Dedi Mulyadi)
info gambar

Sumber : Facebook Kang Dedi Mulyadi

https://gapuraindonesia.com/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini