Tidak Banyak Yang Tahu, Ternyata Taman Nasional Ini Berperan Penting Untuk Jakarta

Tidak Banyak Yang Tahu, Ternyata Taman Nasional Ini Berperan Penting Untuk Jakarta
info gambar utama

Taman Nasional merupakan salah satu benteng alam dalam menjaga keanekaragaman hayati milik Indonesia. Di taman yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia tersebut terdapat berbagai spesies langka dan dilindungi milik negeri ini. Manfaatnya sangat luas bahkan taman nasional juga memiliki peran penting dalam kehidupan sebuah kota. Seperti sebuah taman nasional yang terletak di Jawa Barat ini, yang ternyata memiliki peran penting untuk ibukota Indonesia, Jakarta.

Taman nasional yang dimaksud adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau kerap dikenal sebagai TNGP (Taman Nasional Gede Pangrango). Taman nasional yang diresmikan sejak tahun 1980, taman nasional ini telah memiliki luas 22.851 hektar dan merupakan salah satu taman nasional tertua di Indonesia. Wilayahnya pun mencakup dua gunung di Jawa Barat yakni Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang terletak di tiga kabupaten: Kab. Bogor, Kab. Cianjur, dan Kab. Sukabumi.

TNGP disebut-sebut sebagai salah satu taman nasional terpenting di Indonesia sebab keberlangsungan ekosistemnya sangat menentukan nasib kehidupan di setiap wilayah yang membutuhkan sumber daya darinya. Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Ir. Suyatno Sukandar M.Sc mengungkapkan bahwa tercatat pada tahun 2015 memiliki 94 mata air yang mengalirkan 19,1 juta liter air per detiknya yang mengalir ke utara menuju laut jawa dan telah menjadi sumber hidup bagi 30 juta manusia termasuk untuk wilayah Jakarta. Itu sebabnya upaya konservasi di salah satu taman nasional tertua di Indonesia ini sangatlah penting.

"Air tersebut mengalir dan dimanfaatkan oleh seluruh kabupaten di sekitarnya, yang mencapai sekitar 30 juta orang. Namun saat ini masih terdapat 2.000 hektar kawasan yang perlu dilakukan restorasi," jelas Suyatno saat konferensi pers di Nagrak, Sukabumi (23/11).

Kegiatan restorasi tersebut dilakukan oleh pihak taman nasional dengan menggandeng pihak swasta seperti Conservation International Indonesia dan Daikin dari Jepang yang sejak tahun 2008 menjalankan program seperti adopsi pohon di berbagai titik ataupun program edukasi masyarakat. Program tersebut melibatkan setidaknya 3.000 pengadopsi pohon yang mayoritas adalah warga Jepang.

Jembatan gantung yang ada di Taman Nasional (Foto: Bagus DR / GNFI)
info gambar

Suyatno menuturkan bahwa TNGP merupakan rumah bagi 1500 spesies tumbuhan dan berperan sebagai pengatur micro climate di Indonesia bahkan dunia. Itu mengapa pada tahun 2008 taman nasional mengalami perluasan dengan penambahan lahan seluas 7.600 hektar dari Perum Perhutani untuk memperluas wilayah tangkapan air.

"Ini merupakan potensi yang akan dikembangkan pemanfaatannya. Saat ini telah diketahui cara dan manfaat 150 jenis tumbuhan di taman nasional. Sehingga ke depan kita akan melakukan kolaborasi dengan menyediakan bibitnya untuk dikembangkan di masyarakat," jelasnya.

Dengan pemanfaatan kekayaan hayati di TNGP diharapkan Indonesia akan mendapatkan manfaat dari sumber daya alamnya sendiri. Seperti untuk penelitian dan pengobatan. Dalam hal penelitian sendiri, taman nasional yang terkenal sebagai habitat primata Owa Jawa ini telah melahirkan setidaknya 50.000 peneliti dari seluruh Indonesia.

Pihak taman nasional pun juga telah bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk membentuk bank data segala spesies secara lengkap yang ada di Gunung Gede dan Gunung Pangrango. "Sebelum Gunung Gede meletus kita akan data semua spesies dalam bank data. Upaya ini juga dilakukan agar taman nasional terasa manfaatnya sehingga ketika dirusak kita akan rugi," ujar Suyatno menekankan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini