Tak Cuma Mandau, Senjata Khas Suku Dayak ini Tak Kalah Pamungkas

 Tak Cuma Mandau, Senjata Khas Suku Dayak ini Tak Kalah Pamungkas
info gambar utama

Suku Dayak sangat terkenal dengan senjata khasnya, yaitu Mandau. Pusaka turun temurun yang juga dianggap sebagai barang keramat ini erat sekali dengan kehidupan masyarakat Dayak, baik dalam kehidupan sehari – hari maupun pada saat – saat genting seperti peperangan. Berbicara tentang perang, Mandau bukan saja satu – satunya senjata perang andalan masyarakat Dayak. Sebuah senjata tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang satu hingga tiga meter, benda ini menjadi pamungkas Suku Dayak ketika berperang. Konon, pada zaman dahulu ketika masa penjajahan, pasukan tentara Belanda sempat kelimpungan menghadapi perlawanan Suku Dayak. Menyerang dengan Sumpit, masyarakat Dayak sukses membuat pasukan Belanda kocar – kacir.

Kematian yang sangat cepat karena sumpit disebabkan oleh racun yang digunakan pada anak sumpit. Masyarakat Dayak menggunakan berbagai getah pohon hingga bisa ular maupun kalajengking untuk dibubuhkan pada anak sumpit menjadi racun yang berbahaya. Seseorang yang terkena sumpit akan tewas dalam waktu kurang dari lima menit. Entah terkena pada bagian tubuh manapun, efek yang ditimbulkan oleh sumpit pun tetap sama. Itulah mengapa senjata ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang cukup menakutkan.

(sumber : tempo.co)
info gambar

Berbicara tentang keistimewaan senjata yang satu ini, ada hal yang perlu dipahami bahwa pembuatan sumpit bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara sembarangan. Ketelitian dan insting sang pembuat menjadi hal yang sangat fundamental dalam proses pembuatan senjata ini. Karena itu, hanya orang – orang tertentu di Suku Dayak yang bisa membuat senjata ini, yakni mereka yang memiliki keahlian khusus. Prosesnya pun memakan waktu yang lama.

Selain itu, pembuatan sumpit pun harus menyesuaikan dengan siapa yang akan menjadi pengguna sumpit itu nanti. Panjang sumpit haruslah sama dengan tinggi badan sang pemegang, sebab akan memengaruhi tekanan udara yang dilakukan ketika seseorang meniup sumpit untuk diarahkan ke sasaran.

Pula, sumpit memiliki beberapa peraturan yang tidak boleh dilanggar. Bagi masyarakat Suku Dayak, sumpit tidak boleh digunakan untuk membunuh sesama Suku Dayak, namun hanya boleh digunakan untuk berburu. Sebagai senjata, sumpit tidak boleh dipotong atau pun diinjak. Jika hal tersebut dilanggar maka konsekuensinya adalah hukuman adat.

(sumber : kidnesia.com)
info gambar

Saat ini, sumpit bukan lagi senjata yang digunakan untuk berperang, namun eksistensinya masih tetap terjaga sebagai sebuah mahakarya. Sumpit masih kerap digunakan sebagai ajang olahraga daerah dan cukup masuk hitungan dalam pertandingan di beberapa daerah.


Sumber : kompas.commelayuonline.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini