Hanya Ada Dua Pusat Pelatihan Biodiversitas Kelautan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia

Hanya Ada Dua Pusat Pelatihan Biodiversitas Kelautan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia
info gambar utama

Keanekaragaman hayati di Indonesia memang tidak ada duanya, berbagai macam flora dan fauna hidup di Nusantara. Bahkan Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang termasuk dalam segitiga biodiversitas laut di pasifik. Menyadari kekayaan tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berusaha meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan secara global dengan mendirikan Regional Training and Research Center on Marine Biodiversity and Ecosystem Health (RTRC MarBEST Center) di Ancol, Jakarta.

Program yang dijalankan oleh Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI tersebut merupakan tanggung jawab lembaga dan bagian dari mandat yang diberikan oleh UNESCO sebagai pusat Intergovernmental Oceanographic Commision-Western Pacific (IOC-Westpac).

Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain menyebutkan bahwa pusat pelatihan tersebut merupakan yang kedua di dunia setelah Pusat Pelatihan dan Penelitian Dinamika Laut dan Iklim (RTRC on Ocean Dynamics and Climate) yang ada di Tiongkok. Pusat pelatihan tersebut diresmikan sejak tahun 2011 yang lalu.

Menurut Iskandar, pusat pelatihan yang berada di bawah koordinasi LIPI ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peneliti muda khususnya di bidang keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem laut. “Peningkatan kapasitas ini utamanya dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan kerjasama riset di skala regional,” jelasnya seperti dikutip dari laman resmi LIPI.

Saat peresmian, IOC South East Asia the Global Ocean Observing System (SEAGOOS), Somkiat Khokiattiwong menyampaikan apresiasinya terhadap pendirian pusat pelatihan biodiversitas laut itu.

“RTRC MarBEST Center ini berada di lokasi yang tepat, Indonesia merupakan negara kelautan yang memiliki biodiversitas laut yang luar biasa,” jelas Somkiat.

Dirinya pun juga berharap, RTRC tersebut bisa menjadi wadah yang mampu memperkuat dialog serta pemahaman tentang pentingnya pengelolaan laut.

Sejatinya, pembangunan RTRC ini telah diinisiasi sejak 2012 namun baru bisa direalisasikan pada 17 Oktober yang lalu. Harapannya, dengan adanya fasilitas ini, akan terjadi peningkatan kualitas kehidupan laut di Pasifik Barat dan sebagai alat manajemen sumber daya laut yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pada tahun pertama kegiatan RTRC, akan dilakukan pelatihan taksonomi pada hewan crustace yang kemudian di tahun kedua dilakukan pelatihan barcoding yang kerap dilakukan untuk hewan-hewan laut berukuran besar yang akan dilacak pergerakan dan tingkah lakunya.


Sumber : LIPI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini