Riza Permadi, Berawal Dari Minder Kini Pede Dengan Usaha Banana Crispy

Riza Permadi, Berawal Dari Minder Kini Pede Dengan Usaha Banana Crispy
info gambar utama

Sangat kecil. Begitu kesan pertama jika Anda berkesempatan mampir ke tempat usahanya. Menggunakan emperan sebagai tempat usaha, kedai Riza Permadi tak pernah sepi dari pelanggan. Ada saja yang datang dari sejak buka hingga tutupnya. Menjadikan banana crispy sebagai menu andalan, pemuda 21 tahun ini berhasil menggaet kalangan muda mengerumuni warungnya. Entah untuk sekedar santai bersama teman atau sengaja datang karena tertarik pada banana crispy-nya yang hits itu.

Mengaku tidak pernah berpikir menjadi pengusaha, pemuda yang dikenal dengan nama panggilan Jhon sejak SMP ini justru ingin kuliah pada awalnya. Tetapi, setelah beberapa kali gagal mengikuti ujian masuk perguruan tinggi ditambah dengan kondisi keuangan keluarga yang pas-pasan pemuda berkulit putih ini memutuskan untuk tidak meneruskan impiannya.

“Niat saya untuk kuliah akhirnya kandas karena keadaan,” ungkapnya.

Disinggung mengapa memilih pisang sebagai produk utama jualannya, Riza menjawab karena belum banyak orang yang berjualan pisang berbagai topping di kota Genteng. Karena peluang disini sangat terbuka Riza memutuskan untuk memulai usaha pisang topping-nya pada tahun 2014.

Kedai banana crispy Riza Permadi dipadai pembeli di malam hari (sumber gambar : Riza Permadi)
info gambar

Dengan modal awal seratus ribu, ide usaha ini justru datang secara tak sengaja ketika Riza bekerja di sebuah rumah makan di Bali. Sehari sebelum keluar dari tempat kerjanya, ia berkesempatan belajar membuat pisang keju dari sang bos. Hal inilah yang kemudian memantiknya untuk membuat usaha sendiri di rumah. Benar saja, setiba di kampung halamannya, Genteng-Banyuwangi, ia mencoba mempraktekkan cara membuat pisang keju itu bersama sang Ibu. Praktis selama tiga bulan ia dan ibunya melakukan riset untuk menentukan komposisi yang tepat.

Mengalami Kesulitan di Awal

Diakui oleh Riza bahwa di awal memulai bisnis banana crispy ia mengalami kesulitan.

“Mental saya yang masih kurang baik untuk mempromosikan produk kala itu. Ditambah tempat usaha saya yang kecil dan kurang nyaman. Saya begitu minder saat itu,” akunya.

Beruntung ia memiiki adik sepupu yang jago memasarkan produk. Berkatnya 30 porsi pisang crispy ludes terjual dalam waktu satu jam. Kejadian tersebut terus berulang hingga suatu waktu sang adik tidak bisa membantu memasarkan. Padahal ia sudah menyiapkan banyak banana crispy untuk dijual. Daripada terbuang Riza akhirnya membagikan semua pisang-pisang itu pada saudara dan tetangga dekat. Dari situ sebuah kesadaran menyerbunya, ia tak bisa lagi mengandalkan orang lain untuk memasarkan produknya. Ia juga harus terjun sendiri ke lapangan.

Berbekal promosi dari mulut ke mulut, usaha Riza mula berkembang. Tetapi saat itu ia masih belum melirik medial sosial untuk mempromosikan produknya. Barulah saat ia memiliki smartphone, promosi via media sosial digencarkan. Tak hanya lewat BBM—Instagram, Twitter, dan Facebook—juga disasarnya untuk memasarkan banana crispy-nya.

Dua tahun berjalan, kini banana crispy-nya mengalami banyak penambahan. Kurang lebih ada dua puluh macam topping ditawarkan selain menu classic chocolate, menu pembuka kesuksesannya di awal usaha. Istimewanya Riza juga melayani bila ada pelanggan yang minta topping-nya di-mix sesuai keinginan.

Banana crispy topping coklat, keju, kacang (sumber gambar : Riza Permadi)
info gambar

Sebagai teman menikmati banana crispy, Riza yang kini lebih dikenal sebagai Jhon Banana, juga menyediakan berbagai minuman ringan. Salah satunya mocktail bernama “November Punch” yang diakui Riza tercipta setelah cintanya ditolak di bulan tersebut. Tak hanya minuman ringan, kedai ini juga menyajikan kopi yang disajikan dengan beberapa metode seduhan seperti Vietnam Drip, Aeropress, V60 French Press, dan lainnya.

Kini produk Riza sudah mulai dikenal dan memikat hati banyak orang. Grafik penjualannya terus meningkat meski pada bulan tertentu ia mengaku terjadi penurunan omzet. Hebatnya, Riza yang menjalankan usahanya berbekal peralatan dapur memasak sang ibu mengatakan usahanya tumbuh secara bertahap tanpa adanya bunga bank dan investor yang terlibat. Buntut kesuksesan ini rupanya menarik minat orang-orang untuk membuat usaha sejenis. Bahkan tak jarang ada yang bertanya langsung bagaimana resepnya dan ia tak keberatan menjabarkan langkah-langkah yang dilakukannya. Riza mengaku belum puas atas pencapaiannya tersebut. Ia bahkan berujar bahwa ia masih harus banyak belajar.

Terakhir ia berpesan bagi siapapun yang hendak memulai usaha ,”Niatkan bisnis untuk beribadah. Enjoy saja dalam berbisnis. Jangan malu untuk belajar kepada siapapun dan jangan down ketika kita di kritik, semuanya adalah pembelajaran. Cobaan disetiap bisnis pasti akan datang. Bersabarlah, karena ada kado yang indah di balik jerih payah.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini