Begini Cara Masyarakat Papua Menghargai Tamu

Begini Cara Masyarakat Papua Menghargai Tamu
info gambar utama

Tak hanya kaya akan keindahan alam, Indonesia timur juga kaya akan cerita dan kebudayaan yang unik. Salah satunya adalah Bakar Batu dari Papua. Mendengar namanya yang unik, telinga kita tentu tergelitik dan dihinggapi rasa penasaran, berkaitan dengan apakah tradisi ini.

Usut punya usut, bakar batu atau yang dalam bahasa setempat disebut kit Oba Isogoa ternyata merupakan upacara yang biasa dilakukan Suku Dani untuk menyambut tamu sekaligus mengungkapkan rasa syukur atas keberkahan dan kenikmatan yang telah diterima. Disini, masyarakat akan memasak bersama menggunakan batu yang dipanaskan dengan api.

Meski membutuhkan biaya besar dan persiapan panjang untuk menggelar upacara ini, nyatanya banyak warga yang menantikannya. Bahkan, tak sedikit yang rela menunda menggarap lading demi ikut terlibat dalam mempersiapkan acara ini. Tak ayal, selain sebagai ritual, upacara adat ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar warga. Mengingat seluru elemen masyarakat akan hadir, tak terkecuali pada pemimpin adat.

Serumit atau sesederhana apakah profesi untuk melaksanakan upacara ini ? yang jelas hal pertama yang musti dilakukan untuk melakukan ritual ini adalah dengan memanaskan batu yang telah ditumpuk di atas perapian hingga merah membara menggunakan kayu bakar.

Sementara batu dibakar, beberapa orang bertugas menggali lubang yang cukup dalam dan menaruh alas seperti daun pisang dan alang-alang. Nantinya seteah batu yang sudah membara, langkah selajutnya adalah menuangkan ke lubang ini dan menggunakannya untuk memasak daging babi yang merupakan menu utama upacara ini

Menariknya, babi yang digunakan tidaklah dibunuh dengan cara disembelih, melainkan dengan dipanah. Kenapa begitu ? hal tersebut tak lepas dari kepercayaan yang berlaku di masyarakat setempat. Bila babi yang terkena panah mati seketika, hal tersebut mengindikasikan bahwa acara akan berlangsung dengan sukses. Sebaliknya, jika babi masih sempat hidup setelah terpanah, diyakini ritual bakar batu tidak akan berjalan lancer.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Untuk memasaknya pun tak boleh sembarangan. Ada ketentuan tidak tertulis yang harus dipatuhi. Daging babi yang disajikan harus dimasak dalam 2 lapis. Di lapisan atasnya, daging yang ditindih dengan batu panas harus ditutupi engan daun dan sayur-sayuran seperti ubi jalar, singkong dan kangkung. Lapisan ini kemudian ditimbun dengan batu panas yang lain. Setidaknya butuh 90 menit sejak ditimbun hingga akhirnya daging siap disantap ramai-ramai. Satu hal yang musti diingat, setiap orang yang hadir diupacara ini wajib menikmati hidangan yang disuguhkan.

Tak cukup sampai disitu, setelah mendandaskan hidangan, tamu undangan akan diajak mengikutan pesta lanjutan, yakni pesta goyang. Disini, lagu daerah seperti weya rabo dan besek akan dimainkan sepanjang pesta berlangsung. Bagi mereka yang tak mempunyai pasangan, pesta lanjutan ini biasanya juga menjadi ajang mencari jodoh.

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini