Pulau Terpadat Di Dunia Ternyata Ada Di Indonesia

Pulau Terpadat Di Dunia Ternyata Ada Di Indonesia
info gambar utama

Jika kita merasa Pulau Jawa adalah pulau dengan komposisi penduduk terpadat di Indonesia, mungkin kalau tahu pulau yang satu ini kita akan berpikir kembali. Di provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat satu pulau yang ternyata tidak hanya terpadat di Indonesia, namun juga terpadat di dunia.

Pulau Bungin, adalah suatu pulau di Indonesia timur yang memiliki penduduk sekitar lebih dari 3000 jiwa atau 900 kepala keluarga dengan luas tanah hanya 8.5 hektar. Pertumbuhan penduduk disini cukup cepat sehingga bisa dipastikan akan ada 100 rumah baru setiap tahunnya yang mana penambahan lahan akan dilakukan dengan cara reklamasi dari pasir.

Lantas siapa saja yang tinggal di pulau terpadat di dunia ini?

Sebagian besar warga di pulau ini merupakan Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi selatan dan menetap pada tahun 1818. Awal mulanya, Pulau Bungin hanya seluas 4x10 meter namun lama kelamaan menjadi luas karena tradisi masyarakat Bungin pada waktu itu untuk menimbun laut dengan batu-batu dan tanah untuk tempat tinggal.

Pulau Bungin sebenarnya berasal dari bubungin atau tumpukan pasir putih namun seiring berjalanannya waktu orang-orang meyingkat dengan nama Bungin saja.

Penduduk Pulau Bungin mayoritas bekerja sebagai nelayan. Warga Bungin memiliki ikatan yang erat dengan pulau yang mereka tinggali ini sehingga sangat jarang orang yang pergi merantau. Akibatnya, pertumbuhan penduduk di sini sangat pesat. Satu rumah disini bisa dihuni oleh 2 sampai 3 kepala keluarga.

Hal ini pun membuat lahan untuk dijadikan rumah menjadi hampir tidak ada. Saking banyaknya penduduk di pulau ini, garis pantai pun dijadikan lahan untuk rumah penduduk. Akses jalan hanya cukup untuk dilalui satu mobil sehingga jika ada dua mobil dalam satu jalur di pulau ini, bisa dipastikan salah satunya harus mengalah mundur.

Ketiadaan lahan kosong disini tampaknya menjadi masalah bagi penduduk yang memiliki ternak seperti kambing. Tidak seperti di pulau lain yang rindang dengan pohon dan rerumputan sehingga ada lahan bagi ternak untuk makan rumput dan tumbuhan. Ternak seperti kambing disini pada akhirnya memilih untuk memakan sampah plastik dan kertas yang ada dijalan. Pemandangan seperti ini agaknya akan menjadi aneh desa-desa maupun kota di Jawa, namun ternyata penduduk Bungin sudah lumrah melihat kambing memakan sampah plastik dan kertas.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Meskipun pulau ini sangat padat, keharmonisan antar warga tetap terjaga dan jarang sekalli terjadi konflik besar yang menyebabkan perpecahan antar kepala rumah tangga. Penduduk pulau yang juga menjadi bagian dari Kabupaten Sumbawa ini sebagian besar beragama Islam dan memiliki satu masjid besar yang cukup untuk menampung warga melakukan shalat Jumat.

Resto Apung Surga Pecinta Laut

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Siapa sangka, dibalik sesaknya kehidupan di Pulau Bungin terdapat satu resto yang menarik untuk disinggahi. Berjarak hanya 100 meter dari balik Pulau Bungin Resto Apung menyuguhi keindahan alam dan kelezatan makanan laut bagi siapapun yang mengunjunginnya dengan harga yang bersahabat.

Untuk menuju Resto Apung ini, kita akan dijemput menggunakan perahu kecil bertenaga diesel dengan gratis. Memesan makanan disini, kita bisa memilih untuk memancing ikan yang akan kita makan atau bisa diambilkan pihak Resto Apung. Namun menu seafood disini tidak hanya ikan laut, menu lain seperti kerang laut, kepiting, cumi-cumi dan udang.

Sembari menunggu makanan diolah, Restoran yang dikelola oleh Marine Aquaculture Pulau Bungin ini juga menyediakan layanan snorkeling dengan pemandangan indah bawah laut dimana terumbu karang yang hidup dan indah dikelilingi oleh ikan-ikan laut dapat terlihat dari dekat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini