Pertama Kalinya di Indonesia, Di Kota Ini Ada Akta Lahir Braille

Pertama Kalinya di Indonesia, Di Kota Ini Ada Akta Lahir Braille
info gambar utama

Penyandang diabilitas bukanlah masyarakat yang terpinggirkan, begitu kesan yang ingin disampaikan dari inovasi terbaru dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung. Inovasi tersebut berupa akta kelahiran dengan format yang berbeda dari biasanya yakni dalam huruf braile yang akan bermanfaat bagi para penyandang tunanetra.

Inovasi ini merupakan yang pertama kali ada di Indonesia dan menjadi solusi bagi pasangan tunanetra yang kesulitan untuk membaca dokumen. Apalagi dokumen penting semacam akta kelahiran. Padahal di Indonesia diperkirakan terdapat 3,7 juta atau 1,5% penyandang tunanetra berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Seperti diberitakan Kompas.com, wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan bahwa program ini memang digagas untuk mempermudah para tunanetra dalam membaca dokumen kependudukannya.

"Kedua, inovasi yang diapresiasi adalah kita membuat akta kelahiran braille sehingga warga tunanetra bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik dengan dokumen yang sesuai dengan dunia tunanetranya," ucap Ridwan di Balai Kota Bandung, Desember lalu.

Sementara itu, kepala Disdukcapil Kota Bandung, Popong W. Nuraeni menuturkan, untuk termin pertama akan dicetak sebanyak 400 akta kelahiran braille untuk para tunanetra di Bandung.

"Itu awalnya terbesit dari obrolan teman-teman saat lembur, ada berapa sih tunanetra di Kota Bandung, kita koordinasi dengan Dinsos ternyata ada 400-an. Kita berpikir, ini orang yang tidak bisa membaca walaupun punya akta kelahiran tapi mereka tidak bisa baca bagaimana namanya ditulis. Akhirnya kita buatkan saja akta braillenya," tutur Popong.

Dari sekadar obrolan akhirnya direalisasikan menjadi pelayanan publik. Bahkan berkat ide ini, ibu Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga menyarankan untuk KTP braille.

"Kita lapor, Pak Dirjen juga berkenan, Bahkan Ibu Mensos Khofifah minta sekalian dengan KTP braillenya tapi memerlukan sesuatu pemikiran yang luar biasa. Kami hanya bisa mencetuskan akta braillenya saja. Insya Allah ini baru satu di Indonesia," ucapnya.

Untuk mewujudkan program ini Dispendikcapil Kota Bandung telah berkoordinasi dengan Yayasan Wyataguna yang akan melakukan koreksi kebenaran teks braille yang dihasilkan. Dan untuk mendapatkan akta lahir braille ini tidaklah lama.

"Berlaku mulai hari ini. Fasilitas sudah disiapkan, mesin braille, kertas braille sudah ada, dalam mengoreksi benar tidaknya penulisan kita berkoordinasi dengan Yayasan Wyataguna. Proses tanpa biaya, gratis. Pembuatannya gak lama maksimal 8 hari kerja," kata dia.


Sumber :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini