Lebih Dekat Melihat Institut Pertambangan Nemangkawi

Lebih Dekat Melihat Institut Pertambangan Nemangkawi
info gambar utama

Saat mengambil kuliah sebuah perguruan tinggi di Jalan Setiabudi 207 dan Jalan Dipati Ukur, Bandung seringkali melakukan kunjungan ke berbagai lokasi proyek untuk belajar langsung di lapangan. Meninjau kondisi lapangan dan menyesuaikannya dengan teori yang sudah didapat di dalam kelas. Ingatan kunjungan lapangan itu kemudian muncul saat berkunjung ke Institut Pertambangan Nemangkawi di Kuala Kencana, Timika, Papua beberapa waktu yang lalu. Ada perasaan bangga saat memasuki areal kampus tersebut, kebanggan karena sebuah perguruan tinggi hadir tepat di lokasi pertambangan.

Ini adalah bentuk pendidikan yang aplikatif karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan di lokasi tersebut. Saya sering tak habis pikir misalnya di sebuah tempat yang mayoritas penduduknya adalah petani kemudian mendirikan sekolah jurusan administrasi, computer, dan jurusan lainnya yang jauh dari kondisi masyarakat setempat. Idenya mungkin agar anak-anak sekolah di jurusan tersebut mampu menjadi pegawai yang lebih baik dibandingkan profesi petani, atau nelayan, atau apapun yang ada di daerah tersebut. Nah, berbeda dengan kenyataan tersebut, saya melihat Institut Pertambangan Nemangkawi ini saat strategis dalam mendidik sumber daya manusia.

Mendidik sumber daya manusia ini adalah hal sangat penting dalam sebuah pembangunan. Generasi yang terdidik kemudian hadir untuk membangun Indonesia. Hasil pendidikannya adalah sumber daya manusia yang unggul dan mampu berdaya dalam bidang apapun. Mendidik manusia adalah hal pokok karena ini akan menjadi sumber daya yang akan berbicara di tataran global. Manusia yang terdidik akan mampu membangun Indonesia lebih baik. Di Institut Pertambangan Nemangkawi, keunggulan tersebut adalah sasaran utamanya. Dari berbagai program yang ada di Institut Pertambangan Nemangkawi, semua keunggulan tersebut diaplikasikan lewat kegiatan-kegiatan yang baik. Dengan dukungan fasilitas yang memadai, bukan tak mungkin pengelolaan pertambangan di Indonesia secara luas bisa dilakukan oleh putera-putera daerah terbaik lulusan Institut Pertambangan Nemangkawi.

Tentang Institut Pertambangan Nemangkawi

Institut Pertambangan Nemangkawi adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh PT Freeport Indonesia dan dikelola oleh sebuah departemen PT Freeport Indonesia. Institut Pertambangan Nemangkawi terletak di area seluas 8 hektar di dalam area industri PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana. Tujuan didirikannya Institut Pertambangan Nemangkawi ini adalah untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi siswa pramagang dan magang, dan memberikan pengembangan, terutama bagi orang Papua.

Di Institut Pertambangan Nemangkawi terdapat banyak sekali program yang menarik. Misalnya program pendidikan orang dewasa, program pra-magang, program magang, program master administrasi niaga (MBA), program administrasi niaga (D3), pelatihan dan pengembangan karyawan PT Freeport Indonesia, dan Papuan Bridge Program.

Sebut saja salah satu programnya yaitu Program Pendidikan Orang Dewasa. Program ini dilakukan untuk kelompok suku asli di Mimika, masyarakat Amungne dan Kamoro, yang membutuhkan peningkatan melek huruf dan berhitung. Program ini dilakukan dengan orang lain untuk mengembangkan kompetensi pekerjaan teknis. Ini adalah program tiga tahun, terdiri dari kedua off-pekerjaan dan pengembangan on-job. Sementara program magang dirancang untuk memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang meliputi kejuruan dan posisi operator di PT Freeport Indonesia dan kontraktor. Apprenticeship merupakan program tiga tahun dengan tiga sampai empat bulan off job class setiap tahun dan sekitar delapan bulan pelatihan on job training. Institut Pertambangan Nemangkawi mengelola dan memantau perkembangan on job training dan off job training setiap siswa melalui modul program magang. Program magang ini mengikuti Pertambangan Indonesia dan peraturan Departemen Tenaga Kerja.

Masih banyak program-program lainnya yang menarik misalnya Papuan Bridge Program yang merupakan bagian dari program kepedulian kepada masyarakat setempat yang disediakan oleh Institut Pertambangan Nemangkawi.

Fasilitas Praktikum Yang Lengkap

Setelah program tentu saja saya ingin tahu tentang fasilitas yang ada di lokasi perguruan tinggi tersebut. Masuk ke ruangan workshop satu persatu diperkenalkan mulai dari keselamatan kerja sampai ke alat-alat yang ada di sana. Kalau mau dibilang kaget, ya kaget. Di tengah hutan di Timika sebuah perguruan tinggi dengan fasilitas yang memadai tersedia begitu lengkap. Alat-alat berat yang ada di pertambangan semuanya ada di lokasi tersebut. Seorang dosen di Institut Pertambangan Nemangkawi mengatakan semua alat berat tersebut adalah barang bekas dari pertambangan. Barang bekas versi mereka jangan disamakan dengan rongsokan di Pulau Jawa. Saya malah tak berani mengatakan alat-alat berat yang ada di sana sebagai barang bekas.

Fasilitas yang sangat lengkap di Institut Pertambangan Nemangkawi (Iden Wildensyah)
info gambar


Sebuah truk besar seperti Haul Trucks yang bannya melebihi tinggi badan rata-rata orang Indonesia terparkir rapi di bagian belakang workshop Institut Pertambangan Nemangkawi. Iveco Truck, Cat Wheel Loader, Truck Dozer, dan jenis-jenis kendaraan berat yang digunakan di lokasi pertambangan Grasberg semuanya dihadirkan langsung. Tujuannya memang jelas, bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didiknya. Artinya jika para peserta didik mengalami langsung membongkar atau mengendarai kendaraan yang asli, bisa jadi ia akan mendapatkan banyak pelajaran dari setiap pengalamannya.

Penulis di Depan Undergroun Minning Simulation Bersama Pengajar di Institut Pertambangan Nemangkawi
info gambar

Demikian juga dengan simulasi-simulasi pertambangan hadir di Institut Pertambangan Nemangkawi. Misalnya simulasi mengendarai kendaraan besar Haul Truck sudah ada di ruangan khusus. Saat seorang teman saya mencoba simulasi mengendarainya, awalnya ia akan mengira seperti menjalankan program di tempat permainan balap mobil di Timezone. Setelah dicoba, ternyata ia kesulitan mengendarai. Selain banyak instruksi-instruksi yang harus dipahami terlebih dahulu, cara mengendarai di medan yang berbeda ternyata membuatnya kerepotan. Misalnya saat tiba-tiba ada hujan salju, eh mobil malah maju sendiri. Ia tidak bisa ngerem, dan akhirnya lampu peringatan menyala.

Simulasi pertambangan terbuka dan tertutup juga sangat menarik untuk dilihat. Sebuah terowongan besar seukuran dengan terowongan asli tampak di belakang workshop. Terowongan yang sengaja dihadirkan tersebut dibuat untuk simulasi pertambangan bawah tanah. Nah, sebelum terjun langsung ke area bawah tanah yang dalam, peserta harus bisa belajar di area simulasi pertambangan bawah tanah. Di simulasi tambang bawah tanah skala penuh ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk hauling, loading, dumping, ventilasi, semua pelayanan dan penggunaan Jackleg.

Di Institut Pertambangan Nemangkawi, tercatat ada sepuluh simulator untuk berbagai jenis operasi. Misalnya untuk operasi truk, mesin caterpillar, dan western star. Para peserta menjalani pelatihan dalam kondisi tambang terbuka yang disimulasikan di lingkungan yang aman. Fasilitas pendukung lainnya tak kalah menarik, misalnya perpustakaan dengan literature buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit dari dalam dan luar negeri.

Kegiatan Mahasiswa

Jangan lupakan mahasiswanya, di Institut Pertambangan Nemangkawi kegiatan mahasiswanya sangat menarik. Hal ini setidaknya tergambar dari ruang mahasiswa yang waktu itu saya kunjungi. Ada tempelan kumpulan majalah dinding yang menarik perhatian saya. Inilah sisi manusianya sebuah bentuk kampus di kawasan pertambangan yang keras dan menuntut disiplin, keteraturan, dan perhitungan yang matang dalam setiap tindakannya.

 Majalah Dinding Kegiatan Kemahasiswaan (Iden Wildensyah)
info gambar

Sangat menarik bukan? Yah, buat saya Institut Pertambangan Nemangkawi menjawab kebutuhan lokal tentang sumber daya manusia untuk mengelola pertambangan. Sebuah alat tetaplah, demikian juga dengan sumber daya alam. Jika manusia yang terdidik kurang maka alat hanya akan jadi alat biasa saja dan sumber daya alam hanya akan dimanfaatkan orang lain yang. Jika sumber daya manusia di Indonesia sudah memadai dengan pendidikan yang baik, maka sumber daya alam hanya pendukung kehidupan. Manusia bisa hidup selaras dengan alam ketika ia terdidik dengan baik. Nah, semoga Institut Pertambangan Nemangkawi mampu mendidik peserta didiknya sampai ke titik itu. Titik kebijaksanaan sebagai manusia yang terdidik.

Catatan iden lainnya bisa dilihat di www.iden.web.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini