Kisah Inspiratif Perjuangan Hand2Craft Populerkan Handmade Berkualitas Asal Indonesia

Kisah Inspiratif Perjuangan Hand2Craft Populerkan Handmade Berkualitas Asal Indonesia
info gambar utama

Di tangan para kreatif, kayu tak hanya bisa digunakan sebagai bahan bangunan maupun dekorasi. Salah satu bentuk kreasi dari kayu yang tengah booming adalah jam tangan kayu.Tidak seperti jam tangan biasa, jam tangan kayu punya keunikan seperti warna alami serta bentuk serat yang unik.

Adalah Hand2Craft, salah satu brand asal Jakarta yang juga merilis koleksi jam tangan kayu. Dalam kurun watu yang singkat, brand yang berdiri sejak 2014 ini bisa berkembang dengan cepat dan membuat lebih banyak varian produk handmade lain yang tentunya tidak kalah unik.

David Stephano dan Yola Stania adalah dua nama yang berada di balik kesukesan Hand2Craft. Bersahabat sejak masa sekolah, keduanya punya ketertarikan yang sama: wirausaha dan produk lokal. Berawal dari iseng membuat produk handmade untuk menambah uang saku, berdirilah Hand2Craft. David yang mengambil jurusan arsitektur bertugas membuat produknya, dan Yola yang mengambil studi komunikasi menangani marketing.

Eksperimen dan Kelulusan yang Tertunda

Ketika pertama kali berdiri Hand2Craft sendiri sebenarnya belum membuat jam tangan, melainkan aksesoris kulit seperti gelang. Selama beberapa bulan, produk mereka cukup diterima dan mendapatkan beberapa banyak pembeli. Inovasi dimulai saat David mulai “diperkenalkan” pada kayu untuk salah satu tugas kuliahnya. Ia pun mulai sering bereksperimen untuk membuat jam tangan kayu untuk nanti dijual sebagai salah satu produk Hand2Craft. Sayangnya lantaran terlalu bersemangat dalam eksperimennya, tugas akhir untuk kuliahnya pun jadi terlantar. Ia pun terpaksa menunda kelulusannya hingga satu semester.

“Kesalahannya” pun terbayar. Di bulan Januari 2015, Hand2Craft mulai memproduksi SELASAR, jam tangan kayu pertama mereka yang terbuat dari bambu dan strap kulit. Respon masyarakat terhadap jam tangan kayu ini ternyata cukup baik. Berkat itu, Hand2Craft akhrinya bisa terus berkembang di lini jam tangan sampai akhirnya membuat dua model baru, yaitu PLANA dan KASO. Di samping itu, produk-produk aksesoris kulit mereka juga ikut dikembangkan dari segi variannya.

Terus Berkembang Sampai Menciptakan Hand2Ladies

Sejak membuat jam tangan kayu, Hand2Craft terus berkembang, baik di lini jam tangan maupun aksesorisnya. Lalu, karena memang sejatinya tertarik akan dunia wirausaha, Yola yang awalnya membantu Hand2Craft sambil bekerja akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tetapnya itu. Ia memutuskan untuk menjadi wirausaha dan membuat produk sendiri.

Salah satu produk Hand2Ladies (Foto: Qlapa.com)
info gambar

Kebetulan saat itu Hand2Craft mendapat feedback dari masyarakat untuk mulai membuat produk-produk handmade yang memang khusus untuk wanita. Karena merasa kurang berbakat dalam membuat barang-barang kerajinan, akhirnya Yola mulai belajar membuat produk dari David.

“Awalnya sulit sih, karena ga ada basic art, sempet depressed juga karena sebenernya tangan saya bukan tangan pengrajin.”

Tapi pada akhirnya, Hand2Ladies pun lahir, merek yang khusus membuat dan menjual aksesoris handmade untuk wanita dan dikelola oleh Yola. Diposisikan setara dengan Hand2Craft, beberapa aksesoris yang dibuat di bawah merek ini menggunakan kayu sisa pembuatan jam tangan Hand2Craft sebagai bahan baku atau bahan utamanya.

Sekarang ini, Hand2Craft dan Hand2Ladies berdiri sejajar di bawah satu nama atau platform, yaitu Hand2Works. Secara kolektif, kedua merek punya total lima pengrajin untuk pembuatan jam tangan, dan tiga pengrajin untuk membuat aksesoris.

“Dari situ saya banyak belajar untuk membuat suatu produk, dan berasa banget tuh susahnya cari uang.. hehehe..” Kenang Yola mengingat saat dia masih belajar membuat produk untuk Hand2Ladies

Jangan Takut Berkarya dan Memperlihatkannya

Sebagai salah satu pelaku industri handmade di Indonesia, David sendiri mengaku bahwa industri handmade di Indonesia mulai berkembang. Ini terlihat dari banyaknya pengrajin yang mulai membuat produk serta merek lokal buatan sendiri. Beberapa di antaranya bahkan ada yang sudah terkenal dan menembus pasar global. Karena pada dasarnya produk-produk handmade buatan pengrajin lokal Indonesia memang punya kualitas yang tidak kalah dengan merek lain buatan luar negeri. Belum lagi di zaman modern ini ada banyak platform, baik online maupun offline yang bisa digunakan oleh para pengrajin untuk memperlihatkan dan menjual produk mereka, baik secara lokal maupun internasional.

Meskipun begitu, David juga mengakui masih banyak masyarakat yang kurang menghargai produk dan karya anak bangsa dan lebih suka berlomba mencari dan memiliki produk-produk impor dari luar negeri yang harganya jauh lebih mahal. Ironisnya, justru orang asing yang lebih menghargai dan menyukai karya atau produk lokal buatan pengrajin Indonesia.

Hand2craft merupakan karya kerajinan tangan (Foto: Qlapa.com)
info gambar

David sendiri berharap pelaku industri handmade di Indonesia bisa meningkatkan kualitas produk mereka sehingga bisa tetap bersaing dengan produk luar. Ia sendiri juga mengaku selalu mengutamakan kualitas produk buatannya agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, David juga tidak takut untuk berbangga dan memperkenalkan hasil karyanya ke banyak orang di berbagai acara.

“Jangan takut untuk menunjukan karya, perkenalkan karyamu seluas luasnya, presentasikan produk dengan sebaik baiknya dengan foto/video dan tentu saja produk yang berkualitas,” sarannya.

“Kami selalu menunjukkan bahwa kami adalah produk lokal Indonesia yang berkualitas, so jangan takut dengan produk lokal dan bangga menggunakan produk lokal.”

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi GNFI dengan Qlapa.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini