Sepuluh Tahun Lalu Jadi Penanda Indonesia Menguasai Teknologi Satelit

Sepuluh Tahun Lalu Jadi Penanda Indonesia Menguasai Teknologi Satelit
info gambar utama

Sepuluh tahun lalu tepat pada tanggal 10 Januari 2007, di Bandar Antariksa Satish Dhawan Sriharikotta, India secara perdana satelit pertama buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) diterbangkan ke angkasa. Satelit ini menjadi satu satelit yang mampu merancang, memproduksi, dan menguji satelit mandiri yang dikembangkan oleh LAPAN bersama dengan Universitas Teknologi Berlin (TUB), Jerman.

Bukan satelit yang besar memang, tapi satelit ini menjadi tanda bahwa Indonesia juga bisa menguasai teknologi satelit. Lapan A1-TUBSat, nama satelit ini, merupakan satelit penginderaan jauh seberat 57 kilogram yang digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, serta untuk misi komunikasi bergerak.

Lapan A1-TUBSat ini ukurannya tergolong kecil yakni dengan berat 57 kilogram (foto: eoportal.org)
info gambar

Setelah kurang lebih beroperasi selama 6 tahun, LAPAN A1-TUBSat berhasil mengabadikan citra rupa bumi Indonesia dan negara lain. Data satelit ini juga dimanfaatkan untuk mendeteksi perubahan wilayah pasca bencana di sejumlah daerah. Hal ini menjadi kesuksesan Indonesia dalam mengembangkan satelit.

"Keberhasilan itu menambah kepercayaan perekayasa Lapan mengembangkan generasi satelit berikutnya," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) Lapan Abdul Karim seperti ditulis KOMPAS.

Kemudian para ahli yang membuat satelit ini terus melakukan pengembangan dan dilahirkanlah satelit Lapan A2-Orari yang diluncurkan pada 2015 dari Bandar Antariksa Satish Dhawan, Sriharikotta, India menggunakan roket PSLV C-30. Tidak seperti generasi pertama, generasi kedua ini sepenuhnya dibuat di Indonesia dan fungsinya digunakan sebagai mitigasi bencana.

Selanjutnya pada 2016 lalu, LAPAN kembali meluncurkan satelit generasi ke-3 yakni Lapan A3-IPB. Tak berhenti disitu, satelit buatan LAPAN kini tengah dipersiapkan model terbarunya.

"Saat ini sedang disiapkan satelit Lapan A4 yang ditargetkan meluncur pada 2018 atau 2019 dan Lapan A5 pada 2020," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin.

Satelit Lapan generasi A, mulai dari A1-A5, adalah satelit eksperimen berukuran mikro. Berikutnya, Lapan menargetkan mengembangkan satelit generasi B, satelit operasional berukuran lebih besar, bobot 500-1.000 kg, dan kemampuan instrumen muatan lebih canggih setelah 2021.


Sumber : KOMPAS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini