Tarian Jelmaan dari Kalimantan

Tarian Jelmaan dari Kalimantan
info gambar utama

Dalam sebuah tradisi, biasanya tarian menjadi salah satu instrument penting dalam upacara adat. Tarian bisa untuk meminta suatu keberkahan, menghargai tamu yang datang atau menghargai jasa orang terdahulu. Tarian pun memiliki makna yang tersirat dari gerakan maupun kostum nya. Tarian Hudoq dari Kalimantan misalnya yang memiliki keunikan dalam pelaksanaannya juga keunikan dalam kostum yang dipakainya.

Tari Hudoq merupakan tari yang merupakan tarian ritual untuk memohon kepada Tuhan agar hasil pertanian mereka diberikan hasil yang baik serta melimpah. Seluruh penari mengenakan topeng dan juga meunutupi tubuh mereka dengan kostum dari daun., hal ini mengacu pada kata Hudoq yang berarti menjelma. Menjelma dalam tarian ini diwujudkan dengan topeng yang melambangkan beberapa binatang yang merusak tanaman seperti tikus, gagak, monyet, babi dan lain sebagainya. Namun ada satu lagi jelmaan yang berbeda, yakni jelmaan burung elang. Masyarakat Dayak percaya bahwa elang adalah simbol dari pelindung serta pemelihara hasil panen mereka.

Berita Dunesia
info gambar

menghentakkan kaki yang kemudian disusul dengan gerakan Ngedok atau Nyigung yaitu menghentakan kaki dengan tumit diiringi dengan gerakan tangan yang mengibas-ibas seperti gerakan burung yang sedang terbang. Para penari akan mengikuti alunan lagu dan membentuk barisan berbentuk lingkaran. Mereka kemudian bergerak dari sudut satu ke empat sudut lain tanpa tersentuh. Setelah itu para penari duduk bersila dalam barisan memanjang sambil memanggil roh. Suasana mistis akan mulai terasa pada tarian ini, pasalnya mereka akan mulai menari kembali seperti semula, namun pada tahap ini dipercaya bahwa para penari sudah dirasuki oleh roh yang dipanggilnya tadi. Pada saat roh-roh tersebut telah merasuki penari, pawang akan menyampaikan pesan kepada roh-roh tersebut dengan menguapkan mantra suci yang panjang. Mantra tersebut bermaksud untuk memnta roh-roh agar menjaga tanaman mereka dan melindungi penduduk desa. Selanjutnya,pawang akan meminta roh agar kembali ke asal masing masing dan para penari pun kembali ke tengah arena dan keluarlah roh-roh yang telah merasuki penari-penari Hudoq ini.

Pada pelaksanaannya, sebelum tarian Hudoq dimulai, ritual Napoq akan digelar. Napoq adalah prosesi sakral yang wajib dilakukan yang dipimpin oleh seorang Dayung, seseorang yang meiliki kemampuan supranatural untuk berkomunikasi dengan para Hudoq. Dayung biasanya didampingi dua asisten yang mana mereka akan berkeliling kampung sambil membunyikan gong kecil atau Mebang yang berfungsi sebagai alat komunikasi penyapaan kepada para roh-roh penjaga untuk memberitahukan bahwa Napoq sedang dilakukan.

(Sumber : www.lensculture.com)
info gambar

Tarian ini biasanya berlangsung di setiap selesai menanam padi atau disebut juga manugal, yakni pada bukan September- Oktober. Dalam kepercayaan suku Dayak Bahau dan Dayak Modang, tarian ini tak hanya untuk memohon hasil pai yang baik, namun juga untuk mengenang jasa para leluhur mereka yang berada di alam nirwana, mereka meyakini bahwa di saat musim tanam tiba roh-roh nenek moyang akan selalu ada di sekeliling mereka untuk membimbing dan mengawasi anak cucu nya. Leluhur mereka ini berasal dari Asung Luhung yang diturunkan dari langit di kawasan hulu Sungai Mahakam Apo Kayan.

GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini