Ucapan Imlek dan Bagaimana Bahasa Tionghoa Hadir di Nusantara

Ucapan Imlek dan Bagaimana Bahasa Tionghoa Hadir di Nusantara
info gambar utama

Mungkin selama ini yang kita kenal dalam keseharian adalah “Gong xi fa chai" (恭喜發財) yang bermakna “selamat dan sejahtera”. Ucapan tersebut sering pula diartikan salah, hingga menjadi bermakna “Selamat Tahun Baru Cina”.

Agar tidak lagi mengulang kesalahan, mari sedikit mengenal muasal Bahasa Cina dan bagaimana bahasa ini hadir di nusantara.

Republik Rakyat Tiongkok (RRT)--juga diterjemahkan sebagai Republik Rakyat Cina (RRC), merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Timur. Beribukota Beijing, mayoritas penduduk negara ini merupakan bangsa Tionghoa. Bahasa Tionghoa yang merupakan rumpun bahasa Sino-Tibet, menjadi bahasa pengantar dalam keseharian mereka.

Selain menjadi salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), bahasa Tiongkok merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia--dimana 1/5 penduduk dunia menggunakannya. Salah satu belahan dunia tersebut tentu saja Indonesia.

Leluhur Tionghoa-Indonesia ada di Indonesia sejak ribuan tahun lalu, mayoritas datang dari wilayah tenggara Tiongkok yang menjadi pelabuhan tersibuk di dunia di zaman itu. Beragam catatan menjelaskan hubungan erat antara kerajaan nusantara dengan dinasti Tiongkok, inilah alasan mengapa jalur perdagangan antara keduanya sangat subur.

Setelah berasimilasi dengan warga asli nusantara, para keturunan Tionghoa setelahnya menjadikan Indonesia tanah airnya. Beberapa dari warga keturunan ini bahkan ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Sejumlah nama Tionghoa ditempatkan dalam posisi terhormat sebagai pejuang kemerdekaan, seperti Mayor John Lie yang menyelundupkan barang-barang ke Singapura untuk membiayai pergerakan pejuang tanah air.

Setelah merdeka, status keturunan Tionghoa disahkan sebagai Warga Negara Indonesia yang ditetapkan sebagai salah satu kekayaan suku di Indonesia (Pasal 2 UU No 12 Tahun 2016 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia). Ini pula yang menjadi alasan mengapa seluruh rakyat Indonesia ikut bersuka-cita dalam peringatan Imlek, terutama sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang memberi gerak keturunan Tionghoa untuk merayakan tradisi Tionghoa.

Sebagaimana di daerah leluhurnya, Tionghoa-Indonesia menggunakan bahasa Tionghoa sebagai bahasa pengantar di kalangan sesama sukunya. Terdapat beragam variasi bahasa lisan Tionghoa, tiga yang paling banyak digunakan di dunia—termasuk Indonesia, adalah Hokkien, Kanton dan Mandarin. Inilah ucapan populer di Hari Raya Imlek yang bisa ditiru untuk dikirim ke handai taulan Tionghoa:

  • 新年好 / 新年好 (Xīnnián hǎo) atau sshin-nyen haoww (Mandarin) dan sen-nin haow (Kanton), artinya: Kebaikan tahun baru!
  • 恭喜发财 / 恭喜發財 (Gōngxǐ fācái) atau gong-sshee faa-tseye (Mandarin) dan Kunghei fatchoy/gong-hey faa-chwhy (Kanton), artinya: Kebahagiaan dan kemakmuran!
  • 步步高升 / 步步高陞 (Bùbù gāoshēng) atau boo-boo gaoww-shnng (Mandarin) dan boh-boh goh-sshin (Kanton), artinya: Terus meningkat ke atas (segala kebaikan)!

Dari berbagai sumber.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini