Jaladara dan Bathara Kresna : Kereta Unik khas Kota Solo

Jaladara dan Bathara Kresna : Kereta Unik khas Kota Solo
info gambar utama

Solo merupakan salah satu dari 6 kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota dengan luas wilayah 44 km2 ini terletak di 65 km sebelah timur laut Yogyakarta serta 100 km tenggara Kabupaten Semarang. Letak geografis Solo yang berada di jalur utama dua kota besar tersebut, menyebabkan Solo sangat cocok dijadikan sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi ketika kita melakukan perjalanan ke Yogyakarta maupun Semarang. Pilihan objek wisata di Kota Bengawan ini juga sangat beragam, salah satu yang wajib anda rasakan sensasinya adalah mencoba transportasi wisata khas Solo, yaitu Kereta Uap Jaladara & Railbus Bathara Kresna.

Kereta Uap Jaladara atau lebih dikenal dengan Sepur Kluthuk Jaladara, adalah kereta wisata yang dijalankan dengan lokomotif uap tua buatan Jerman bernomor seri C 1218. Kereta ini berjalan di lintasan rel yang tepat bersisian dengan jalan raya utama di pusat Kota Solo, yaitu Jalan Slamet Riyadi. Sepur Kluthuk Jaladara mulai beroperasi pada tanggal 27 September 2009 serta diresmikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafi’i Djamal bersama Gubernur Jawa Tengah dan Wali Kota Solo, yang saat itu masih dijabat oleh Bapak Joko Widodo. Selain unik, Jaladara menjadi kereta uap satu-satunya di Indonesia dengan lintasan rel di tengah kota yang padat akan kendaraan bermotor dan masih beroperasi hingga saat ini. Keren sekali bukan?

Lokomotif C 1218 dari Kereta Uap Jaladara menarik 2 buah gerbong yang terbuat dari kayu jati asli dengan kapasitas total untuk 2 buah gerbong maksimal berjumlah 72 penumpang. Kereta wisata ini tidak berjalan menggunakan bahan bakar seperti kereta pada umumnya. Bahan bakar utama Jaladara adalah 5 meter kubik kayu jati serta 4 meter kubik air. Kayu dan air penghasil uap tersebut digunakan sebagai penggerak lokomotif dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Sangkrah sepanjang ±6 km.

Pihak pengelola Kereta Uap Jaladara memasang tarif sebesar Rp 3.500.000,- untuk satu kali perjalanan pergi – pulang dengan sistem carter rombongan. Selain itu, kita harus melakukan reservasi maksimal 1 minggu sebelumnya karena Sepur Kluthuk Jaladara butuh persiapan yang cukup agar bisa melayani penumpang secara optimal.

Railbus Bathara Kresna Solo
info gambar

Belum bisa naik Kereta Uap Jaladara karena tarifnya yang cukup mahal? Tenang, Solo masih punya 1 alternatif kereta wisata lain dengan harga tiket lebih terjangkau, namanya Railbus Bathara Kresna. Railbus ini diperkenalkan ke masyarakat Solo pada tanggal 26 Juli 2011, namun baru resmi beroperasi satu tahun setelahnya pada tanggal 5 Agustus 2012. Bathara Kresna adalah kereta api produksi PT. INKA yang juga melintas di jalur rel Kereta Uap Jaladara. Jika Jaladara hanya berhenti di stasiun akhir Sangkrah, Bathara Kresna akan terus melaju hingga stasiun akhir Wonogiri. Meskipun melintas di jalan raya yang tidak berpalang pintu, namun kesadaran masyarakat Solo untuk memberikan akses jalan kepada railbus ini cukup tinggi. Masyarakat dengan segera akan menghentikan sepeda motor atau mobil mereka ketika Bathara Kresna melintas di tengah Jalan Slamet Riyadi Solo.

Railbus Bathara Kresna merupakan railbus kedua di Indonesia setelah Railbus Kertalaya yang beroperasi di Sumatera Selatan pada tahun 2009. Bathara Kresna memiliki 3 rangkaian gerbong dengan kapasitas penumpang maksimal sebanyak 117 orang. Bagi yang ingin merasakan sensasi menaiki tram ala Solo ini, wisatawan hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 4.000,- untuk satu kali perjalanan dari Solo ke Wonogiri ataupun sebaliknya. Wisatawan juga tidak harus melakukan reservasi 1 minggu sebelum keberangkatan, karena Railbus Bathara Kresna beroperasi 2 kali sehari pergi pulang (PP) dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri.

So, tertarik untuk mencoba kereta wisata khas Kota Solo yang mana? Kereta Uap Jaladara atau Railbus Bathara Kresna?

Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2


Referensi :

surakarta.go.id

solo.tribunnews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini