Pasukan Indonesia Kokohkan Gelar “the Best Guardian Of Peace In South East Asia”

Pasukan Indonesia Kokohkan Gelar “the Best Guardian Of Peace In South East Asia”
info gambar utama

Sebagai bentuk komitmen cita-cita negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Indonesia berkomitmen dalam ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia. Dimulai pada tahun 1957, Indonesia kerap mengirimkan kontingennya untuk misi penjaga perdamaian. Namun ketika era orde baru, Indonesia sempat absen dalam misi ini untuk alasan kepentingan keamanan internal. Setelah beberapa tahun absen, di awal 90an Indonesia kembali memantapkan misinya dalam menjaga perdamaian dunia. Hingga akhirnya Indonesia menjadi salah satu kontributor terbesar dalam menjaga perdamaian dunia. Di tingkat Asia Tenggara, Indonesia menjadi penyumbang terbesar dalam upaya menjaga perdamaian dunia. Maka dari itu, tidak salah jika Indonesia disebut sebagai “The Best Guardian of Peace In South East Asia”.

Dimulai pada tahun 2004 hingga 2014 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia melalui kebijakan luar negerinya sangat aktif dalam pembahasan dan penjagaan terkait isu-isu perdamaian dunia. Pada era ini tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai teknologi militer buatan Indonesia ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia. Salah satu teknologi militer tersebut adalah Panser Anoa yang telah diakui dunia akan kekuatannya.

Hingga saat ini, Indonesia masih kokohkan diri dengan gelarnya sebagai “The Best Guardian of Peace In South East Asia”. Bahkan komitmen ini diperkuat kembali di era Presiden Joko Widodo dengan target mengirimkan 4000 pasukan dengan rentang waktu 2015-2019. Jauh kedepan, Indonesia memiliki target agar dapat menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB.

Dengan menjadi anggota dewan keamanan PBB, Indonesia akan memperkokoh perannya dalam menjaga perdamaian dunia sebagai cita-cita dan komitmen bangsa. Kita tentu berharap Indonesia dapat benar-benar menjadi yang terunggul dalam menjaga perdamaian dunia dan memperkokoh gelar Indonesia bukan hanya “In South East Asia”, melainkan juga “In the World”.

Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2


Sumber : providingforpeacekeeping.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini