Moda Transportasi di Medan, Sumatera Utara

Moda Transportasi di Medan, Sumatera Utara
info gambar utama

Tahun berganti, manusia beregenerasi, transmigrasi terjadi, sarana transportasi di negeri ini pun terus berevolusi. Ratusan tahun lalu, sebelum revolusi industri berdampak pada kehidupan masyarakat kita, kebanyakan orang masih memanfaatkan tenaga & kakinya untuk berjalan, atau sebagian menunggangi hewan peliharaan.

Sampai akhirnya seorang Inggris yang bekerja sebagai masinis di Probolinggo, John C Potter, memesan kendaraan bermotornya langsung dari Hildebrand und Wolfmuller, di Muenchen, Jerman, pada tahun 1893. Ia pun menjadi orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di Hindia Belanda.

Sumber : Wikibooks.org

Kebutuhan masyarakat akan moda transportasi makin hari semakin tinggi. Kita sangat bergantung pada kendaraan dalam beraktivitas setiap hari. Namun nyatanya masih banyak yang ditemui di lapangan. Terkait sarana dan pra sarana transportasinya yang belum mendukung.

Kali ini, saya akan lebih fokus membahas soal moda transportasi di Sumatera Utara, khususnya di Medan. Sebagai provinsi terbesar di Pulau Sumatera, dan dilalui oleh jajaran bukit barisan, Sumatera Utara merupakan kawasan yang strategis untuk bermukim. Hasil sumber daya alam yang berlimpah, objek wisata alamnya yang indah, membuat Sumatera Utara harus masuk dalam daftar kunjungan kamu, suatu saat nanti. Tentu, semua itu gak ada artinya jika tidak didukung oleh sarana & prasarana transportasinya.

Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara, punya beragam jenis moda transportasi. Mulai dari yang privat, publik, unik, dan lain sebagainya. Diantara transportasi umum yang ada disana, becak motor dan bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) menurut saya punya cerita yang unik. Kalau becak motor, mungkin yang lebih dikenal dan banyak artikelnya di internet adalah becak motor Siantar, dengan moge jadulnya. Tapi bagi saya, becak motor di Medan juga punya keunikan sendiri.

Becak motor di Medan bukan hanya digunakan untuk mengangkut penumpang (manusia) saja, tapi biasanya juga digunakan untuk mengangkut sayuran dan buah-buahan, gas dan galon air, atau barang bekas rumah tangga yang gak terpakai lagi. Para pengemudi becak motor di Medan biasa memodifikasi sedemikian rupa becaknya, disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, yang sering jadi pemandangan rutin disana, becak motor juga kerap dijadikan kendaraan antar jemput anak sekolah karena muatannya yang cukup banyak. Di jalanan, becak motor kerap mendapat slogan "Cuma dia & Tuhan yang tau kapan becak motor mau belok". Lucu kan? Sebuah anekdot yang familiar di telinga para pengguna jalan di Medan.

Ilustrasi Becak Motor Medan
info gambar

(Sumber: Digidoy Komik)

Lain becak motor, lain lagi bus AKDP. Jika becak motor hanya beroperasi di dalam kota dan sekitarnya saja (yang tidak terlalu jauh jaraknya), bus AKDP ini adalah moda transportasi yang bisa membawa kita menjelajah hingga ke luar kota Medan, seperti Berastagi, Kabanjahe, Langkat, Sidikalang dan lain sebagainya. Moda transportasi yang satu ini punya sejarah panjang dan masih menjadi pilihan masyarakat sampai hari ini.

Bus Sibualbuali (1970an)
info gambar

(Sumber: panorama.com)

Dahulu, ada beberapa perusahaan yang berkecimpung dalam bisnis angkutan umum di Sumatera Utara. Diantaranya ada Fa. Sibualbuali, Po. Sinabung Jaya, Po Pinem, dan masih banyak lagi. Jika ditelisik sejarahnya, moda transportasi ini ada berkat giatnya perkembangan masyarakat dan sumber daya alam di berbagai daerah di Sumatera Utara. Hasil bumi yang berlimpah dan tingkat pendidikan yang cukup akhirnya menghubungkan daerah yang satu dengan lainnya di Sumatera Utara dan selanjutnya menjadi trayek reguler dari moda transportasi tersebut.

Hadirnya bus AKDP ini dirasa sangat membantu kehidupan masyarakat di Sumatera Utara. Utamanya bagi mereka yang tinggal di pedalaman, dan jauh dari kota besar. Mengingat kondisi jalanan yang cukup sulit dan rawan apabila ditempuh dengan kendaraan pribadi, karena jalurnya yang melintasi lereng-lereng bukit dan gunung.

Lain halnya dengan para sopir bus yang sudah bersahabat dengan rute-rute rawan tersebut. Bahkan sering kali aksi sopir dan kernet bus yang terbilang cukup menegangkan di sepanjang perjalanan justru menambah daya tarik dan dianggap mengagumkan oleh para penumpang. Biarpun sebenarnya berbahaya dan tidak patut ditiru, ya.

Kernet Bus Sinabung Jaya
info gambar

(sumber: google.com)

Begitulah cerita singkat tentang 2 jenis moda transportasi di Medan, Sumatera Utara, yang cukup menarik perhatian saya. Biarpun saat ini eranya sudah beranjak ke transportasi online, akan tetapi moda transportasi tradisional seperti becak motor dan bus masih tetap jadi pilihan masyarakat, kok. Walaupun kalah dari segi pelayanan & kenyamanan, moda transportasi tradisional tetap menang pengalaman & sejarah panjangnya, kawan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini