Kisah Anak Bangsa Peraih Most Outstanding Paper Bidang Pertambangan Berkat Gelembung

Kisah Anak Bangsa Peraih Most Outstanding Paper Bidang Pertambangan Berkat Gelembung
info gambar utama

Muda, cerdas, berprestasi. Itulah kata-kata yang tepat menggambarkan sosok I Gde Pandhe Wisnu Suyantara. Betapa tidak, pria asal Bali itu berhasil meraih penghargaan Young Authors Award dalam acara International Mineral Processing Congress (IMPC) 2016, di Quebec, Kanada, September lalu.

Pandhe, yang kini sedang menempuh studi PhD di Kyushu University, Jepang dengan risetnya mengenai pelekatan gelembung (bubble attachment) pada mineral kalkopirit (CuFeS2) dan molibdenit (MoS2). Hasil risetnya dipresentasikan dalam Kongres IMPC 2016 yang dihadiri 1.000 profesional dan akademisi yang bergerak dalam industri tambang dan mewakili 60 negara di dunia. Tak disangka, makalah Pandhe mampu membuat para dewan konferensi menobatkannya menjadi salah satu dari 10 The Most Outstanding Papers pada ajang paling bergengsi di dunia tambang itu.

Namun bagi Pandhe, prestasi itu adalah bonus yang tidak harus ia kejar. “Fokuslah dalam membangun, mengembangkan diri. Temukan passion-mu dan gunakan itu untuk membangun karyamu. Do the best and God do the rest,” kata Pandhe. Ia sangat menikmati proses di balik temuannya itu. Penelitian Pandhe menitikberatkan pada proses pemisahan mineral berdasarkan perbedaan sifat hidropobisitas atau keterikatan terhadap air. Ia memanfaatkan gelembung udara digunakan sebagai agen untuk memisahkan mineral dengan perbedaan sifat hidropobisitas, partikel yang hidrofobik atau “takut air” akan melekat dengan gelembung udara, sementara yang partikel hidrofilik (partikel yang suka dengan air) akan tertahan di fasa liquid atau cair.

Di Indonesia, penelitian mengenai bubble attachment belum banyak dilakukan. “Awalnya saya tertariknya ke arah komputasi atau simulasi menggunakan persamaan matematis. Cuma berhubung ini adalah bidang yang sangat baru buat saya dan saya belum punya gambaran tentang proses fisisnya di industri, riset saya akhirnya berbelok ke pemahaman fundamentalnya dulu,” ujar Pandhe. Harapannya, dengan memahami mekanisme bubble-particle attachment, proses flotasi bisa dirancang lebih optimal, misalnya dengan menggunakan bahan kimia yang mengubah sifat permukaan atau ukuran gelembung udara.

I Gde Pandhe Wisnu Suyantara saat berada di International Mineral Processing Congress (IMPC) 2016 (Foto: PPI Dunia)
info gambar

Berprestasi sejak dini

Penghargaan Young Author Awards menambah panjang daftar prestasi yang pernah Pandhe raih. Sejak kecil, sulung dari 3 bersaudara itu kerap menjadi juara umum di sekolahnya. Tidak hanya juara di sekolah, semasa SMA Pandhe juga berhasil mendapat medali perak di Olimpiade Kimia Tingkat Nasional. Pehobi fotografi itupun kemudian melanjutkan pendidikan ke Teknik Kimia UGM dan berhasil lulus dengan IPK 3,71.

Sebenarnya, Pandhe tidak bercita-cita untuk belajar setinggi-tingginya. “Bagi orang tua saya, lulus S1 saja sudah cukup,” ujar Pandhe. Keinginan untuk menempuh studi lanjut baru muncul menjelang kelulusan S1. Saat ada dua jalur yang bisa ia tempuh, kerja sesuai bidang atau lanjut studi dengan konsekuensi menanggung biaya sendiri.

“Yang pertama memberikan konfirmasi adalah jalur studi lanjut dengan program pertukaran mahasiswa S2 ke Swedia di tahun awal, kemudian melanjutkan akhir program S2 di UGM. Demi masa depan yang lebih baik, Pandhe bersedia membiayai sendiri kuliah S2. Untuk biaya hidup, ia mengajar privat tentang pemrograman dan mencoba mencari beasiswa untuk program master on going saat itu.terutama menjelang akhir masa studi yang membutuhkan fokus lebih banyak untuk penelitian dan penulisan thesis. Tak disangka, Pandhe mendapat tawaran beasiswa S2 dari kampus untuk program beasiswa setahun dari Bakrie Graduate Fellowship. Ia menyelesaikan pendidikan magisternya dengan IPK sempurna, yakni 4,00. Menurut Pandhe, apa yang ia lakukan terinspirasi dari kedua orang tuanya. Ia juga mendapat suntikan motivasi dari supervisor-nya di Indonesia, yakni Himawan Tri Bayu Murti Petrus.

“Beliau yang memberikan rekomendasi saya untuk melanjutkan studi di tempat profesor saya sekarang. Selama menjalani studi S3 pun, saya sering minta pertimbangan beliau untuk arahan riset ataupun diskusi terkait penulisan paper,” kata Pandhe.


Sumber : PPI Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini