Peran Besar Indonesia dalam KTT IORA

Peran Besar Indonesia dalam KTT IORA
info gambar utama

Konferensi Tingkat Tinggi India Ocean Rim Association (KTT IORA) yang berlangsung pada tanggal 5-7 Maret lalu di Jakarta merupakan sebuah agenda besar yang membahas kelautan dan di dalamnya terdapat negara-negara anggota IORA yang memegang peranan strategis dalam keberlangsungan kerja sama berkaitan dengan kawasan di Samudera Hindia.

Indonesia dalam IORA ternyata memiliki peranan besar yang tidak diketahui banyak orang, untuk itu GNFI melakukan wawancara dengan Arifi Saiman, Kepala Pusat Pengkajian dan pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk mengetahui lebih dalam tentang peran besar Indonesia di IORA.

IORA sendiri sudah terbentuk sejak tahun 1997 namun menurut Arifi, IORA memiliki progres yang kurang terlihat. “IORA semenjak berdirinya memiliki progress yang kurang signifikan, seakan berjalan di tempat namun kemudian India menjadi ketua IORA pada tahun 2011-2013 dan IORA memiliki kegiatan dan pencapaian yang lebih baik” ungkapnya.

Arifi Saiman dari Kementerian Luar Negeri Indonesia
info gambar


Indonesia pencetus KTT IORA

Semenjak terpilihnya Indonesia sebagai ketua IORA pada tahun 2015, Indonesia memiliki posisi strategis dimana posisi ini memperlihatkan komitmen dan kemampuan Indonesia dalam memimpin sebuah organisasi besar berlevel internasional.

Indonesia kemudian mengagendakan adanya Konferensi Tingkat Tinggi yang diikuti sekelas kepala negara karena sebelumnya pertemuan IORA hanya sebatas pertemuan menteri saja. Adanya gebrakan baru ini mengindikasikan keseriusan Indonesia dalam menangani dan mengembangkan potensi perairan di Samudera Hindia.

KTT IORA dicetuskan oleh Indonesia bertepatan dengan 20 tahun IORA berdiri. Menurut Arifi KTT IORA merupakan tonggak besar dimana visi negara anggota IORA kembali dibentuk.

Desra Percaya di KTT IORA (Sumber : Okezone news)
info gambar


KTT IORA pada akhirnya memiliki 3 hal penting yang sudah diketuk palu, yaitu, IORA Concord, Action Plan dan Declaration. Ketiganya telah disahkan dan ditandatangani oleh seluruh anggota. Namun tak banyak yang tahu bahwa di balik sahnya ketiga hal tersebut, Indonesia telah berunding mengenai penyamaan visi ini sejak lama dan dalam setiap pertemuan sehingga pada KTT IORA semua negara anggota telah memiliki kesepahaman dan kesepakatan.

IORA Concord atau juga disebut dengan Jakarta Concord ini sebagai dokumen sah komitmen dari negara anggota IORA memiliki visi yang sama dengan yang dianut oleh Indonesia saat ini, tertuang dalam Nawacita (9 agenda prioritas), beberapa hal penting yang perlu diperhatikan di antaranya:

1. Poros Maritim

Indonesia yang memiliki jati diri sebagai negara maritim memiliki komitmen untuk menerapkan Global Maritime Fulcrum sebagai tonggak kemaritiman Indonesia. Pada hal ini Indonesia bersinggungan langsung dengan Samudera Hindia mendukung pemeliharaan dan pengembangan potensi dalam hal perikanan.

Visi ini menjadikan Indonesia memiliki kesempatan besar dalam menjalin hubungan dengan negara lain di Samudra Hindia seperti Maladewa dan lain sebagainya. Kerja sama maritim ini menekankan pentingnya keberlangsungan kekayaan laut seperti ikan yang berada di Samudra Hindia agar kedepannya akan tetap berkelanjutan.

2. Perluasan Kerja Sama Ekonomi

Sejalur dengan keinginan Indonesia untuk memperluas kerja sama ekonomi, KTT IORA memungkinkan Indonesia untuk memperluas pasar dengan mendapatkan kerja sama baru dari mitra non-tradisional Indonesia seperti negara Timur Tengah, Afrika dan juga Asia Selatan. Adanya perluasan kerja sama ekonomi ini diharapkan pasar Indonesia akan lebih meluas.

“Ternyata barang Indonesia laku keras di luar negeri, seperti yang terjadi di Afrika dimana produk seperti Indomie dan sabun ternyata diminati disana, hal ini berarti barang Indonesia memiliki daya saing yang tinggi dengan barang dari negeri lain,” tegas Arifi.

3. Penanganan terorisme

KTT IORA pun juga membahas mengenai penanganan terorisme yang menjadi ancaman dari negara. Indonesia dala KTT IORA menekankan pentingnya kerja sama untuk mengatasi masalah terosisme dan ekstrimis. Tercantum pada the IORA Declaration for the Prevention of and Fight Against Extremist.

Pada dasarnya Indonesia sendiri telah memiliki Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) di Semarang untuk menangani masalah transnational crime dengan fokus counter-terrorism.

IORA Concord yang sudah disahkan dengan berbagai komitmen yang telah diketuk palu ini memiliki sifat One-Off yang berarti akan berlaku dengan jangka waktu yang panjang terlepas siapapun ketua IORA selanjutnya.

Pertemuan tingkat tinggi ini juga mengajak kepada seluruh negara anggota untuk menjunjung tinggi hukum internasional seperti UNCLOS (United Nations Convention on the Law of The Sea) .

Sebagai negara Non-Block dan bebas aktif, Indonesia ternyata memiliki beberapa peranan penting untuk menyelesaikan beberapa konflik yang terjadi dilingkup internasional maupun bilateral, seperti terbukanya Myanmar untuk menerima bantuan kemanusiaan terkait masalah Rohingya yang telah sukses dilakukan oleh Indonesia dan juga penyelesaian konflik Arab dan Iran melalui jalur perundingan.

Arifi Saiman bersama Mendikbud Prof. Dr. Muhadjir Effendy melepas Wakil Presiden Uni Comoros Mr. Djafar Ahmed Said Hassani
info gambar


Terkait dengan masa depan Indonesia, menurut Arifi, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju nantinya, dan hal itu diwujudkan dengan kembalinya jati diri Indonesia untuk sebagai negara maritime/bahari.

Arifi pun berpesan kepada warga Indonesia agar kita menanamkan jiwa kebaharian sebagai jati diri bangsa.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa bahari dan warga Indonesia perlu menjiwai hal tersebut karena Indonesia pernah besar karena kebahariannya seperti yang dilakukan oleh leluhur kita,” demikian pesan Arifi.

*

GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini