Akankah Keindahan Wisata Bawah Laut Raja Ampat Menjadi Potret Belaka?

Akankah Keindahan Wisata Bawah Laut Raja Ampat Menjadi Potret Belaka?
info gambar utama

Berbicara tentang keindahan bawah laut, maka Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya memiliki sejuta cerita. Salah satu cerita paling menawan berasal dari daerah timur tepatnya di tanah Papua Barat. Siapa yang tak mengenal Kepulauan Raja Ampat? Tentu tak ada yang bisa menyangkal keindahan Kepulauan Raja Ampat sebagai salah satu tujuan desnitasi wisata bawah laut Indonesia. Namun sangat amat disayangkan keindahan ekosistem laut diantara gugus-gugus pulau kecil itu terancam sirna akibat aktivitas kapal pesiar Caledonian Sky yang berlayar di perairan yang terlalu dangkal sehingga menyebabkan kerusakan terumbu karang yang sangat besar. Peristiwa itu menyebabkan rusaknya 1.600 meter persegi karang di titik menyelam yang dikenal sebagai Crossover Reef.

Kabar ini tentu memberikan kesedihan bagi masyarakat Indonesia khususnya para pecinta kegiatan menyelam karena keindahan ekosistem laut Raja Ampat tentu tak akan pernah tergantikan meski ada kawasan-kawasan wisata bawah laut yang sama terkenalnya. Karena setelah peristiwa kerusakan ini, meskipun ada tindak lanjut maupun tanggung jawab dari pihak pelaku, keindahan bawah laut Raja Ampat tentu tak akan lagi sama seperti sebelumnya.

“Logikanya saja, butuh waktu bertahun-tahun untuk terumbu karang tumbuh berkembang per sentimeternya. Jadi, walau ada tanggung jawab dari pelaku, pemulihannya akan sangat lama,” terang Ricky Virgana, pemetik bass band indie White Shoes and The Couples Company, salah satu penikmat snorkeling bawah laut Raja Ampat seperti yang ditulis CNN Indonesia.

Ricky adalah satu dari sekian penikmat alam bawah laut Raja Ampat yang mungkin akan merindukan keindahan karang-karangnya. Dan kerinduan tersebut tak akan bisa terpuaskan oleh foto-foto ataupun video yang tersebar luas di dunia maya. Namun bagaimana jika hanya foto ataupun video lagi yang mampu menjelaskan bagaimana keindahan alam bawah laut Raja Ampat ketika kondisi realitanya tak lagi sama?

Faktanya bukan hanya aktivitas kapal pesiar yang menjadi penyebab rusaknya terumbu karang. Ada banyak penyebab lainnya seperti pemanasan global dan perilaku penyelam. Penyelam hendaknya mematuhi beberapa aturan dalam kegiatan menyelam. Salah satunya adalah dilarang menyenggol terumbu karang saat berenang karena dapat merusak ekosistem mereka. Tindakan kecil saja yang gegabah mampu mengancam keberlangsungan ekosistem bawah laut Indonesia. Rusaknya ekosistem bawah laut tentu akan berdampak pada habitat ikan yang juga akan berdampak secara langsung pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari wisata perairan.

“Menyelam bukan hanya asal menceburkan diri ke laut. Selain harus menjaga keselamatan diri, juga harus menjaga keselamatan makhluk hidup di perairannya. Ibaratnya kan kita sedang bertamu di rumah mereka, kata Ricky lagi dilansir dari CNN Indonesia.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka tentu ekosistem terumbu karang harus dijaga bukan hanya oleh perusahaan-perusahaan kapal pesiar, pemerintah, tetapi juga masyarakat dan para pecinta kegiatan menyelam itu sendiri. Jangan sampai keindahan bawah laut Raja Ampat dan kawasan-kawasan lainnya di Indonesia tak bisa kita nikmati lagi dan hanya bisa kita kenang melalui potret-potret ataupun video yang tak kan pernah bisa kita jumpai lagi di lapangan.

Semoga saja kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya dan tidak tejadi lagi kasus kerusakan karang pada kawasan-kawasan bawah laut lainnya di Nusantara. Dan sebagai pewaris dari kekayaan alam ini sudah seharusnya kita menyadari tugas kita sebagai penjaga dari amanah yang dititipkan Tuhan di negeri tercinta ini. Mari lindungi karang dan kekayaan alam untuk masa depan dunia,


Sumber : cnnIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini