Kreativitas anak Indonesia memang tak kenal batas, banyak hal yang bisa dihasilkan dari ide-ide kreatif. Jika kita mengenal patung sebagai suatu seni rupa yang mampu menceritakan kisahnya tersendiri dengan nilai estetika yang tinggi. Mungkin seni liping juga merupakan seni yang bernilai tinggi.
Seni Liping adalah seni diorama atau ilustrasi kehidupan. Seni liping ini menceritakan tenang bagaimana orang Jawa menjalani kehidupan sehari-hari seperti bertani, bercengkrama, menimba air di sumur dan masih banyak lagi.
Kata Liping sendiri berasal dari bahasa inggris living yang berarti menjalani kehidupan. Pembuatan karakter dari seni liping ini menggunakan bahan dasar kayu pinus yang dipahat sesuai dengan karakter yang diinginkan kemudian direatkan menggunakan campuran beras, tapioka dan lem, lalu ditambah dengan aksesoris pakaian. Pengrajin seni liping ini tidak menggunakan cetakan dalam membuat suatu karakter sehingga hasilnya akan berbeda satu sama lainnya.
Lama pembuatan dari karakter seni Liping ini biasanya memakan 1 jam untuk membentuk satu karakter dengan dimensi yang mungil yakni 7x7 cm dan tinggi sekitar 10 cm. Harga untuk satu karakternya berbeda-beda terantung dari tingkat kesulitan dan desain yang diinginkan, harga paling murah dibanderol Rp50.000 untuk karakter yang sederhana dan bisa harga bisa mencapai 5 juta rupiah untuk satu karakternya.
Adalah Bejo Wage Suu, pengrajin asal Solo yang merupakan penggagas seni liping dengan brand ciptaannya ‘Jopa Japu’. Pencarian jati diri karakter seni liping ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun 1999, namun pada 1 Oktober 2002 Bejo baru mulai benar-benar fokus dengan seni Liping.
Bejo merupakan seorang lulusan STM mesin. Ia mempelajari seni ukir secara otodidak. Ide-ide akan karyanya sebenarnya berasal dari kehidupan yang sehari-hari ia jalanani dan amati.
Perjalanan pengenalan seni Liping ini pun bertahap, dimulai dari usaha jalanan yang dijalani Bejo, hingga tahun 2004 ia memberanikan diri untuk mengenalkan seni Liping di pameran, yakni Festival keraton Nusantara. Semenjak itu Jopa Japu pun semakin dikenal dan mulai banyak pesanan serta lebih sering menghadiri pameran-pameran sampai 4 kali dalam setahun. Salah satu pameran yang ia hadiri adalah Asia Africa Art & Culture Festival di Sanur, Bali pada 12-16 Agustus 2009, disini banyak wisaawan asing yang membeli karya ciptaannya itu. sekitar 200 miniatur Liping ludes terjual, belum pula ada yang pesan dengan desain yang berbeda.
Hasil karyanya dari bapak dua anak ini telah mendapatkan beberapa penghargaan, yakni Merit Prize untuk kategori kayu dalam Inacraft Award 2009 atas karya ” Catur Baratayudha” dan juga Juara Sayembara Suvenir Nasional tahun 2006 yang digelar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News