Indonesia Siap Tampil Memukau di Pameran Buku Anak Terbesar di Dunia

Indonesia Siap Tampil Memukau di Pameran Buku Anak Terbesar di Dunia
info gambar utama

Banyaknya buku-buku yang mudah diakses oleh banyak orang, memudahkan pertukaran budaya serta pemahaman akan sesuatu hal lebih mudah untuk dicapai. Melalui ragam buku, seseorang bisa mengenal lebih dalam suatu hal dan juga aspek-aspek lain dalam lapisan yang lebih besar cakupannya, entah itu komunitas, daerah, bangsa, ataupun Negara-negara di dunia.

Pameran buku merupakan salah satu dari banyaknya media untuk meraih tujuan tersebut. Oleh karena itu, mari kita ulik sedikit terkait Bologna Children’s Book Fair dan bagaimana manfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan literasi di Indonesia.

Bologna Children’s Book Fair atau pameran buku anak Bologna merupakan pameran buku anak terbesar di dunia yang telah 43 tahun diselenggarakan. Bertempat di Italia, pameran ini menawarkan banyak hal dan kesempatan, mulai dari sebagai tempat bagi para professional bertemu terkait tujuannya dalam menciptakan dan menerbitkan buku-buku anak, hingga pemberian award atau penghargaan dalam banyak kategori meliputi fiction, non-fiction, new horizons dan Opera Prima.

Di tahun 2009 saja, pameran ini telah dihadirkan oleh 1300 peserta pameran yang dating dari 67 negara. Dan menurut akun youtube resminya, rata-rata per tahunnya pameran ini dihadirkan oleh lebih dari 14.000 peserta pameran dan 1,3 juta pengunjung.

Pameran Buku Anak Bologna, Italia (Instagram/tiny_owl_publishing)
info gambar

Menginternasionalkan Indonesia Lewat Dongeng

Dengan ribuan peserta dari mancanegara yang ikut turut serta, Indonesia kembali berpartisipasi di pameran kali ini dimana paviliun Indonesia terletak di sebuah 'hook' di lorong A29 Hall 29, bertetangga dengan peserta dari Jepang, dan berpunggungan dengan stand Republik Ceko.

Seperti yang dilansir oleh detik.com, pavilion Indonesia ini didesain oleh arsitek Andro Kaliandi, yaitu arsitek yang kerap menjadi langganan oleh Komite Buku Nasional (KBN) untuk digandeng turut serta dalam setiap pameran buku mancanegara. Dengan sapuan warna pastel kuning dan merah muda, dengan enam lukisan ilustrasi karya terpilih, menjadikan booth Indonesia tampak indah dan juga cantik.

Booth Indonesia yang didesain oleh Arsitek Andro Kaliandi (Diambil dari: detik.com/fotoandisururi)
info gambar

Di kali ketiga pengikutsertaanya di pameran ini, Indonesia menyajikan kurang lebih 250 judul buku anak-anak dan remaja dari berbagai kategori seperti dongeng, cerita rakyat, seni tradisi, fantasi, buku anak-anak religi, serta buku pengajaran bahasa dan pengembangan karakter.

Dengan bertemakan Seeing Tales, Laura Prinsloo selaku Ketua KBN mengatakan bahwa tema ini diangkat karena Indonesia kaya akan cerita. Dia juga menambahkan bahwa dari satu etnik di Indonesia saja, misalnya, ada begitu banyak dongeng. Dan fokus utama kami kali ini adalah menampilkan cerita keseharian anak Indonesia melalui buku.

Dongeng-dongeng Indonesia di BCBF (Diambil dari detik.com/andisururi)
info gambar

Prinsloo berujar bahwa yang terpenting dari pameran ini ialah “efektivitas dari misi yang diemban, yaitu memperoleh sebanyak-banyaknya pihak asing untuk dapat menerbitkan buku-buku Indonesia maupun illustrator-ilustrator kita.” Di tahun 2016 misalnya, 33 karya kita terjual ke luar negeri. Dan harapan kita tentu saja tahun ini bisa lebih banyak lagi," tutur Laura.

Untuk keperluan dokumnetasi KBN menggandeng fotografer Stefano Romano asal Roma yang sudah cukup lama tinggal dan fasih berbicara dalam bahasa. Dan pameran ini juga didampingi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari KBRI di Paris, Prancis, Prof. Dr. Surya Rosa Putra yang mana selalu hadir dalam dua keikutsertaan terakhir Indonesia di Bologna. "Sudah saatnya kita melakukan pertukaran budaya dan bahasa dengan Eropa. Pameran ini salah satunya adalah untuk memperkenalkan literasi Indonesia," ujar Surya.

"Bagaimanapun kita tahu, sejauh ini Indonesia belum dikenal banyak terutama oleh masyarakat Eropa. Dan Bologna Children's Book Fair ini adalah satu event yang melibatkan begitu banyak negara termasuk Eropa. Ini menolong kami untuk mempublikasikan Indonesia lebih jauh karena itu juga bagian dari tugas kami."


Sumber :detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini