Lagi, Anak Bangsa Raih Juara Dunia Berkat Sistem Pindai Mesin Jet Pesawat

Lagi, Anak Bangsa Raih Juara Dunia Berkat Sistem Pindai Mesin Jet Pesawat
info gambar utama

Kabar baik kembali datang untuk Indonesia. Para putra-putri terbaik bangsa berhasil memenangkan kompetisi Fuse Jet-Engine Consistent Image 2017 yang diadakan oleh GE (General Electric) Aviation dan Fuse. Kompetisi ini memilih puluhan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh industri mesin Jet pesawat yang selama ini melakukan inspeksi mesin dengan cara yang tidak efisien dan tidak konsisten. Hadiah utama dari kompetisi ini adalah uang tunai senilai US$18.000 dan hadiah tersebut dimenangkan oleh tim DTECH-ENGINEERING dari Indonesia. Tim ini terdiri dari 13 pemuda yang berbasis di Salatiga.

Sebagaimana dijelaskan dalam rilis yang diterima GNFI, DTECH-ENGINEERING dalam usahanya menjuarai kompetisi harus bersaing dengan 47 tim lain dari berbagai negara di dunia. Mereka adalah tim-tim yang juga berusaha memberikan solusi bagi permasalahan yang diberikan GE Aviation dalam kompetisi ini.

Masalah yang dihadapi oleh para peserta adalah bagaimana mengetahui kondisi mesin jet pada pesawat saat inspeksi tanpa harus mencopot mesin jet dari badan pesawat (On wing Jet-Engine Inspection). Namun cara ini dianggap tidak konsisten dan tidak efisien sehingga perlu ditemukan cara baru yang lebih baik.

Tim DTECH-ENGINEERING yang digawangi oleh Arfian Fuadi dan timnya tersebut memberikan solusi berupa IBIS (Intelligent Borescope Imaging System) yang diklaim mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas inspeksi mesin jet pesawat. Ide ini ternyata mendapatkan respon yang luar biasa dari para juri.

Arfian Fuadi dan Arie Kurniawan serta desain Jet Engine Bracket tahun 2014 lalu (Foto: M. Salsabyl Adn/jpnn.com)
info gambar

"Tim ini menciptakan solusi yang unik untuk setiap aspek dalam tantangan ini. Mereka memberikan teknologi yang menarik dan solusi yang mampu menjangkau setiap detail desain (jet). Mereka juga menjelaskan mengapa mereka memilih desain tertentu dan bagaimana menerapkannya, bahkan termasuk spesifikasi material dan batasan-batasannya. Dengan kabel fleksibel yang memiliki multi-poros, kamera modular dengan kemampuan image processing, dan metode untuk menempatkan kamera dalam mesin itu, mampu menghasilkan sebuah produk yang mampu dikembangkan menjadi produk yang nyat," ujar para juri sebagaimana dikutip dari laman resmi kompetisi di laman resmi kompetisi Fuse.

Hebatnya lagi, karya anak bangsa ini ternyata mampu mengalahkan banyak karya dari negara lain, bahkan mengalahkan team yang dikepalai oleh professional yang telah berkecimpung di dunia Aerospace dan Military Aircraft Industry selama 20 tahun yang juga mengikuti kompetisi serupa.

DTECH-ENGINEERING sendiri juga sebelumnya telah dikenal dan menghebohkan berkat kemampuannya mengalahkan insinyur aviasi dari berbagai belahan dunia. Kemenangan gemilang tersebut terjadi saat kompetisi cetak tiga dimensi komponen pesawat yang juga diadakan oleh GE pada tahun 2014 yang lalu mengalahkan 700 insinyur dari 56 negara. Mereka saat itu menciptakan Jet Engine Bracket yang sangat ringan yakni 84 persen lebih ringan dari produk yang saat itu populer digunakan.

Terkait dengan kemenangan DTECH-ENGINEERING dalam kompetisi kali ini, GNFI mendapatkan informasi bahwa tim tersebut akan menggunakan uang hasil kemenangannya untuk menjalankan sebuah projek baru yang bernama Project Nyayur. Sebuah projek yang bertujuan untuk membantu menumbuhkan, merawat serta memperkuat usaha kecil dan UMKM lewat aplikasi ponsel berbasis Android. Aplikasi tersebut diberi nama Nyayur dan Tukang Nyayur yang telah diluncurkan minggu lalu. Keduanya merupakan aplikasi manajemen resiko skala mikro yang praktis dan berbasis teknologi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini