Rencana Duet Riset Indonesia-Inggris Tuai Berbagai Dukungan

Rencana Duet Riset Indonesia-Inggris Tuai Berbagai Dukungan
info gambar utama

Baru-baru ini, pemerintah Indonesia dan Inggris mengumumkan 10 proyek penelitian yang akan melibatkan kedua belah pihak guna meningkatkan pembangunan sosial-ekonomi. Muhammad Nasir selaku Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menyakatakan bahwa aktor kunci dalam menggali potensi kekayaan negara tidak lain adalah para peneliti dan inovator. Menurutnya, Indonesia mampu bergerak maju dan membangun masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan.

“Hasil penelitian tidak dapat dikategorikan sebagai inovasi hingga hal tersebut digunakan oleh masyarakat luas. Untuk mencapai itu, kolaborasi riset dengan dunia internasional seperti dengan Inggris ini sangat dibutuhkan sehingga kita tidak perlu memulai riset dari awal,” ujarnya.

Muhammad Nasir
info gambar

Pembahasan kesepakatan kerjasama ini diadakan di Ruang Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta. Bersamaan dengan hari jadi Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund 2017 yang pertama. Acara ini, selain dihadiri Mohammad Nasir dan Moazzam Malik, juga dihasiri oleh Sekertaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pembangunan Muhammad Dimyati,Direktur Jendral Penguatan Inovasi Juamain Appe, Direktur Eksekutif DIPI Teguh Raharjo, Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi, serta 200 peneliti dan innovator, serta pemerhati Iptek dan Inovasi, undangan dari seluruh Indonesia.

Proyek kerjasama ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah serta beberapa instansi perguruan tinggi kedua negara. Kiranya, pada tahap awal ada sepuluh perguruan tinggi di Indonesia dan Inggris yang akan dilibatkan. Serta focus penelitian diperkirakan akan mencakup delapan bidang prioritas, yakni ketahanan pangan, kesehatan, teknologi informasi, transportasi, nanoteknologi (advance material), energy terbarukan, dan maritime. Seprti yang diungkapkan oleh Menristekdikti, “total anggaran yang diperoleh dari kemitraan ini mencapai 14,5 poundsterling atau setara Rp 240 miliar,” lanjutnya.

Kerjasama Indonesia - Inggris
info gambar

Selain mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, penelitian ini juga mendapatkan dukungan penuh dari lembaga penelitian di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dngan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang telah melakukan kerjasama dengan 4 mitra pelaksana Inggris.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Moazzm Malik mengatakan bahwa untuk saat ini Inggris memang sedang memprioritaskan pengembangan dalam sains, teknologi, dan inovasi. Pemerintah Inggris menyadari bahwa berbagai tantangan global saat ini dapat dapat diatasi denggan ilmu pengetahuan. Ia juga menganggap bahwa sumber daya manusia yang didedikasikan untuk kepentingan ilmiah juga merupakan investasi masa depan.

“Anggaran Indonesia dan Inggris bertujuan untuk mendanai peneliti-peneliti yang berbakan yang visa melakukan riset bersama bertaraf internasional,” ungkapnya.

Dalam meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati menyadari pentingnya bekerja sama dengan mitra internasional. Newton Fund merupakan program nyata buah dari Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan Inggris mengenai Riset dan Teknologi. “Hari ini kita akan mendenganrkan langsung dari peneliti terpilih betapa pentingnya penelitian mereka bagi kepentingan masyarakat, dan dengan kerjasama riset dan inovasi internasional kita akan memperoleh hasil yang lebih baik,” ungkap Damiyati.

Selain pengembangan teknologi dan inovasi, pada 2017, mitra pelaksana Inggris dan penyandang dana Indonesia, tengah mendiskusikan kerjasama di bidang ‘hydro-meterogical hazard’, yang difokuskan pada daerah perkotaan, serta penelitian terkait geografis wilayah Wallacea.


Sumber : Dikelolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini