Letusan Tambora dan Munculnya Keanekaragaman Hayati Baru

Letusan Tambora dan Munculnya Keanekaragaman Hayati Baru
info gambar utama

Kabut tipis kerap kali menyelimuti salah satu gunung yang terletak di Kabupeten Dompu dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Timur. Namanya Gunung Tambora.

Salah satu gunung tertinggi di Indonesia ini memiliki ketinggian 4.300 mdpl, sebelum letusan dahyat yang terjadi pada 11 April 1815. Sekarang ini ketinggian Gunung Tambora mencapai 2.850 mdpl. Letusan fenomenal membuat ketinggian gunung ini terpangkas sebanyak 1.450 m.

Setelah peristiwa 1815 tersebut, siapa sangka gunung yang dapat dilihat di lembaran uang pecahan Rp 1000 ini ternyata menyimpan kekayaan alam tersendiri. Tercatat terdapat 625 jenis flora dan fauna yang menghuni Gunung Tambora. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan ekspedisi pada 16 – 30 April 2015.

Melalui ekspedisi yang dilakukan dalam rangka eksplorasi potensi kekayaan hayati Gunung Tambora ini, mereka menemukan beberapa spesies baru.

Di balik keangkeran letusan Gunung Tambora, ternyata menyimpan keanekaragaman hayati mulai dari alang-alang (Imperata cylindricca), Dendrocnide stimlans, Duabanga molluccana, dan masih banyak lagi.

Berikut ini bonus berupa kekayaan hayati yang akan kamu temui jika mendaki di gunung satu ini.

Benuang laki

Tumbuhan Duabanga moluccana
info gambar

Tumbuhan dengan nama latin Duabanga moluccana merupakan salah satu kekayaan hayati yang tersimpan di Gunung Tambora. Benuang laki, atau yang akrab dengan sebutan magas, sawok, ataupun binuang laki.

Benuang laki memiliki kulit batang berwaena abu-abu/coklat, beralur dangkal, dan sedikit mengelupas. Tanaman yang termasuk dalam family Lythraceae ini tumbuh di 6–1.200 mdpl. Penampakan tumbuhan ini mencapai 45 m dengan diameter 150 cm. daunnya saling berhadapan, tunggal, tebal, dan kaku.

Engelhardia spicata

Engelhardia Spicta (© www.virboga.de)
info gambar

Tumbuhan yang tumbuh hingga ketinggian 2100 mdpl ini berasaldari family Juglandaceae. Di Gunung Tambora, dapat ditemui di sepapnjang jalur pendakian Kawinda Toi. Tanaman yang di beberapa daerah ini dipanggil dengan sebutan Ki Hujan ini memiliki memiliki musim behujan tersendiri.

Hujan yang dimaksud bukan berupa jatuhnya tetes demi tetes air dari langit, melainkan hujan bunga. Pada musimnya tanaman ini akan berbunga lebat.

Setelah bunga berubah menjadi buah, lantas akan gugur seperti hujan. Tentu sebuah kesan yan gberbeda jika kita menemui tanaman ini di Gunung Tambora, hujan bunganya akan berpadu dengan hijaunya pohon-pohon di sekitarnya.

Anggrek

Anggrek Gunung (© 4.bp.blogspot.com)
info gambar

Gunung tambora masih menyimpan kekayaan hayati yang lainnya. Kali ini adalah Anggrek. Jjika beruntung, kamu dapat menjumpai beberapa tumbuhan dari jenis Orcidaceae ini. Di Indonesia, populasi anggrek semakin menciut dan menjadi tanaman yang langka.

Bukan hanya di Gunung Merapi, di Gunung tambora kamu juga dapat melihat keindahan bunga Anggrek. Bunga-bungaan dari kelas Liliopsida ini menjadi salah satu bonus menyenangkan jika kamu mendaki Gunung Tambora.

Eugenia

Eugnia Sp (© wikimedia.org)
info gambar

Berasal dari keluarga jambu-jambuan, Eugenia mirip tumbuhan perdu yang berbatang kecil. Tumbuhan ini berdaun kecil dan memiliki bunga berwarna putih seperti bunga yang ada pada jambu air. Tumbuhan dengan buah kecil berdiameter 2 cm ini menjadi salah satu penghuni gunung tambora.

Eugnia merupakan saudara dekat dari Syzgium. Buah dari tumbuhan ini merwarna oranye kekuningan, sampai mereah. Diantara rasa lelah saat mendaki Gunung Tambora, menjadi kebahagiaan tersendiri ketika melihat warna-warni buah dari keluarga jambu-jambuan ini.


Sumber : diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini