Pembangkit Listrik Panas Bumi Terbesar Di Dunia Mulai Dioperasikan di Tapanuli

Pembangkit Listrik Panas Bumi Terbesar Di Dunia Mulai Dioperasikan di Tapanuli
info gambar utama

Lingkar gunung api yang dimiliki oleh Indonesia merupakan salah satu berkah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan masyarakat. Salah satunya adalah untuk pemanfaatan energi berbasis panas bumi lewat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Potensinya di Indonesia bahkan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, yakni 27.000 Megawatt berdasarkan data World Bank tahun 2011. Salah satu bentuk pemanfaatan potensi panas bumi tersebut adalah dengan pembangungan PLTP.

Sebagaimana diberitakan Katadata, pada bulan maret yang lalu sebuah PLTP terbesar di dunia berhasil dioperasikan. PLTP tersebut terletak di Tapanuli, Sumatera Utara atau kerap dikenal sebagai lapangan panas bumi Sarulla. Pembangkit yang telah direncakan sejak 27 tahun lalu tersebut memiliki kemampuan pembangkit sebesar 3x110 Megawatt atau 330 MW yang terbagi menjadi 3 unit, Unit I Silangkitang (SIL), unit II dan III Namora - I - Langit (NIL). jumlah ini disebut-sebut sebagai salah satu PLTP terbesar di dunia.

Saat ini dari ketiga unit pembangkit yang telah beroperasi baru unit I dan telah memasok listrik kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak 18 Maret 2017, sedangkan PLTP Unit II dijadwalkan beroperasi pada bulan September mendatang. Untuk unit III pengoperasiannya ditargetkan pada Maret tahun 2018. Ketiganya merupakan pembangkit yang berada di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Sibual-buali.

Dalam pengoperasiannya, pembangkit ini dioperasikan oleh Sarulla Operation Limited (SOL), sebuah perusahaan gabungan dari berbagai pihak dari dalam dan luar negeri. Mereka adalah Itochu Corporation dengan kepemilikan 25 persen, Kyushu electric Power Co. Inc. Jepang sebesar 25 persen, PT Medco Power Indonesia 18,99 persen dan Oramt International Inc. 12,75 persen. Ada pula Inpex Corporation dengan kepemilikan 18,25 persen, setelah mengakuisisi 49 persen saham anak perusahaan Medco pada 2015.

Wakil Presiden Sistem Energi & Solusi Perusahaan Toshiba, Takao Konishi menjelaskan, pembangkit ini menggabungkan teknologi flash dan biner menghasilkan pembangkit listrik dengan efisiensi tinggi. Sebab pembangkit ini mampu menginjeksikan kembali 100 persen dari uap panas bumi yang sudah terpakai. Dalam proyek ini, Toshiba menyediakan turbin dan generator uap (STGs) panas bumi untuk sistem flash.

"Kami terus mendukung pengembangan solusi listrik dan infrastruktur di Indonesia. Kami mendirikan PT Toshiba Asia Pacific Indonesia tahun 2014 untuk mengerahkan sumber daya dan keahlian Toshiba dalam mendukung pengembangan solusi listrik dan infrastruktur di Indonesia," ujar Konishi.

Berkat pembangkit ini Indonesia telah memproduksi listriek sebesar 1.643,5 MW dari panas bumi. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga terbesar penghasil listrik dari panas bumi di dunia, setelah Amerika Serikat dan Filipina.

Sumber: Katadata

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini