Mie dari Biji Alpukat Buatan Pelajar Yogyakarta

Mie dari Biji Alpukat Buatan Pelajar Yogyakarta
info gambar utama

Mie instan, mungkin merupakan makanan para mahaiswa rantau dan sudah melekat dihati mereka, selain cara penyajiannya yang instant dan tak perlu waktu yang lama, mie instant juga murah sehingga bersahabat di kantong para mahasiswa. Namun, kehadiran mie instant yang kita makan konon tidak sehat dan bisa membuat perut kita sakit jika dimakan terus menerus. Berbeda dengan mie instant yang kita makan setiap minggu atau bahkan setiap hari, di Yogyakarta terdapat mie dengan bahan dasar yang unik, yaitu dari biji alpukat.

Adalah Aura Nilam Sari dan Hanifa Noor, siswi MAN 2 Yogyakarta yang berhasil membuat kreasi baru, membuat mie yang berasal dari biji alpukat. Ide ini tercetus karena melihat masyarakat Indonesia yang gemar akan buah, salah satunya adalah alpukat. Namun begitu, alpukat hanya diambil dagingnya, sedangkan bijinya terbuang sia-sia.

Aura Nilam Sari dan Hanifa Noor (sumber : Kemenag)
info gambar

Untuk membuat mie ini, Aura dan Hanifa membersihkan biji alpukat dan mengupas kulitnya lalu kemudian diparut. Hasil parutan ini diberi air lalu diperas untuk mengambil saripatinya. Hasil perasan tersebut diletakkan dalam Loyang untuk diendapkan dan ditaruh didalam oven. Sari pati yang telah mengering di loyang inilah yang menjadi bahan pembuat mie. Untuk membuat mie seutuhnya, bahan dasar ini kemudian dicampurkan dengan tepung tapioka, telur, dan pewarna alami. Pewarna alami ini tak lain dan tak bukan berasal dari tumbuhan, seperti contohnya buah naga untuk warna merah muda,daun kelor untuk warna hijau, kunyit untuk warna kuning dan wortel untuk warna jingga.

ilustras mie (sumber : bidikutama.com)
info gambar

Mie buatan anak sekolah asal Yogyakarta ini memiliki keunggulan di kandungan nutrisi yang dikandung dari mie ini seperti vitamin A, B1,B2,B6,C,D, protein, kalsium dan karbohidrat.selain itu mie ini juga mampu bertahan selama satu bulan meskipun tanpa bahan pengawet. Duo MAN 2 Yogyakarta ini juga menambahkan nuansa kearifan lokal pada bungkusnya, jadi setiap yang membelinya dapat mengetahui langsung bahwa mie ini berasal dari Yogyakarta.

Awalnya mie berbahan dasar alpukat ini merupakan projek untuk lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional dan berhasil masuk dalam 10 besar. Kini mie yang diberi label Baper Camil ini diproduksi untuk dijual, setiap warna dari mie ini memiliki nama berbeda dan sesuai dengan karakter wayang Jawa Pandawa seperti Nakula, Sadewa, Arjuna dan Bima.

Inovasi yang dilakukan oleh siswi dari Yogyakarta ini merupakan inovasi yang solutif, selain untuk mengurangi sampah biji alpukat, juga memberi produk yang menyehatkan serta lezat untuk dikonsumsi. Mari kita dukung terus inovasi anak bangsa seperti ini.

*

GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini