Sepotong Kisah Kartini Masa Kini Penyelamat Kaum Difabel

Sepotong Kisah Kartini Masa Kini Penyelamat Kaum Difabel
info gambar utama

Kini mimpi perempuan Indonesia tak lagi sesederhana dulu. Perempuan Indonesia kini dituntut untuk multitalent bukan hanya berperan menyiapkan generasi yang baik, namun lebih dari itu, perempuan Indonesia kini haruslah mampu berkarya. Sedangkan dua perempuan muda ini, mereka mampu melakukan lebih. Bukan hanya mampu berkarya, kedua perempuan Indonesia ini juga sebisa mungkin berperan dan membantu sesama. Mereka merangkul orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik untuk ikut berkarya. Siapakah mereka?

Dea Valencia, Sukses Berdayakan Kalangan Difabel Menjadi Kalangan Produktif

Dhea Valencia dan produknya, Batik Kultur
info gambar

Ia kerap kali dipanggil sebagai Dea. Nama lengkapnya adalah Dea Valencia Budiarto. Perempuan muda kelahiran Semarang, 14 Februaru 1994 ini sukses mengembangkan usahanya, yakni batik non printing di Indonesia. Ia adalah seorang nasionalis muda, berawal dari kecintaannya pada batik, ia ingin melestarikan budaya leleuhur. Ternyata, di balik niatnya itu usahanya justru berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan.

Berbagai tantangan dalam menjajaki dunia bisnis mampu ia lampaui. Pada awalnya Dea ingin menamai merk produknya sebagai Batik Sinonk, namun ternyata nama itu sudah terdaftar. Kemudian ia mengubahnya menjadi Batik Kultur. Sampai sekarang, batik produksi Dea ini dikenal luas dengan nama Batik Kultur. Tidak berhenti sampai di situ, produk asli Indonesia ini juga mampu menembus pasar internasional.

Sukses di usia muda tak membuatnya lupa untuk menebarkan kebaikan bagi orang lain. dalam menekuni usaha batik kulturnya ini, Dea mempekerjakan orang-orang penyandang disabilitas. Tak kurang dari 40 difabel yang bekerja di tempatnya. Ia beranggapan bahwa para difabel adalah para survivor yang hebat, mereka – para difabel – layak untuk siberi kesempatan untuk tetap berjuang menjalani kehidupan dengan layak. Hal itulah yang membuatnya yakin untuk mempekerjakan para difabel.

seperti yang dilansir dari Tribunnews.com, “Saya ingin memberi kesempatan para difabel untuk bekerja. Saya mempekerjakan mereka agar mereka belajar sesuatu yang baru,” ungkap perempuan kelahiran 23 tahun silam itu.

Perempuan yang menempuh pendidikan S1 jurusan Sistem Informasi angkaran 2009 di Universitas Multimedia Nusantara ini sekarang tiap bulannya mampu meraih omzet miliaran rupiah. Bukan hanya sukses, tetapi juga mampu membawa dampak yang sangat positif bagi lingkungannya. Melalui tangan-tangan terampil dan ketekunan para difabel itu juga, akhirnya produk bertajuk batik kultur ini terkenal sampai ke manca negara.

Sheila Agatha, Rangkul Para Difabel Membawa Produknkya Go International

Sheila Agatha, Desainer muda Indonesia
info gambar

Satu lagi kisah inspiratif yang datang dari anak bangsa. Namanya Sheila Agatha, tahun lalu, ia berhasil memboyong karyanya dalam ajang pagelaran busana internasional yang diadakan di London. Dara kelahiran Jawa Tengah yang lahir pada tahun 1991 ini juga telah mengantongi berbagai penghargaan internasional diantaranya yakni mewakili Indonesia di ajang Asia’s New Generartion Fashion Designer Award di Bangkok, Thailand tahun 2103, serta pernah meraih penghargaan di Bazaar Fashion Festival, satu-satunya desainer Indonesia yang tampol di Mercedes-Benz Fashion Week Australia 2014.

Brand International milik anak bangsa
info gambar

Dihimpun dari Tempo.co, produk busana yang diberi merk Sean & Sheila ini selain dijual di pasar lokal, juga mampu menembus pangsa pasar internasional. Sampai saat ini, produknya dicap sebagai brand internasional. Sheila juga acap kali mengikuti gelaran fashion kelas dunia di berbagai negara untuk memamerkan hasil karyanya. Sama seperti Dea, Sheila juga mempekerjakan orang-orang penyandang disabilitas, terutama tuna rungu. Ia juga mengungkapkan bahwa hasil kerja para difabel tidak kalah dari pekerja normal, bahkan lebih baik.

“Saya mengajak kaum difabel untuk bekerja karena saya tahu mereka itu serius mencari pekerjaan, tidak pemalas, dan hasil kerjanya juga bagus. Mereka memberkan banyak pengalaman berharga bagi saja,” ujarnya.

Memiliki latar belakan dunia fashion, kini produknya juga menjadi salah satu kiblat fashion dunia. Kartini muda satu ini, selain membawa nama Indonesia di setiap gerak-gerik gerilya fashionnya, ia juga peduli dengan orang-orang disekitarnya.


Sumber:diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini