Di Negeri The Hobbit, Pelajar Indonesia Jadi Ujung Tombak Pengenalan budaya Indonesia

Di Negeri The Hobbit, Pelajar Indonesia Jadi Ujung Tombak Pengenalan budaya Indonesia
info gambar utama

Meski memiliki kesibukan untuk belajar, Pelajar Indonesia di Selandia Baru juga memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional. Disamping upaya untuk mendapatkan prestasi akademik, melalui organisasi perhimpunan, pelajar Indonesia ternyata punya banyak kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan pengenalan budaya dan makanan Indonesia. Oleh sebab itu, penguatan koordinasi dan jejaring antar-pelajar di Selandia Baru perlu dikuatkan.

Hal ini merupakan fokus dari penyelenggaraan Kongres Perhimpunan Pelajar Indonesia di Selandia Baru (PPI Selandia Baru) di Wellington, 14-15 April 2017. Sebanyak 27 pelajar yang mewakili PPI dari 6 kota besar di negeri the Hobbit ini hadir di Universitas Victoria Wellington. 6 PPI Kota tersebut adalah PPI Auckland, PPI Palmy, PPI Wellington, PPI Canterbury, PPI Dunedin dan PPI Invercargill.

Rosyid Jazuli, ketua PPI Selandia Baru 2016/2017 dan juga inisiator kongres ini mengatakan kongres kali ini diadakan untuk menguatkan kembali semangat pelajar untuk berkontribusi kepada Indonesia meski berada di luar negeri. Menurutnya, tanggung jawab untuk mengenalkan Indonesia secara tidak langsung sudah melekat ke setiap pelajar Indonesia di luar negeri.

"Orang pasti akan bertanya kamu dari mana. Ketika kita bilang kita orang Indonesia, apa yang kita sampaikan, gerak-gerik kita, prestasi kita menjadi kesan masyarakat internasional terhadap Indonesia," jelas mahasiswa master kebijakan publik Universitas Victoria Wellington ini.

Karena itu, dengan berhimpun dan berorganisasi, pelajar dapat bertukar informasi dan bekerjasama satu sama lain untuk banyak hal positif. Di antaranya adalah membuat kegiatan pertunjukan budaya dan pasar masakan Indonesia.

Corong utama kegiatan budaya

PPI Wellington selaku panitia kegiatan merancang beberapa sesi diskusi dalam kongres kali ini. Setelah sesi pertama tentang penguatan hubungan antara pelajar dan KBRI, kongres ini mengadakan sesi berbagi pengalamandari masing-masing wilayah.

Dalam sesi tersebut, masing-masing perwakilan PPI Kota berbagi pengalaman baik atau best practice dari masing-masing wilayah. Dari diskusi tersebut, terlihat semangat pelajar Indonesia untuk mengenalkan budaya dan juga kuliner Indonesia kepada masyarakat Selandia Baru.

"Pelajar Indonesia di Selandia Baru membuktikan bahwa dalam sela-sela kesibukan belajar, mereka bisa menjadi corong utama promosi kebudayaan Indonesia di Selandia Baru," ujar Rosyid.

Tahun lalu, ada dua kegiatan bertajuk Indonesian Night di Wellington dan Invercargill. Dalam kegiatan tersebut, ratusan warga lokal dan internasional datang untuk menyaksikan pertunjukkan budaya Indonesia dan makan makanan Indonesia. Panitia acara tersebut mengungkapkan bahwa diantara makanan-makanan Indonesia yang ada, yang menjadi favorit 'bule' Selandia Baru adalah sate, rendang, nasi kuning, es buah, dan es cendol.

Dari acara diskusi ini, PPI Canterbuty juga melaporkan bahwa mereka telah berhasil melaksanakan pengumpulan dana atau fundraising untuk pembangunan perpustakaan di propinsi NTT.

Persiapan delegasi ke Simposium Internasional PPI Dunia

Dalam sesi terakhir, peserta kongres mendiskusikan tentang persiapan delegasi PPI Selandia Baru untuk datang ke Simposium Internasional PPI Dunia Juli nanti di Warwick, Inggris. Tahun ini, delegasi dari Selandia Baru merupakan perwakilan dari PPI Auckland.

Dalam sesi ini juga dibahas banyak isu tentang apa yang apa yang bisa dibawa dari Selandia Baru ke Simposium Internasional PPI Dunia. Diantara isu dan pengalaman baik dari Selandia baru adalah bagaimana membuat kegiatan budaya yang dapat menarik masyarakat lokal. Selain itu, PPI Selandia Baru juga ingin berbagi ke PPI Dunia tentang bagaimana Selandia Baru bisa mengedepankan niat baik dalam penyelesaian permasalahan publik.

Bertemu Dubes Tantowi

Dalam kongres ini beberapa pejabat KBRI hadir untuk berdiskusi dengan PPI Selandia Baru. Diantaranya adalah Kepala Fungsi Politik Bapak Firdauzie Dwiandika, Kepala Fungsi Penerangan Sosial Budaya dan Pendidikan, Bapak Wanton Saragih dan Atase Pertahanan Bapak Ridha Hermawan.

Di sesi terakhir, PPI Selandia Baru mengadakan temu ramah bersama Dubes Selandia Baru Bapak Tantowi Yahya. Momen ini merupakan momen menarik sebab ini bertepatan dengan kedatangan Tantowi yang hanya 3 hari sebelumnya.

Momen bertemu bersama 'dubes baru' ini dimanfaatkan untuk memberikan gambaran signifikannya peran pelajar Indonesia di Selandia Baru. Karena itu, pelajar juga harapkan dukungan yang optimal dari Dubes Tantowi untuk secara aktif berkomunikasi dan bekerjasama dengan pelajar dalam berbagai kesempatan.

Dalam pesan-pesannya kepada sekitar 50 pelajar yang hadir, Dubes Tantowi menyampaikan bahwa PPI Selandia Baru harus tetap memegang kepercayaan bahwa pemimpin masa mendatang. Selain itu, ia tegaskan, pelajar perlu berterima kasih kepada orang tua dan juga negara sehingga bisa belajar di Selandia Baru.

"Ini agak klise, tapi saya benar-benar yakin kalian semua adalah pemimpin masa depan. Selain itu, jangan lupa berterima kasih, Berterima kasihlah kepada orang tua dan juga negara Indonesia." pesannya.


Sumber: PPI Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini