Saung Iklim: Wadah Petani Tingkatkan Manajemen Pertanian Berbasis Iklim

Saung Iklim: Wadah Petani Tingkatkan Manajemen Pertanian Berbasis Iklim
info gambar utama

Tim iklim Kabupaten Subang menggelar kegiatan Saung iklim pada Kamis (20/04) lalu di Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec Binong, Kabupaten Subang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam interpretasi risiko terkait iklim pada produksi pertanian dan penilaian dampak perubahan iklim di sentra produksi pertanian Kabupaten Subang serta untuk meningkatkan kapasitas petani dalam manajemen pertanian berbasis iklim.

Kegiatan ini dihadiri oleh Tim Iklim IPB yang terdiri dari Dr. Perdinan, Dr. I Putu Santikayasa, Yon Sugiarto, M.Sc dan beberapa asisten Tim iklim, dimana juga melibatkan petani Sentra produksi padi di kecamatan Tambakdahan dan Binong, Penyuluh, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan Dinas pertanian.

Pelatihan lapang saung iklim ini membentuk partisipasi petani beserta penyuluh dalam membentuk diskusi serta latihan pengolahan informasi hujan serta intepretasi tingkat risiko iklim. Selain itu, saung iklim juga dapat mengukur tingkat pengetahuan petani mengenai hujan dan fase tanaman padi, dampak curah hujan pada setiap fase pertumbuhan padi dan kebutuhan air di setiap fase, penentuan tanggal tanam berdasarkan infomasi iklim, faktor iklim dan non iklim penyebab kegagalan panen serta aksi yang sudah petani lakukan untuk menanggulanginya.

Pada sesi penuturan dampak iklim pada pertumbuhan padi, petani mengaku pada fase persiapan dan perawatan lahan petani mengalami kesulitan dalam pengolahan lahan, pada fase penyemaian terjadi beberapa akar yang membusuk, pada fase vegetatif yaitu padi rentan terserang hama penyakit, sedangkan di fase panen, sering ditemukan kualitas gabah yang buruk serta tingkat produksi gabah yang menurun.

“salah satu kesulitan yang petani kita alami pada pengolahan tanah adalah kebutuhan traktor. Sedangkan saat penanaman, kalau kebanyakan air akan banyak terserang hama penyakit sampai fase panen dan pada saat air banyak pada proses pengisian padi maka produksi gabah akan turun dan kualitas gabahnya jelek” ungkap salah satu petani.

Melihat penuturan salah satu petani tersebut, Dr Perdinan selaku Tim IPB mengatakan bahwa Kebutuhan air yang diperlukan petani tidak harus banyak dan tidak perlu air tergenang. “perlu kecukupan air pada setiap fase pertumbuhan padi, kelebihan dan kekurangan penggunaan air dapat berpotensi menurunkan produksi padi. Jika tanah sudah jenuh, maka airnya gak harus tergenang itu tandanya kebutuhan airnya sudah cukup “ ungkap Perdinan


Sumber: Tim Iklim Kabupaten Subang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini