Ini Alasan Logo Siger Khas Lampung Ada di Kemasan Kopi Merek Global

Ini Alasan Logo Siger Khas Lampung Ada di Kemasan Kopi Merek Global
info gambar utama

Pemerintah Provinsi Lampung baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan PT Nestlé Indonesia untuk mempercayakan penggunaan logo siger di kemasan kopi instan NESCAFÉ Classic. Siger adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang juga merupakan simbol khas daerah ini.

100% biji kopi robusta dari petani lokal Lampung digunakan pada seluruh produk NESCAFÉ yang diproduksi di Pabrik Nestlé Panjang, Provinsi Lampung. NESCAFÉ hadir di 180 negara dan di Indonesia diproduksi lokal sejak 1978.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung - Ir. Dessy Desmaniar Romas, MSi dan Direktur Legal & Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia - Debora Tjandrakusuma setelah menandatangani nota kesepakatan antara PT Nestlé Indonesia dan Pemerintah Provinsi Lampung, 4 Mei 2017 di Kebun Percontohan tanaman kopi Nestlé di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Foto:
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung - Ir. Dessy Desmaniar Romas, MSi dan Direktur Legal & Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia - Debora Tjandrakusuma setelah menandatangani nota kesepakatan antara PT Nestlé Indonesia dan Pemerintah Provinsi Lampung, 4 Mei 2017 di Kebun Percontohan tanaman kopi Nestlé di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Foto: PT Nestlé Indonesia

Penggunaan logo siger ini juga merupakan salah satu dari bagian dari kemitraan strategis para petani kopi di Kabutan Tanggamus dan Lampung Barat dengan Nestlé Indonesia sejak 1994. Program ini meliputi pelatihan peremanaan tanaman kopi, budidaya kopi robusta berkelanjutan, peningkatan pemasaran biji kopi, serta akses fasilitas pembiayaan dari bank.

Program ini diharapkan dapat membuka kesempatan bagi para petani kopi lokal untuk bersaing di pasar kopi nasional dan global. “Pada akhirnya dapat turut meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya,” ujar Sustainability Agriculture Development & Procurement Director PT Nestlé Indonesia R. Wisman Djaja.

Petani mitra di Lampung. Foto: PT Nestlé Indonesia
info gambar

Ke depannya akses pembiayaan ini diharapkan dapat berkembang untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian melalui kerjasama dengan pemerintah.

Ada lebih dari 20.000 di Lampung petani yang telah terlibat dengan program kemitraan ini, dan lebih dari 18.000 nya telah mendapat validasi pertanian kopi berkelanjutan, 4C (common Code for Coffee Community).

pembinaan di Sekolah Lapang di Kebun Percontohan Tanaman Kopi Nestlé di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Foto: PT Nestlé Indonesia
info gambar

Salah satu petani kopi mitra Feri Elpison, yang telah menjadi petani kopi secara turun temurun dari keluarga memaparkan, “Berkat pendampingan ini, saya berhasil memproduksi tujuh ton biji kopi dari lima hektar lahan setiap tahun.”

Selain dalam hal kuantitas, petani lokal juga mendapat manfaat dengan peningkatan kualitas panen, akses pemasaran, dan peningkatan kesejahteraan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini