Dua Petinju Indonesia akan Melaju di Kejuaraan Internasional!

Dua Petinju Indonesia akan Melaju di Kejuaraan Internasional!
info gambar utama

Setelah 17 tahun petinju-petinju kelas amatir Indonesia berjuang di kancah internasional, akhirnya tahun ini mereka membawa kabar menggembirakan. Kali ini datangnya dari sasana tinju Indonesia, yang diwakili oleh anak bangsa dari wilayah Indonesia Timur: Simon Makarawe pemuda kelahiran Maluku dan Kornelis Kwangu Langu, anak bangsa asli Sumba, NTT. Keduanya diketahui berhasil lolos pada babak kualifikasi kejuaraan tinju dunia yang akan digelar Agustus mendatang di Hamburg, Jerman.

Babak kualifikasi yang diadakan pada Sabtu (6/5) di Uzbekistan Olympiczy Velodrome, Tashkent ini membawa dua dari lima orang anak bangsa memenangkan Kejuaaraan Tinju Amatir Asia (ASBC Boxing Championship). Tercatat, Simon Makarawe berhasil mengalahkan petinju Nima Dorji dari Bhutan dalam pertandingan kelas Bantam 56 Kg. Sedangkan Kornelis Kwangu Langu berhasil menyabet kemenangan di kelas Layang 49 Kg dengan menundukkan petinju tuan rumah, Zhomart Yerzhan. Ajang ini rupanya juga dipakai sebagai seleksi atau kualifikasi para petinju amatir Asia untuk Kejuaraan Dunia Tinju di Hamburg, Jerman, Agustus mendatang.

Selain Simon dan Kornelis, tiga petinju Indonesia lainnya yang maju sampai tahap seleksi ialah Farrand Papendang (kelas Ringan 60 Kg), Sarohatua Lumban Tobing (kelas Welter 64 Kg), dan Bram Betaubun (kelas Menengah 75 Kg). Namun perjuangan mereka sementara harus terhenti di kejuaraan Uzbekistan ini, karena ketiganya berhasil dikalahkan oleh petinju lain dalam ajang tersebut.

Heac Coach Adi Swandana dan Hermenson Ballo mengapit petinju Farrand Papendang. (dok/victorynews.com)
info gambar

Kejuaraan Dunia AIBA World Boxing Championship yang diadakan di Hamburg, Jerman Agustus mendatang rupanya memang memberi jatah enam petinju terbaik Asia setiap kelas untuk bertanding di arena tersebut. Yang membanggakannya lagi, dari website resminya hanya Indonesia dan Filipina dari negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang berhasil lolos maju ke AIBA World Boxing Championhip dengan jumlah Indonesia dua petinju, dan Filipina tiga petinju.

Pressreader Kompas juga menyebutkan, bahwa perburuan posisi enam besar menjadi penting, karena ini menjadi tiket masuk mengikuti Kejuaraan Dunia di Hamburg nanti. Babak kualifikasi ini rupanya juga baru diadakan tahun ini. Sebelumnya tidak ada babak kualifikasi untuk Kejuaraan Dunia, sehingga setiap negara biasanya mengirim petinju dengan jumlah yang sangat banyak. Seleksi kualifikasi ini selain mempermudah proses penyaringan ternyata juga untuk mencari petinju yang berkualifikasi dalam Kejuaraan Dunia AIBA.

Gairah Baru Setelah Sekian Lama Sepi Prestasi

Kemenangan dua petinju nasional ini tak pelak menjadi kabar yang menggemberikan bagi sasana tinju dalam negeri. Pasalnya, sejak tahun 2000 dunia tinju amatir Indonesia di kancah Internasional selalu sepi prestasi.

Ketua Umum PP Pertina Brigjen Pol Johni Asadoma menyebutkan bahwa prestasi yang dicapai tim tinju Indonesia di Uzbekistan merupakan hal yang menggembirakan. Ia mengatakan, pencapaian ini membangkitkan kembali gairah dunia tinju amatir Indonesia di kancah internasional.

“Ini merupakan prestasi yang menggembirakan. Apalgi untuk lolos ke Kejuaraan Tinju Dunia tersebut cukup berat mengingat AIBA menggunakan sistem kualifikasi,” ujar Johni Asadoma yang merupakan mantan petinju Olimpiade Los Angeles tahun 1984 kepada beritasatu.com.

ilustrasi pertandingan tinju kelas amatir Indonesia (dok/sindojabar.com)
info gambar

Ucapan selamat juga datang dari salah satu pelatih di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) tinju, Hermensen Ballo, yang pernah tercatat empat kali bertarung di Kejuaraan Dunia Tinju.

“Tidak gampang meraih tiket kualifikasi kejuaraan dunia. Perlu kerja keras dan konsentrasi karena semua petinju yang lolos perempat final bagus-bagus. Apalagi hanya enam orang yang akan mewakili benua Asia. Kami gembira dengan pencapaian ini,” ujarnya.

Selain mengucapkan selamat, Hermensen juga menuturkan pendapatnya mengenai altet tinju Indonesia. Menurutnya, petinju Indonesia secara stamina fisik sudah bagus, namun masih tertinggal dari sisi teknik. Petinju Indonesia tidak memiliki pukulan “mematikan” yang mampu menyudahi perlawanan musuh. Padahal dalam pertandingan amatir, pukulan mematikan sangat diperlukan karena pertandingan hanya berlangsung singkat, yaitu tiga ronde. Sehingga pada pertandingan tersebut petinju harus bisa mendominasi lawan sejak ronde pertama.

Meski begitu, kemenangan dua petinju asal Indonesia Timur ini tetap diapresiasi tinggi dan diharapkan mampu menjadi titik balik kebangkitan prestasi tinju amatir Indonesia di kancah Internasional.

“Semoga ini menjadi titik balik kebangkitan prestasi Pertina. Karena masih ada tiga agenda internasional yang bisa kita kejar yaitu Kejuaraan Dunia di Hamburg, ASEAN Games Malaysia, dan Asian Games Jakarta,” tambah Hermensen lagi.

Sekali lagi selamat bagi para pemenang. Sampai bertemu dan berjuang membawa harum Indonesia di Hamburg Jerman, ya!


*

(diolah dari berbagai sumber)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini