Bendera Merah Putih Berkibar di Hakata Dontaku

Bendera Merah Putih Berkibar di Hakata Dontaku
info gambar utama

FUKUOKA, JEPANG.

Kamis, 4 Mei 2017 yang lalu, bendera merah putih terlihat meramaikan parade Hakata Dontaku yang dilaksanakan di sepanjang jalan Tenjin, Fukuoka. Sekitar 60 pelajar dan diaspora Indonesia di Jepang berparade sepanjang 2 km dengan mengenakan berbagai macam kostum adat mulai dari pakaian adat Minang, Makassar, Jawa, Bali, Papua, sampai kostum maskot-maskot kebangsaan seperti Hanoman dan Gatot Kaca. Tidak hanya itu, beberapa warga asli Jepang yang tergabung dalam komunitas Teman Hati pun terlihat berjalan bersama dalam barisan parade Indonesia mengenakan batik dan kebaya.

Chikako Mie, perwakilan Teman Hati, merasa senang atas hubungan baik yang terjalin antara warga Indonesia dan Jepang di Fukuoka yang tampak pada Hakata Dontaku kali ini. "Semua orang senang, dan (acara ini) membuat hati kita terhubung menjadi satu. Saya ingin orang lain juga merasakan hal tersebut," ujarnya.

"Indonesia dan Jepang harus melupakan masa lalu yang kelam dan berteman satu sama lain. Tahun depan (2018) akan ada perayaan 60 tahun penetapan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, saya ingin semua orang berpartisipasi dalam acara tersebut," tambah Chikako Mie lagi.

Parade yang dimulai dari Gofukumachi Intersection sampai Fukuoka City Hall ini memakan waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki dan dimulai sejak pukul 15.00 sampai pukul 17.00 waktu setempat. Setiap tahun, Indonesia selalu berpartisipasi dalam acara ini. Namun demikian, ini adalah tahun keempat Indonesia berdiri sendiri dan mengibarkan bendera merah putih setelah sebelumnya juga berdiri sendiri pada tahun 1999, 2006, dan tahun 2015. Di tahun-tahun yang lain, komunitas Indonesia selalu tergabung dalam barisan FOSA (Fukuoka Overseas Students Association). Tidak hanya Indonesia, tahun ini, Thailand juga terlihat berparade dalam barisan sendiri seperti Indonesia.

Warga Indonesia di Fukuoka berparade di Hakata Dontaku mengenakan pakaian daerah.
info gambar

Hakata Dontaku Port Festival selalu menjadi atraksi yang menarik lebih dari dua juta wisatawan setiap tahunnya. Itulah mengapa Hakata Dontaku menjadi festival terbesar di Jepang selama musim liburan Golden Week. Menurut catatan sejarah, festival ini telah dilaksanakan sejak 830 tahun yang lalu, tepatnya sejak tahun 1179 M untuk merayakan pergantian tahun baru. Sejak saat itu, festival ini selalu dilaksanakan setiap tahun walaupun pada tahun 1924 M pelaksanaannya dibatalkan karena Perang Dunia II. Hakata Dontaku yang semula selalu dilaksanakan di bulan Januari, sejak tahun 1949 dirubah menjadi di bulan Mei untuk memperingati konstitusi pemerintahan yang baru setelah perang usai.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival ini dilaksanakan selama tiga hari di musim liburan Golden Week yang tahun ini jatuh pada tanggal 3, 4, dan 5 Mei 2017. Parade ini diikuti oleh lebih dari 38.000 orang yang tergabung dalam 753 kelompok parade dan penampil. Mereka terdiri dari warga lokal, sekolah-sekolah, perusahaan swasta, marching band, juga warga internasional dengan kostum unik, lagu-lagu dan tarian khas. Kehadiran warga internasional, termasuk Indonesia dalam festival ini, mendukung tema Hakata Dontaku, "Celebrating Japan's diversity" yang beberapa tahun terakhir ini sedang bergaung.

Dengan keterlibatan Indonesia dalam acara ini, Muhammad Ikram selaku Ketua PPI Fukuoka berharap, semoga warga Jepang khususnya Fukuoka bisa lebih mengenal Indonesia dan berbagai macam kebudayaannya.

"Terlebih dengan adanya komite Persahabatan Indonesia-Fukuoka dan juga konsulat kehormatan Indonesia di Fukuoka, semakin bisa mempererat kerjasama antar-kedua negara baik dari bidang kepariwisataan, pendidikan, maupun teknologi," tambahnya.

Pelajar dan warga Indonesia di Fukuoka, beserta warga Jepang yang turut berparade atas nama Indonesia
info gambar

Sumber:
https://www.fukuoka-now.com/en/2017/04/hakata-dontaku/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini