Ribuan Kilometer Rel Kereta Api Peninggalan Belanda di Jawa Bakal Dihidupkan Lagi

Kebutuhan transportasi masal yang terintegrasi mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk berencana memanfaatkan kembali seluruh rel kereta api peninggalan Belanda yang ada di Pulau Jawa dan Madura. Setidaknya total panjang rel yang akan diakfitkan kembali di Pulau Jawa dan Madura mencapai 1.600 kilometer (km) lebih.

Sebagaimana diberitakan detikFinance, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan aktivasi kembali secara bertahap. Bila sesuai rencana induk milik Kemenhub, jalur-jalur rel mati tersebut bisa direaktivasi seluruhnya pada 2030 mendatang.

Beberapa jalur nantinya akan diprioritaskan untuk diaktifkan kembali, seperti jalur Padalarang-Cianjur, Tawang-Tanjung Emas, Semarang Kedungjati-Tuntang, dan juga Rangkasbitung-Labuan.

"Sebenarnya semuanya itu prioritas, artinya karena yang belum diaktifkan kembali itu bagus semuanya. Contoh yang konkret reaktivasi Stasiun Tawang Semarang ke Pelabuhan Tanjung Emas ini cuma 3 kilometer," jelas Prasetyo Jakarta, Senin (15/5/2017).

Aktivasi jalur transportasi berbasis rel ini tidak hanya akan mengembalikan jalur-jalur untuk penumpang, tetapi juga akan mengembalikan jalur-jalur yang menghubungkan antara pelabuhan dan beberapa titik penting. Memang, sejak era kolonial Belanda selain terdapat rel kereta untuk penunmpang juga terdapat jalur menuju pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Priok.

"Jawa banyak Rangkasbitung-Labuan, itu termasuk kan pelabuhan ikan itu Labuan. Coba bayangkan, dari kereta api jalur lintas Utara Jawa ke Tanjung Priok sudah nyambung, ke Tanjung Perak Surabaya juga sudah nyambung, bagaimana kalau Semarang sudah nyambung. Ada lagi nanti ke (Pelabuhan) Cirebon, tanahnya sudah beralih fungsi, karena sudah terlalu lama tidak diaktifkan," kata Prasetyo.