Mendaur Ulang, Menyelamatkan Bumi, Mengulurkan Tangan untuk Para Pemulung Ibukota

Mendaur Ulang, Menyelamatkan Bumi, Mengulurkan Tangan untuk Para Pemulung Ibukota
info gambar utama

Jakarta, persepsi orang Indonesia selalu tentang sebuah kemegahan sebuah ibu kota. Gedung-gedung tinggi dan hilir mudik pekerja kantor. Suasana malam pun tidak jauh berbeda, hilir mudik kendaraan dan dibeberapa sudut terlihat kepadatan lalu lintas. Dari semua imaji menakjubkan itu, tidak banyak yang memahami bahwa ternyata di sisi lain terdapat kenyataan pilu tentang masyarakat yang terpinggirkan.Sebuah kemiskinan kronis yang hanya bisa ditemukan di perkotaan dan mereka harus berjuang hidup bermodalkan sampah dan limbah. Namun kondisi ini berusaha diubah oleh XSProject sebuah insiatif untuk mendaur ulang sampah sekaligus membantu masyarakat miskin.

Retno Hapsari yang merupakan pengurus XSProject mengungkapkan bahwa meski organisasi ini telah diteruskan oleh generasi selanjutnya, pemilik organisasi bukanlah para inisiator. Melainkan para karyawan dan pemulung yang terlibat dalam jaringan.

“Saya, Retno Hapsari bukan pemilik. XSProject itu tidak ada yang memiliki. Yang memiliki adalah anak-anak pemulung, komunitas pemulung di Cirendeu, atau para karyawan di XSProject. Jadi tidak ada yang memiliki,” tegasnya.

XSProject merupakan organisasi yang dimulai sejak tahun 2004 untuk membawa tiga misi penting yang dipercaya mampu membuat keadaan menjadi lebih baik. Yakni kepedulian pada lingkungan, nilai kemanusiaan dan inovasi desain.

Dari poin pertama, lingkungan, Retno berbicara panjang lebar tentang bagaimana XSProject mengemban misi untuk menyelamatkan bumi. Salah satunya dengan membuat satu produk berbahan dasar sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang. Ya, XSProject menggunakan sampah plastik dan juga lembar iklan billbord yang sudah usang dan tidak terpakai lagi. Mereka memanfaatkan semua hal tersebut dengan tujuan mengurangi tumpukan sampah di Jakarta.

“Produk XSProject itu selalu dari bahan yang sudah tidak dimanfaatkan lagi, salah satunya adalah plastik kemasan. Plastik kemasan itu adalah jenis sampah yang tidak diinginkan orang, tidak dipungut oleh pemulung dan tidak dikumpulkan oleh siapapun karena tidak bermanfaat lagi,” tutur Retno.

Jika kembali bicara tentang Jakarta, dan ya sekali lagi, banjir masih menjadi permasalahan utama. Retno mengamini kemungkinan besar bencana ini disebabkan karena sungai-sungai minim penghijauan. Pesisir sungai dijadikan lahan pembangunan rumah, ditambah terisi sampah yang mengambang. Ironisnya, kita mengetahui hal ini dan tak sadar untuk membersihkan sendiri,

“Intinya, kita semua harus menyadari bahwa bumi kita itu semakin rusak. XSProject ingin mengajak dan mengedukasi teman-teman di Indonesia untuk peduli terhadap lingkungan bumi kita,” imbuhnya.

Retno Hapsari mengajak warga sekitar untuk terlibat (Foto: Qlapa.com)
info gambar

Kehidupan Pemulung dari Generasi ke Generasi

Dewasa ini kita tentu mengenal banyak organisasi sosial yang merebak, seperti kepedulian terhadap anak yatim, penanggulangan narkoba, atau anak jalanan. Khusus XSProject, kepedulian mereka tertuju pada kehidupan para pemulung, karena pemulung lah peran utama yang berhubungan langsung dengan lingkungan.

“Pemulung adalah orang pertama yang memilah sampah, lalu dijual,” kata Retno.

Permasalahan utama bagi XSProject yang sudah hampir berdiri selama 15 tahun masih sama, yakni kondisi pemulung. Dari pengalaman Retno, ia berbagai cerita bahwa dari generasi ke generasi kondisi mereka masih tetap saja sama. Sang kakek seorang pemulung, ayahnya juga seorang pemulung, dan ironisnya sang anak masih harus jadi pemulung.

“Artinya? Tidak ada perubahan. Berarti kepedulian terhadap lingkungan dan kehidupan para pemulung itu tidak berubah,” ujar wanita berusia 54 tahun tersebut.

Karena hal inilah XSProject berusaha memastikan setiap pendapatan dari produk yang terjual mengalir ke tangan para pemulung itu sendiri. Memastikan setiap anak-anak pemulung, atau mereka yang tinggal di lingkungan pemulung dapat berkesempatan untuk menempuh pendidikan.

“Kalau saja satu anak bisa sekolah besok, itu sesuatu yang lebih baik. Imagine that. Seorang anak tak perlu lagi menjadi pemulung,” tambah Retno.

Kemasan-kemasan yang dicuci kemudian diolah menjadi produk (Foto: Qlapa.com)
info gambar

Meramu Limbah menjadi Satu Produk yang Fungsional

Dapur XSProject terbilang mungil. Berisi tim finansial, business development, quality control dan 4 orang penjahit professional. Kantor yang seringkali beralihmenjadi ladang workshop dan edukasi tersebut menjadi ‘tempat pembuangan sampah’ plastik para pemulung.

Dari hasil pengumpulan sampah plastik, mereka memberikan penghasilan lebih kepada para pemulung, selain berniat membersihkan sampah di Jakarta. Setelah dibeli sampah tersebut disulap menjadi produk yang tidak mudah rusak dan praktis, seperti di situs produk-produk handmade Qlapa.

Produk XSProject didesain seunik dan sepraktis mungkin dengan harapan dapat berguna bagi para pembeli. Produk jadinya antara lain adalah tote bag, pouch, tas belanja, dan Selain secara online, mereka juga mendistribusikan produknya ke berbagai tempat. Ketika ditanya hasil penjualan mereka, Retno menjawab dengan lirih bahwa ternyata lebih banyak orang asing yang tertarik membeli. Mereka lah yang turut serta membantu anak negeri untuk bisa bersekolah, tidak memulung. Lebih ironis lagi, orang asing lah justru yang banyak membantu program-program yang dimiliki XSProject dengan donasi. Dan ini diakui oleh Retno.

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi GNFI dengan Qlapa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini