Mahasiswa UB Manfaatkan Limbah Biogas Dusun Bendrong Bernilai Ekonomis

Mahasiswa UB Manfaatkan Limbah Biogas Dusun Bendrong Bernilai Ekonomis
info gambar utama

Slurry atau limbah biogas merupakan produk hasil proses pegolahan biogas yang kaya kandungan unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan makhluk hidup. Namun sebagaimana limbah pada umumnya, kurangnya perhatian dan minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah sering menjadi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah harus gencar dikampanyekan agar penanganan limbah khususnya di Indonesia tidak lagi menjadi permasalahan ditengah kehidupan masyarakat.

Melalui program pengabdian masyarakat yang bejudul Oasis (optimalisasi slurry berbasis integrated farming) lima mahasiswa FTP UB, Qoirul Irvandri (TIP 2014), Mohammad Safrizal (TEP 2014), Delia Mulyawati (TIP 2014), Devi Wahyu (TIP 2014) dan Fathillah Nur (TEP 2014) mengolah limbah biogas menjadi bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat Dusun Bendrong Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.

Dusun Bendrong Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang merupakan salah satu dusun yang terkena program sanitasi biogas oleh pemerintah, oleh karena itu terdapat lebih dari 75 instalasi biogas yang saat ini masih aktif digunakan oleh warga Dusun. Dari banyaknya instalasi biogas tersebut mengakibatkan begitu banyaknya limbah slurry biogas yang dihasilkan, yaitu mencapai 400- 600 kg per hari dan hanya sesekali dimanfaatkan oleh warga sebagai pupuk tanaman.

Menurut Qoirul, program Oasis (Optimalisasi slurry berbasis integrated farming) ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi slurry limbah biogas di Dusun tersebut dengan menjadi media utama dalam proses budidaya cacing, budidaya sayuran dan pembuatan pupuk cair sehingga dari proses tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan warga Dusun Bendrong. Dalam penanganan limbah slurry tersebut dilakukan dengan basis integrated farming system, yakni dengan menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan dengan melibatkan remaja masjid sebagai penggeraknya.

Proses pemisahan padatan dan cairan slurry bersama remaja masjid Dusun Bendrong
info gambar

Pada penerapannya, slurry atau limbah biogas diperas untuk memisahkan padatan dan cairan, padatan slurry inilah yang dijadikan media tumbuh cacing. Setelah diperas, padatan slurry kemudian dianginkan untuk menghilangkan gas metana yang masih tersisa karena untuk media tumbuh cacing padatan slurry harus terbebas dari gas metana, cairan yang dihasilkan dari proses pemerasan ditampung untuk dijadikan pupuk cair agar tidak terbuang begitu saja.

Dari proses budidaya cacing selain mendapatkan penghasilan juga menghasilkan kascing (kotoran cacing) yang dapat dijadikan kompos pada budidaya sayuran. Tidak hanya berhenti pada proses budidaya cacing, kelima mahasiswa ini juga membuka mitra antara warga Dusun dengan pembeli untuk memasarkan hasil budidaya cacingnya agar warga Dusun tidak bingung masalah pasar cacing.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
RG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini